INDF adalah saham milik PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF merupakan salah satu saham blue chip di sektor consumer goods yang paling liquid di BEI. Saham di sektor consumer goods biasanya memang menjadi pilihan saham yang dipilih banyak investor untuk berinvestasi jangka panjang.
Apakah Anda termasuk salah satu orang yang tertarik membeli saham INDF? Sebelum memutuskannya, ada baiknya Anda mengenal lebih dalam mengenai sejarah dan juga perkembangan INDF hingga kini. Untuk itu, mari kita bahas hal-hal yang cukup penting untuk mengenal dan mempelajari saham INDF ini!
Profil Singkat INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki kantor pusat di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lt. 27, Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78 Jakarta. Sedangkan induk usaha terakhirnya adalah First Pacific Company Limited (FP), yang berada di Hong Kong. First Pacific Company Limited adalah sebuah perusahaan investasi yang di kelola oleh Antoni Salim.
Di BEI, INDF termasuk kedalam indeks saham IDX30, LQ45,JII, ISSI dan juga emiten syariah. Sejak pendiriannya hingga kini, INDF sudah banyak berkembang sehingga menjadi perusahaan raksasa yang mengekspor bahan makanannya ke berbagai negara dan tentunya menjadi salah satu market leader di bidangnya. Sehingga tak heran jika saham INDF menjadi salah satu saham favorit yang di koleksi banyak investor. Beberapa brand produk INDF yang telah di kenal masyarakat luas seperti :
- Indomie
- Popo mie
- Chitato
- Lays
- Cheetos
- Maggi
- Indofood racik
- Promina Sun
- Tepung cakra kembar
- Segitiga biru
- Minyak Bimoli
- dll
Sejarah INDF
PT Indofood Sukses Makmur Tbk di dirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Lalu kemudian pada 5 Februari 1994 berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Namun sebenarnya bisnis Bogasarinya telah dimulai sejak tahun 1969.
Listing Saham INDF di BEI
DItahun yang sama dengan tahun pendiriannya yakni tahun 1994 INDF melakukan IPO atau penawaran umum saham perdana setelah mendapatkan penyataan efektif dari Bapepam-LK. Waktu itu saham yang di tawarkan kepada masyarakat luas adalah sebanyak 21.000.000 dengan harga Rp. 1000/lembar saham.
Kemudian untuk pertama kalinya PT. Indofood Sukses Makmur listing di BEI pada 14 Juli 1994. Harga penawaran saham INDF waktu itu adalah Rp. 6200/lembar saham. Sehingga sampai saat ini berarti INDF sudah melantai di Bursa Efek Indonesia selama 26 tahun. Anda dapat melihat histois pencatatan saham pda poin selanjutnya!
Historis Pencatatan Saham
Tanggal | Tindakan Korporasi | Saham |
14 Juli 1994 | Saham Perdana @ Rp6.200 | 21.000.000 |
14 Juli 1994 | Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) | 742.000.000 |
12 Agustus 1996 | Pemecahan Saham (Stock Split) | 763.000.000 |
24 April 1997 | Penawaran Terbatas (Right Issue I ) | 305.200.000 |
29 September 2000 | Pemecahan Saham (Stock Split) | 7.324..800.000 |
7 Mei 2002-24 Mei 2004 | Konversi ESOP I, II & III (2002 s/d 2004) | 288.189.000 |
28 Oktober 2008 | Pembelian Kembali Saham (Buy Back) | -663.762.500 |
Akuisisi Perusahaan Lain dan Listing Anak Usaha di BEI
Kemudian pada tahun 1997 INDF mengakuisisi beberapa bisnis agribisnis dan perkebunan. Disinilah INDF mulai mengembangkan sayap di bidang lain karena pada 2007, INDF juga mengakuisisi perusahaan perkebunan London Sumatera.
Kemudian pada tahun 2010 INDF melakukan pencatatan saham anak usahanya dari divisi grup Consumer Based Product (ICBP) di BEI. Awalnya ICBP di tunjuk untuk fokus memproduksi mie saja. Sebab seperti yang kita tahu bisnis mie di Indonesia sangat kuat sekali. Namun seiring berkembangnya waktu, kini ICBC juga memproduksi brand-brand dari jenis kebutuhan konsumsi lainnya.
Sehingga dari sini dapat kita ketahui bahwa INDF termasuk perusahaan holding dan kinerjanya adalah rata-rata perusahaan dibawahnya. Lalu bagaimana dengan aspek fundamentalnya? Sebab ada anak perusahaan INDF yang sudah listing di BEI. Mari kita bahas satu persau-satu.
