Strategi Investasi Saham Menguntungkan dengan Modal Rp 10 juta

Punya uang Rp 10 juta yang menganggur? Apakah bisa mengembangkan modal dengan Rp 10 juta lewat investasi saham? Bisa saja, asal kita tahu strategi investasi saham yang tepat.

Meskipun gaung investasi saham makin kencang, tapi masih banyak juga yang beranggapan bahwa investasi saham memerlukan modal yang sangat besar.

Mungkin minimal harus punya Rp 100 juta! Tapi sebenarnya dengan modal Rp 100 ribu saja sudah bisa membeli saham kok. Namun dengan modal yang lebih banyak, maka peluang keuntungan juga bisa lebih tinggi.

Nah sekarang, jika kita punya uang Rp 10 juta menganggur, bagaimana caranya agar bisa mendapatkan untung dari investasi saham?

Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memutuskan membeli saham dengan uang Rp 10 juta Anda. Yuk simak beberapa tips untuk berinvestasi saham dengan modal Rp 10 juta!

1. Membeli Saham yang Jenis Bisnisnya Anda Pahami

strategi investassi Membeli Saham yang Jenis Bisnisnya Anda Pahami

Penting sekali untuk memilih saham dari bisnis yang kita pahami. Semakin terbatasnya modal investasi, tentunya kita perlu memperkecil berinvestasi berdasarkan duga-duga agar bisa mendapatkan return yang lebih maksimal.

Salah satunya adalah dengan menempatkan modal investasi Rp 10 juta Anda pada emiten saham yang bisnisnya Anda kenal.

Seperti yang di katakan oleh PeterLunch “Know what you own and know why you own it”. Jadi ketika kita membeli sebuah saham, pahami mengapa kita membeli saham tersebut dan memahami bisnis yang di jalankan oleh emiten tersebut.

Ketika kita memahami bisnisnya, kita bisa jadi bisa lebih mengerti bagaimana kualitas produk dan prospek ke depannya serta tidak mudah bimbang dalam berinvestasi. Sehingga ketika market drop cukup dalam, kita tidak panik karena mengetahui apa yang sedang terjadi dan bagaimana prospeknya.

Misalnya Anda lebih mengerti bisnis-bisnis di bidang perbankan, maka pilihlah emiten saham dari sektor keuangan. Anda juga bisa menggunakan pendekatan profesi untuk memilih saham. Maksudnya, Anda bisa memilih saham-saham yang berada dalam circle profesi Anda sehingga bisa lebih paham.

Atau, cara lainnya Anda bisa memperhatikan produk/jasa yang sangat bagus dan bisa memuaskan pelanggannya serta familiar bagi Anda. Biasanya perusahaan-perusahaan seperti itu memiliki prospek profit dan revenue secara jangka panjang.

2. Cari Tahu Kondisi Fundamental Bisnis dari Saham Tersebut

Strategi selanjutnya, setelah kita mengetahui betul bidang emiten saham maka kita juga perlu memahami kondisi fundamental perusahaan.

Saham itu bukan tiket lotre, melainkan part of ownership the business. Maka dari itu sebelum membeli saham, wajib bagi kita untuk lebih memastikan bahwa saham tersebut bisa memberikan imbal hasil terbaik di masa depan.

Hal ini berhubungan dengan apa yang di katakan oleh Warren Buffet, “If you are not willing own a stock for 10 years, don’t even think about owning it for 10 minutes”.

Artinya saham memang merupakan jenis investasi jangka panjang. Jika kita ingin mendapatkan imbal hasil yang maksimal, maka berinventasilah lewat saham. Sebab sebuah perusahaan memerlukan akumulasi keuntungan dari waktu yang cukup lama untuk bisa menghasilkan value yang lebih tinggi.

Nah, inilah mengapa kita perlu mengetahui bagaimana kondisi fundamental perusahaan. Dengan analisis fundamental yang mendalam kita bsia semakin yakin bahwa perusahaan ini masih bertahan hingga 10 tahun mendatang bahkan bisa memberikan imbal hasil yang memuaskan.

3. Berinvestasilah Secara Jangka Panjang

Berinvestasilah Secara Jangka Panjang

Seperti yang telah di singgung pada poin sebelumnya, jika Anda ingin berinvestasi saham maka berinvestasilah secara jangka panjang. Mengapa? Sebab dalam jangka pendek Anda akan menemui banyak sekali kejutan pada investasi di pasar modal khususnya saham.

Namun dalam jangka waktu lebih panjang misalnya 10 tahun, maka value saham bisa lebih di prediksi returnnya jika performa bisnisnya bagus.

Kebanyakan pemula, mengharapkan bisa mendapatkan return dengan cepat. Misalnya hari ini membeli saham ABCD, kemudian berharap minggu depan nilai sahamnya sudah naik. Padahal apapun bisa terjadi dalam pasar saham, termasuk penurunan nilai yang tajam.

Untuk meng-update bagaimana kinerja perusahaan saja membutuhkan waktu 3 bulan, yakni lewat laporan keuangan yang di rilis perusahaan pada tiap kuartal.

Sedangkan, untuk menilai apakah sebuah bisnis bertumbuh atau tidak minimal membutuhkan waktu 1 tahun dengan melihat merilis laporan tahunannya. Semakin lama dan tinggi akumulasi profit sebuah perusahaan maka akan semakin besar juga valuenya.

4. Memilih Saham yang di kelola Oleh Manajemen yang Jujur

Warren Buffet pernah bilang bahwa, “The most important thing is trying to find a business with a wide and long-lasting moat around it.. protecting a terrific economic castle with an honest lost in charge of the castle”. Moat ini merupakan istilah Warren Buffet untuk menggambarkan keunggulan kompetitif pada sebuah bisnis yang melindungi perusahaan dari kompetitor.

Bisnis yang memiliki keunggulan kompetitif berupa manajemen yang jujur akan memberikan kita banyak keuntungan. Hal ini karena membuat para konsumen ingin datang kembali, sehingga lebih aman dan sulit di saingi. Dengan begitu bisnis lebih stabil serta menghasilkan cashflow dan income yang baik secara jangka panjang.

5. Beli Saham di Harga Wajar/ Harga Sedang Murah

strategi investasi Beli Saham di Harga Wajar Harga Sedang Murah

Strategi kelima adalah membeli saham di harga wajar atau kalau bisa saat harganya sedang murah. Warrent Buffet sendiri lebih cenderung membeli saham perusahaan yang bagus di harga yang wajar di bandingkan dengan membeli saham perusahaan yang biasa saja di harga yang cukup menarik.

Nah untuk mengentahui harga saham itu dalam keadaan wajar atau tidak, kita perlu mempelajari valuasi saham. Jadi jika sahamnya masih dalam harga wajar atau murah kita bisa membelinya. Banyak pemula merasa takut saat harga saham turun padahal justru ini kesempatan untuk membeli saham yang sayang untuk di sia-siakan.

Jika Anda masih ingat, pada Maret 2020 lalu harga saham di IHSG turun cukup dalam. Namun berdasarkan historis selama puluhan tahun, IHSG pada akhirnya selalu naik kembali. Itulah mengapa saat harga saham sedang diskon besar-besaran, hal tersbut menjadi kesempatan berbelanja saham untuk keuntungan yang lebih besar di masa mendatang.

6. Tidak Perlu Takut Kehilangan Momen Koreksi Saham

Sebagai investor, wajar jika menanti-nanti momen koreksi saham dimana kita bisa membeli saham di harga yang murah. Namun karena satu hal dan yang lainnya mungkin kita tidak sempat membeli saham pada waktu tersebut.

Sebenarnya Anda tidak perlu panik dan takut kehilangan momen tersebut dan lantas langsung membelanjakan dana investasi karena takut harga saham naik lagi.

Sebab dalam 1 tahun saja sebuah saham pasti mengalami momen-momen koreksi, apalagi dalam wkatu 2-3 tahunan. Beberapa saham yang kualitasnya baguspun seperti BBCA atau saham UNTR misalnya, juga mengalami masa-masa koreksi.

Jika tujuan kita adalah berinvestasi secara jangka panjang (10 tahun-an), telat membeli saham 2-3 tahun tidak akan begitu berdampak.

Karena hasil yang akan kita petik memang jangka panjang. Jadi lebih baik menunggu untuk mendapatkan harga saham yang lebih baik di banding membeli saham di harga yang masih mahal/sedang naik-naiknya.

7. Menyisihkan 10% Dana Investasi Untuk Dry Power (Dana Cadangan)

Menyisihkan 10% Dana Investasi Untuk Dry Power (Dana Cadangan)

Pertanyaan selanjutnya yang mungkin banyak di tanyakan adalah : Lalu bagaimana cara penempatan dana investasi Rp 10.000.000 kita? Apakah langsung saja di belikan pada suatu saham atau bagaimana ya?

Nah, untuk alokasi dana investasi pertama yang perlu kita atur adalah dengan menyisihkan 10% dana investasi untuk dry prowe (dan acadangan).

Dana cadangan ini berfungsi untuk membeli saham jika sewaktu-waktu ada saham bagus yang sedang koreksi. Jika sekarang Anda memiliki uang Rp 10. 000.000, maka sisakan Rp 1.000.000 untuk di tempatkan pada pos dana cadangan investasi.

Membuat dana cadangan ini cukup penting namun biasanya sering terabaikan oleh para investor. Jika ada sisa sedikit dana di RDN, maka rasanya tidak afdol jika tidka menghabiskannya. Justru di sisi lain dana cadangan ini akan bisa sangat bermanfaat jika harga-harga saham sedang jatuh termasuk saham incaran Anda.

Dana cadangan ini bisa Anda tambah setiap bulannya, sehingga ketika ada saham bagus Anda tidak melewatkannya begitu saja.

Anda bisa menempatkan dana cadangan ini pada instrumen reksadana pasar uang misalnya, yang memiliki resiko rendah dengan imbal hasil kurang lebih 5% p.a. Jadi setidaknya IHSG turun atau naik, alokasi dana cadangan investasi Anda masih bisa mendapatkan return 5% per tahun.

8. Menempatkan 50% Dana Investasi pada Saham Bluechip Secara Bertahap

Alokasi dana investasi Rp 10.000.000 lain, dan bisa di bilang yang utama adalah dengan menempatkannya pada saham blutchip sebanyak 50% yakni Rp 5 juta. Dengan Rp 5 juta saja sudah cukup untuk membeli saham bluechip. Saham bluechip setidaknya memiliki kriteria :

  • Kinerjanya bertumbuh secara stabil
  • Memiliki market cap yang besar
  • Sudah berdiri lebih dar 10 tahun dan melewati masa krisis
  • Biasanya rutin membagikan dividen

Ada beberapa contoh saham bluechip yang menarik, misalnya saham BBCA di harga Rp 3 jutaan, BBRI di harga Rp 400 ribuan, ICBP di harga Rp 1 jutaan, TLKM di harga Rp 300 ribuan dll. Kini Anda sudah tahu, dengan dana Rp 5 juta yang Anda miliki, tentunya Anda bisa membeli lebih dari 1 saham.

Sebagai saran saja, pada step ini sebaiknya Anda tidak membeli terlalu banyak saham karena bisa mengacaukan manajemen keuangan Anda. Nah paling tidak pilihlah 2 saham yang paling menarik bagi Anda.

9. Menempatkan 40% Sana Investasi pada Saham Second Liner Secara Bertahap

Strategi Investasi Saham Menguntungkan dengan Modal Rp 10 juta

Bagaimana dengan 40% dana investasi yang belum di belanjakan saham? Nah, untuk 40% dana ini, bisa Anda tempatkan pada saham second liner. Apa itu saham second liner? Berikut adalah kriterianya!

  • Memiliki kinerja saham yang relatif bertumbuh
  • Memiliki market cap dengan ukuran sedang (tidak terlalu kecil)
  • Sudah berdiri selama 10 tahun dan melewati masa krisis (menjadi poin plus)
  • Rutin memberikan dividen yang paling tidka yieldnya setara obligasi

Dengan dana Rp 4 juta, Anda sudah bisa membeli saham second liner yang berkualitas. Beberapa contoh saham second liner seperti BJTM, PTBA, ADMF dll.

Penutup

Sudah mulai terbayang bagaimana akan menempatkan dana Rp 10.000.000 Anda untuk memulai berinvestasi saham? Semoga penjelasan di atas bisa membantu Anda mengelola dana investasi yang terbatas. Strategi diatas bukanlah jaminan bahwa investasi Anda akan sukses, namun sebatas saran dan ide berinvestasi dengan modal Rp 10.000.000. Jadi, selalu pahami resiko berinvestasi sebelum membeli saham.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar