Sejarah Saham Bank Syariah BTPS dan Perkembangannya

Kita sudah sering mendengar ulasan mengenal saham-saham bank konvensional yang cukup baik secara fundamental, paling liquid, atau memiliki market cap yang besar.

Tapi sebenarnya, selain jenis bank konvensional, di Indonesia sendiri juga ada bank syariah yang sudah listing di BEI. Beberapa diantaranya ternyata tidak kalah menarik dari saham bank konvensional.

Bagi Anda yang sedang mencari referensi saham bank syariah, BTPS adalah salah satu saham bank syariah pilihan yang menarik. Banyak orang yang penasaran dengan saham ini karena kinerjanya yang cukup fenomenal setelah 1 tahun pasca IPO.

BTPS adalah kode saham dari PT BTPN Syariah Tbk yang merupakan salah satu anak usaha dari PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan masuk dalam SMBC Group. Bank syariah yang dulunya bernama PT Bank Sahabat Purba Danarta ini, memang termasuk bank yang belum terlalu lama berdiri dan listing di BEI.

Namun ternyata saham BTPS berhasil menjadi salah satu saham paling liquid di BEI pada tahun ini dan masuk index saham LQ45. Selain itu, market cap BTPS bisa di katakan cukup besar, dimana per-21 agustus 2020 mencapai Rp. 29, 81 Triliun.

Ingin tahu bagaimana sejarah dan perkembangan saham BTPS hingga saat ini? Supaya kita memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai entitas perusahaannya, mari kita ulas, mulai dari profil perusahaannya terlebih dahulu!

Profil Perusahaan

Profil dan sejarah bank BTPN Syariah

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk merupakan salah satu perbankan syariah swasta terbesar di Indonesia. PT BTPN Syariah Tbk memiliki kantor pusat yang berlokasi di Menara BTPN Lantai 12, CBD Mega Kuningan, Jl. DR. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. 5.5 – 5.6, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Bank syariah yang memiliki slogan #bankirpemberdaya ini memiliki fokus dalam memberdayakan keluarga kurang mampu (pra sejahtera produktif) di Indonesia dengan berbagai program pemberdayaan keluarga.

Hal inilah yang menjadikannya unik. Bisa di bilang bahwa Bank ini menyasar segmen mikro. Jika kita menelisik pada konsep-konsep bank, BTPN syariah mungkin mirip dengan kosep grameen bank dengan sistem yang profesional.

Baca juga : Review BNI Sekuritas Online Trading, BIONS

Secara umum, bidang usaha BTPN Syariah terbagi menjadi 2 yakni funding dan financing. Apa saja bidang usaha yang di maksud?

Funding (Simpanan) terdiri dari :

  • Tepat Tabungan
  • Tepat Deposito
  • Tabungan Platinum
  • Tabungan Rencana
  • Rekening Tabungan Jamaah Haji
  • Tepat Giro
  • Tepat Tabungan Syariah
  • Tabungan Syariah Agen

Financial (Pembiayaan) :

  • Tepat Pembiayaan Syariah – Kelompok
  • Tepat Pembiayaan Modal Kerja Syariah

Saat ini, Bank BTPN Syariah memiliki Nasabah dengan kategori sejahtera sebanyak 20.000.

Nasabah sejahtera ini adalah orang-orang yang memiliki produk simpanan di BTPN Syariah. Kemudian dana simpanan ini di salurkan kepada Nasabah 5.000.000 Pra-Sejahtera (yang aktif sekitar 3 juta) sebagai pinjaman.

Perlu Anda ketahui bahwa BTPN Syariah memang hanya memiliki 25 cabang dan 41 Kantor Fungsional Operasional di seluruh Indonesia.

Baca juga : 45 Saham LQ45 Tahun 2020 Lengkap dan Terbaru

Tapi BTPN Syariah menggunakan sistem jemput bola. Dimana sekitar 12.000 karyawan BTPN Syariah turun ke lapangan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat.

Sejarah BTPS

Bank BTPN Syariah memang baru resmi di dirikan pada tahun 2014. Tapi sebenarnya cikal bakal bank ini sudah di bangun 29 tahun yang lalu dengan nama PT Bank Sahabat Purba Danarta.

PT Bank Sahabat Purba Danarta di dirikan pada 7 Maret 1991, dimana sebanyak 95,31% sahamnya di miliki oleh Grup Triputra.

Akhirnya pada tahun 2014, Bank Sahabat Purba Danarta di akuisisi oleh BTPN dan berubah menjadi bank yang berbasis prinsip syariah yakni PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah.

IPO dan Listing di BEI

Bank BTPN Syariah merupakan bank syariah ke-2 yang listing di Bursa Efek Indonesia. Bank ini melakukan IPO pada tanggal 25 April 2018 yang lalu setelah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK. Saat itu BTPS menawarkan 770.370.000 sahamnya kepada masyarakat dengan nominal Rp. 975 / lembar saham.

Dalam waktu kurang lebih 2 minggu setelahnya yakni 8 Mei 2018, barulah BTPS mencatatkan sahamnya di BEI senilai Rp. 975/ lembar saham.

Ini berarti saham BTPS baru 2 tahun melantai di BEI, namun pertumbuhan sahamnya bisa dikatakan cukup menarik. Hal kita akan membahas hal tersebut lebih dalam pada poin fundamental dan perkembangan BTPS.

Historis Pencatatan Saham

TanggalTindakan KorporasiSaham
8 Mei 2018Saham Perdana Rp. 975/ lembar saham770.370.000
8 Mei 2018Pencatatan Saham Pendiri 6.856.293.000

Fundamental BTPS

Fundamental BTPS

Saham BTPS melonjak drastis sejak IPO pada 2018 lalu. Enam bulan pasca listing di BEI (November 2018), harga saham BTPS sudah naik 320%.

Anda mungkin tertarik dengan keuntungan yang di peroleh sebagian investor BTPS yang membeli sahamnya sejak IPO hingga tahun 2019 lalu yang bisa mendapatkan keuntungan lebih dari 300%.

Namun sebagai calon investor, kita perlu mengenali emiten yang menerbitkan sahamnya secara lebih dalam, karena apapun bisa terjadi dalam dunia investasi.

Walaupun saham yang Anda incar mengalami pertumbuhan yang signifikan secara cepat. Lalu sebenarnya, bagaimana kinerja bank ini? Mari kita perhatikan aspek fundamentalnya!

1. Aset, Hutang dan Modal

Berbicara mengenai posisi keuangannya, jumlah aset BTPS tiap tahunnya terus meningkat secara signifikan setiap tahunnya secara konsisten. Selama 5 tahun terakhir, jumlah aset BTPS yang awalnya (2015) berjumlah Rp. 5 Triliun-an,naik menjadi Rp. 15,38 Triliun (2019).

Selain itu, modalnya pun selalu naik lebih dari 25% tiap tahunnya. Anda bisa melihat data selengkapnya mengenaikmelalui tabel di bawah ini!

TahunAset
(Rupiah)
Hutang
(Rupiah)
Modal
(Rupiah)
201915,38 T
(+ 27,77%)
9,99 T
(+ 24,21%)
5,39 T
(+ 34,94%)
201812,04 T
(+ 31,48%)
8,04 T
(+ 16,52%)
4,00 T
(+ 77,28%)
20179,16 T
(+ 25,03%)
6,90 T
(+ 20,44%)
2,25 T
(+ 41,56%)
20167,32 T
(+ 40,94%)
5,73 T
(+ 42,10%)
1,59 T
(+ 36,89%)
20155,20 T
 –
4,03 T
 –
1,16 T
 –

2. Pendapatan dan Laba Bersih

Lalu kita masuk pada laba-rugi BTPS. Ternyata dari sisi pendapatan dan laba bersihnya pun selalu naik secara konsisten dari tahun ke tahun.

Dari tahun 2015 dimana pendapatan BTPS hanya Rp. 1,56 Triliun saja, kemudian berkembang menjadi Rp. 4,13 Triliun pada tahun tahun 2019.

Begitupun dengan laba bersihnya, pada tahun 2015 BTPS hanya menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 169,21 Milyar saja, namun pada tahun 2019 sudah bisa mencapai Rp. 1,4 Triliun.

Penasaran seberapa besar pertumbuhannya? Coba simak data berikut!

TahunPendapatan
(Rupiah)
Laba Bersih
(Rupiah)
20194, 13 T1,40 T
(+ 44,99%)
20183,44 T965,31 M
(+ 44,04%)
20172,9 T670,18 M
(+ 62,47%)
20162,22 T412,50 M
(+ 143,78%)
20151,56 T169,21 M
 –

3. Arus Kas Operasi, Pembiayaan dan Investasi

TahunOperasiPembiayaanInvestasi
2019524,45 M
(- 22,50%)
-9,76 M
(- 101,33%)
-1,49 T
(- 269,67%)
2018676,72 M
(+ 82,53%)
735,02 M
(+ 141,01%)
-402,68 M
(- 166,83%)
2017370,74 M
(- 47,36%)
304,98 M
(+ 30,17%)
-150,91 M
(- 34,14%)
2016704,35 M
(+ 188,17%)
234,30 M
(+ 46,44%)
-112,51 M
(+ 10,36%)
2015244,42 M
 –
160,00 M
 –
-125,51 M
 –

4. LDR (Loan Deposit Ratio)

Pada emiten perbankan, kita juga perlu melihat bagaimana kondisi kredit macet atau LDR (Loan Deposit Ratio).

LDR ini akan menggambarkan liquiditas dari bank. BTPN Syariah memang tidak menyebutkan angka LDR pada laporan public expose-nya.

Oleh karena itu, kita bisa menggambarkan sendiri dengan cara membagi total financing dengan total third party funds (total dana pihak ketiga).

PeriodeFinancingTotal Third Party Funds
September 20198, 9069,025
Juni 20198,5448,883
Maret 20197,5077,817

Kita coba ambil dari data terakhir yakni September 2019 di atas. Hasilnya, kita akan menembukan angka 0,98. Hal ini berarti bahwa BTPN Syariah sudah melemparkan 98% dana simpanan dari masyarakat kedalam bentuk kredit. Sehingga sekitar 1-2% saja dana yang belum tersalurkan.

Baca juga : 11 saham blue chip terbaik Indonesia

Sebenarnya jumlah 98% ini cukup mengkhawatirkan, karena masyarakat bisa saja mengambil dananyasewaktu-waktu sementara kredit belum kembali. Biasanya untuk memenuhi kebutuhan liquiditas bank, biasanya bank mengeluarkan surat berharga (obligasi/surat hutang) atau meminjam dari bank lain dsb.

5. NPF (Non-Performing Financing)

Selanjutnya hal yang kita juga perlu memperhatikan NPL. Namun bank syariah biasanya tidak menggunakan kata Loan namu Financing. Hal ini masih berhubungan dengan kredit macet.

Dalam laporan keuangan BTPS, ada NPF Gross dan NPF Nett. Perbedaannya NPF Nett hanya memperhitungkan cicilan yang sama sekali tidak masuk lagi.

Sementara NPF Gross memperhitungkan nasbah yang telat membayar kredit tapi masih mengangsur. Berdasarkan laporan keuangannya NPF Gross BTPS per 2019 kemarin adalah 1,3% sementara NPF Nett nya masih 0%. Angka ini tergolong sangat sehat.

Perkembangan BTPS

Perkembangan BTPS

Daftar Pemegang Saham BTPS

Hingga saat ini,saham BTPS yang beredar di masyarakat sekitar 30%. Cukup besar ya? Data kepemilikan saham BTPS selengkapnya dapat Anda lihat melalui tabel berikut!

NoNamaJenis SahamJumlah
(Lembar)
Persentase
1PT Bank BTPN TbkLebih dari 5%5.392.590.00070 %
2MayarakatKurang dari 5%2.308.610.000
29,97 %
3Saham TreasurySaham Treasury2.500.0000,03 %

Pergerakan Harga Saham

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, jika harga saham BTPS sempat melonjak tinggi hingga lebih dari 300% pasca IPO.

Namun ternyata saham ini juga tidak lepas dari dampak ekonomi dari wabah covid 19 di bursa efek Indonesia. Jika anda ingin membeli saham BTPS, mungkin Anda juga bertanya berapa harganya saat ini?

Saham BTPS pernah mencapai harga tertingginya pada 24 Januari 2020 lalu yakni senilai Rp. 4.890 /lembar saham dari harga awal (IPO) Rp. 975/ lembar saham.

Pada saat isu pandemik masuk ke Indoneisa, saham BTPS sempat turun ke angka tertendahnya yakni Rp. 1.805 /lembar saham (3 April 2020). Lalu bagaimana dengan saat ini?

Baca juga : Sejarah dan Perkembangan Saham BBNI dari Awal Hingga Sekarang

Berikut adalah pergerakan harga saham BTPS selama 1 bulan terakhir (23 Juli-19 Agustus 2020)!

pergerakan harga saham BPTS

Penutup

Dari ulasan mengenai emiten BTPS diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa BTPS memiliki pertumbuhan yang sangat bagus. Namun hal perlu kita garis bawahi yakni mengenai indikator LDR nya.

Jika LDR bisa turun ke angka 90 saja, hal tersebut merupakan pertanda baik. Bagi Anda yang berminat membeli saham BTPS, Anda perlu terus meng-update perkembangannya.

Setelah membaca mengenai sejarah dan perkembangan BTPS di atas, apakah Anda semakin tertarik dengan saham BTPS? Semoga informasi di atas dapat menambah wawasan Anda tentang emiten perbankan syariah yang satu ini.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.