Fundamental INDF
1. Penjualan, Laba Bersih & Net Profit Margin
Laporan keuangan INDF cukup menarik. Dalam 10 tahun terakhir yakni 2010-2019, hasil penjualan INDF cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Namun, jika dilihat dari laba bersihnya, INDF tercarat mengalami 3 kali penurunan yakni dari tahun 2012 ke 2013, kemudian tahun 2014 ke 2015 dan juga tahun 2018 ke tahun 2018 yang lalu.
Walaupun demikian, CAGR-nya masih bisa di katakan cukup baik yakni 7,17% selam 10 tahun. Berikut data penjualan, laba bersih dan net profit margin INDF yang bisa aNda cermati kembali.
Tahun | Penjualan (triliun Rupiah) | Laba Bersih (triliun Rupiah) | Net Profit Margin |
2019 | 76,593 | 5,903 | 7,71% |
2018 | 73,395 | 4,692 | 6,76% |
2017 | 70,187 | 5,145 | 7,33% |
2016 | 66,750 | 5,267 | 7,89% |
2015 | 64,062 | 3,710 | 5,79% |
2014 | 63,594 | 5,146 | 8,09% |
2013 | 57,732 | 3,417 | 5,92% |
2012 | 50,059 | 4,779 | 9,55% |
2011 | 45,332 | 4,892 | 10,79% |
2010 | 38,403 | 2,953 | 7,69% |
2. Arus kas
Arus kas INDF juga cukup menarik, karena selama 10 tahun terakhir arus kas INDF tercatat cukup sehat. Jika Anda belum begitu familiar dengan konsep arus kas dalam laporan keuangan, semoga penjelasan berikut dapat memberi gambaran untuk Anda.
Arus kas di bagi 3, yakni arus kas operasional arus kas investasi, dan arus kas pendanaan. Arus kas operasional adalah sebuah laporan yang menilai masuknya kas baik itu pembayaran, cek atau lainnya (real kas) kedalam perusahaan, lalu di kurangi dikurangi pembayaran yang wajib di bayarkan kepada pihak lain.
Sedangkan arus kas investasi adalah data arus kas untuk keperluan investasi baik itu keperluan untuk membeli aset tetap seperti properti, mesin untuk usaha operasional perusahaan. Berikut adalah data arus kas INDF selama 2010-2019.
Tahun | Operasional (milyar Rupiah) | Investasi (milyar Rupiah) |
2019 | 13,244 | -584 |
2018 | 5,936 | -11,224 |
2017 | 6,508 | -6,058 |
2016 | 7,176 | -849 |
2015 | 4,214 | -5,666 |
2014 | 9,269 | – 10,163 |
2013 | 6,929 | -14,402 |
2012 | 7,407 | -5,078 |
2011 | 4,969 | -3,098 |
2010 | 6,910 | 2,090 |
3. Aset, Liabilitas, dan Ekuitas
Selain laporan laba rugi dan juga arus kas, posisi keuangan perusahaan juga perlu di cermati sebelum membeli saham tertentu. Berikut adalah data aset, liabilitas dan juga ejuitas INDF dari tahun 2017 sampai dengan 2019!
Tahun | Aset | Liabilitas | Ekuitas |
2019 | 96,199 | 41,996 | 54,202 |
2018 | 96,537 | 46,620 | 49,916 |
2017 | 88,400 | 41,296 | 44,335 |
Perkembangan Perusahaan
Daftar Pemegang Saham
No | Nama | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | FIRST PACIFIC INVESTMENT MANAGEMENT LTD | Lebih dari 5% | 4.396.103.450 | 50,07 % |
2 | Masyarakat | Kurang dari 5% | 4.382.943.030 | 49,91 % |
3 | Anthoni Salim | Kurang dari 5% | 1.329.770 | 0,02 % |
4 | Franciscus Welirang | Kurang dari 5% | 250 | 0 % |
5 | Taufik Wiraatmadja | Kurang dari 5% | 50.000 | 0 % |
6 | Anthoni Salim | Direksi | 1.329.770 | 0,02 % |
7 | Taufik Wiraatmadja | Direksi | 50.000 | 0 % |
Anak Perusahaan INDF
Ternyata, PT Indofood Sukses Makmur Tbk bukan hanya memproduksi produk-produk kebutuhan konsumsi. Seiring berkembangnya waktu dan kinerja perusahaan, kini PT Indofood Sukses Makmur Tbk juga berkembang di bidang agribisnis, pengemasan, perkapalan, investasi dan distribusi. Bahkan beberapa diantaranya juga sudah menjadi perusahaan terbuka (go public) dan listing di BEI.
Berikut adalah daftar anak usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk!
Produk Konsumen Bermerek
Nama Perusahaan | Jenis | Asset Total | Persentase |
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) | Produksi mie, bumbu penyedap, produk makanan kuliner, biskuit, nutrisi dan makanan khusus | 28.901.000 | 80,5 % |
PT Bogasari Flour Mills | Penggilingan tepung | 0 | 100% |
PT Bogasari Pangan Makmur | Industri dan perdagangan | 0 | 100% |
PT Bogasari Sentra Flour Mills | Penggilingan tepung | 16.000 | 100% |
PT Mandiri Pangan Makmur | Industri dan perdagangan | 0 | 100% |
PT Mileva Makmur Mandiri | Produksi makanan dari susu | 12.000 | 100 % |
PT Saripangan Mandiri Sejahtera | Penggilingan tepung | 1.000 | 100 % |
Agribisnis
Nama Perusahaan | Jenis | Asset Total | Persentase |
China Minzhong Food Corporation | Industri pengolahan sayuran | 14.360.000 | 82,9 % |
China Minzhong Food Corporation Limited | Pengolahan sayur | 15.886.000 | 83 % |
PT Argha Giri Perkasa | Produksi kopra dan pengolahan minyak kelapa | 8.000 | 80 % |
PT Arthanugraha Mandiri | Produksi kopi | 4.000 | 100 % |
PT. Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) | Produsen serta produsen produk dari minyak dan lemak nabati | – | – |
Pengemasan, Perkapalan, Investasi dan Distribusi
Nama Perusahaan | Jenis | Asset Total | Persentase |
PT Inti Abadi Kemasindo | Produksi bahan kemasan | 231.000 | 100% |
Pacsari Pte. Ltd. | Pelayaran | 1.384.000 | 100 % |
Indofood Singapore Holdings Pte.Ltd. | Investasi | 379.000 | 83,8 % |
Ocean 21 Holdings Pte. Ltd. | Investasi | 1.963.000 | 100 % |
PT Bina Makna Indopratama | Investasi | 34.000 | 100 % |
PT Indomarco Adi Prima | Distribusi | 4.396.000 | 100 % |
PT Indobahtera Era Sejahtera | Pelayaran | 0 | 100% |
PT Putri Daya Usahatama | Distribusi | 504.000 | 65 % |
PT Pelayaran Tahta Bahtera | Pelayaran | 60.000 | 90,9 % |
PT Prima Intipangan Sejati | Jasa investasi dan manajemen | 26.000 | 100 % |
Witty East Holdings Limited | Investasi | 0 | 100% |
Kinerja Saham
Selanjutnya mari kita lihat kinerja saham INDF selama 2011 hingga April 2020 kemarin. Ternyata saham INDF naik 64,71% selama 10 tahun (2011-2020). Sehingga jika pada 2011 lalu Anda berinvestasi sebesar Rp. 100 juta, maka pada April 2020 investasi Anda sudah menjadi Rp. 164 juta.
Selama 10 tahun itu pula INDF telah membagikan dividen total sebanyak Rp.1.824 per saham. Angka ini termasuk cukup besar. Sebelumnya,telah di singgung mengenai saham ICBP yang merupakan anak usaha Indofood. Nah dividen ini adalah hasil dari pembagian saham ICBP kepada INDF.
Jadi ini merupakan double deviden. Namun perlu Anda ketahui, sebagai pemegang saham, jika kita mendapat double dividen maka pajak yang harus di setor oleh investor juga double. Sehingga jika di tambah dengan dividennya, jumlah investasi Rp.100 juta pada tahun 2011 lalu, kini berjumlah Rp. 212,39 juta (naik 112,4%).
Pergerakan Harga Saham
Banyak saham blue chip yang mengalami penurunan harga yang cukup tajam karena di terpa isu wabah corona beberapa bulan lalu. LAlu bagaimana dengan saham INDF? Berikut adalah pergerakan harga saham 1 bulan terakhir yakni tanggal 11 Mei-11 Juni 2020!
Penutup
Demikian ulasan mengenai sejarah dan juga perkembangan saham INDF. Data-data yang di sajikan dalam artikel ini tidak mencerminkan kinerja atau hasil saham INDF di masa depan. Namun dengan mengenali saham lebih teliti Anda dapat menjadikannya sebagai bahan analisauntuk mendapatkan saham terbaik sesuai kebutuhan Anda. Semoga informasi ini bermanfaat dan selamat berinvestasi!
Baca juga: