4 Kesalahan Investor Saham Pemula yang Harus di Hindari

Investasi saham menjadi salah satu investasi yang saat di gandrungi bukan hanya oleh bapak-bapak dan generasi tua. Namun para milenial dan perempuan banyak juga yang sudah terjun dalam investasi saham.

Sayangnya, terkadang semangat investasi ini tidak di iringi dengan persiapan yang matang sehingga banyak kesalahan yang di lakukan investor pemula terutama pada masa awal berinvestasi.

Beberapa kesalahan di bawah ini sering dilakukan tanpa sadar oleh para investor pemula. Akhirnya bukan hanya rugi, tapi karena pengalaman serta pengetahuan berinvestasi juga minim para investor pemula jadi kapok berinvestasi.

Padahal investasi saham sebenarnya sangat potensial untuk di jadikan koleksi portofolio investasi secara jangka panjang. Jika Anda juga ingin menjadi investor saham sebaiknya hindari 4 kesalahan investor pemula ini!

1. Tidak Punya Tujuan dan Rencana Keuangan

goals

Jika kita berbicara tentang investasi saham, maka kita sama dengan sedang membicarakan uang. Nah, kesalahan mendasar yang sering terjadi pada investor saham pemula juga berhubungan dengan uang.

Banyak investor saham pemula yang bahkan tidak tahu untuk apa uangnya digunakan (tujuan keuangannya) dan bagaimana cara menggunakan uangnya sendiri.

Akibatnya, terkadang ketika harga saham turun investor menjadi panik dan menarik seluruh dana investasinya dan mengalami kerugian karena harga jual sahamnya lebih rendah.

Padahal selama sahamnya tidak di ambil investor tidak bisa di katakan rugi tinggal menunggu nilai sahamnya naik kembali. Inilah efek dari tidak punya financial planning yang baik.

Jika sebaliknya investor akan tetap tenang karena dananya tidak akan di gunakan pada saat itu juga dan nilai saham tersebut lama-lama juga akan naik lagi.

Jadi sebelum berinvestasi saham, pastikan bahwa Anda memiliki financial planning yang baik. Pastikan juga Anda mengetahui investasi saham ini, dilakukan untuk tujuan keuangan yang mana.

Karena seperti yang telah di sebutkan sebelumnya, pergerakan harga saham sangat fluktuatif, sehingga cocok untuk di gunakan untuk tujuan keuangan jangka panjang. Sehingga arahkan investasi saham Anda untuk tujuan keuangan jangka panjang.

Misalnya, Anda bisa mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri seperti :

  • “Dalam 5 tahun ke depan, hal apa yang membuat saya membutuhkan uang dengan jumlah Rp. 100 juta?”
  • “Saya ingin mempunyai uang untuk DP rumah sejumlah Rp. 100 juta dalam 5 tahun kedepan, dari mana saya bisa mendapatkan uang tersebut? Apakah dari bisnis, bekerja, pinjam investasi properti, investasi saham?
  • “Apakah dengan investasi saham bisa membantu saya meraihnya?”

Setelah mengajukan beberapa pertanyaan seperti di atas, maka barulah Anda bisa memilih investasi saham karena memiliki tujuan jangka panjang.

Karena investasi saham adalah jenis instrumen yang cocok untuk meraih tujuan keuangan jangka panjang Anda selama 5 tahun yakni memiliki dana untuk DP rumah .

2. Berinvestasi Saham Tidak Menggunakan Uang Dingin

Berinvestasi Saham Tidak Menggunakan Uang Dingin

Kesalahan investor saham pemula yang kedua masih berkaitan dengan ketidak siapan financial planning yaitu berinvestasi saham menggunakan “uang yang tidak aman”, berasal dari pinjaman, uang kebutuhan rutin dan semacamnya.

Padahal ini sangat beresiko tinggi. Jika ini masih terjadi pada Anda, maka kemungkinan Anda belum punya financial planning yang baik.

Untuk berinvestasi saham, sebaiknya pastikan bahwa uang yang Anda gunakan adalah “uang dingin” atau uang yang tidak memiliki urgensitas untuk di gunakan dalam jangka waktu dekat atau uang yang menganggur.

Karena investasi dananya memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang. Sama halnya dengan pos keuangan yang lain, misalnya dana darurat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang darurat.

Jika kita tidak punya financial planning yang baik, bisa-bisa kita menjual investasi saham saat dalam keadaan darurat karena tidak punya persiapan dana darurat. Disisi lain, jika harga saham sedang turun saat itu maka sudah positif Anda akan mengalami kerugian. Contohnya saja pada saat Januari 2020 yang lalu IHSG sedang tinggi-tingginya, lalu kita membeli saham.

Ketika kita tidak mempunyai tujuan investasi, pada saat bulan Maret 2020 IHSG terjun bebas maka kecenderungannya akan menarik semua investasi yang di miliki karena perlu digunakan dalam waktu dekat.

Kita pasti akan stres, karena membeli saham di harga mahal dan menjualnya di harga yang sangat rendah. Padahal sekarang (Desember 2020), IHSG juga sudah mulai pulih kembali.

Baca juga : Review Ajaib Sekuritas Asia, Aplikasi Investasi Saham Untuk Pemula

Jadi niat untuk berinvestasi memang bagus, tapi pastikan bahwa Anda menggunakan “uang dingin” milik Anda sendiri untuk berinvestasi saham.

3. Menunda-nunda Dalam Memulai Investasi

mulai berinvestasi jangan menunda-nunda

Berbeda dengan kedua kesalahan yang telah di jelaskan sebelumnya, kesalahan selanjutnya yang masih sering di lakukan oleh investor saham pemula adalah menunda-nunda dalam memulai investasi.

Untuk hal ini, calon investor saham bukannya belum memiliki financial planning yang cukup baik. Tapi lebih karena takut duluan dengan fluktuasi nilai saham dan akhirnya kurang punya dorongan untuk belajar tentang saham.

Pergerakan harga saham memang fluktuatif, tapi jika kita melihat trend investasi saham di manapun nilai saham akan cenderung naik. Ada pepatah cina yang mengatakan bahwa waktu terbaik untuk menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu.

Dan waktu kedua terbaik untuk menanam pohon adalah sekarang. Hal ini berlaku pula pada investasi saham. Jika kita menunda-nunda berinvestasi, maka pada waktu orang-orang sudah bisa memetik buah dari investasinya 10 atau 15 tahun kemudian, kita malah hanya bisa menyesal.

Misalnya saja pada tahun 2008, ketika terjadi krisis IHSG pun ikut turun. Jika orang memiliki pengetahuan investasi saham yang cukup, justru hal tersebut akan di pandang sebagai kesempatan. Karena harga-harga saham sedang murah/ diskon besar-besaran dan ternyata pada tahun depannya harga saham naik hingga 80%. Saat itulah kita bisa memetik buah investasi.

Tapi jika kita menjadi orang yang nyalinya ciut duluan dan belum punya pengetahuan investasi saham yang cukup, kita mungkin akan menyesal. Mengapa pada saat itu kita tidak mulai berinvestasi saham.

Baca juga : Tak Perlu Risau!, Ini Cara Jitu Hadapi Saham yang Sedang Turun

Saat harga saham sudah naik 80%, nilainya sudah tidak terkejar. Jadi di banding menunda-nunda, lebih baik mulai saja dulu tapi tentunya tetap diimbangi pengetahuan yang cukup ketika kita ingin mencoba invetasi saham dengan nilai yang lebih besar lagi.

4. Tidak Bisa Membedakan Antara Saving, Investing, Trading dan Gambling

Tidak Bisa Membedakan Antara Saving, Investing, Trading dan Gambling

Kesalahan investor pemula yang ke 4 terjadi ketika investor sudah punya financial planning dan memulai investasi saham.

Tapi, ia tidak punya konsep yang jelas dan membedakan antara saving, investment, trading ataukah gambling. Padahal ini sangat penting sekali. Nah apa bedanya?

  • Saving adalah usaha untuk membuat uang yang kita miliki bisa aman. Sehingga dananya tersimpan dan nilai absolutnya bersifat tetap. Namun nilai realnya akan berkurang karena inflasi. Jadi instrumen keuangan yang di pakai biasanya adalah tabungan di bank, atau deposito.
  • Investing adalah usaha kita untuk melindungi nilai aset agar tidak termakan oleh inflasi dengan menanamkan modal pada suatu instrumen investasi. Dalam hal ini yakni kepemilikan nilai perusahaan (saham). Maka konsekwensinya, ada opportunity cost yang harus di tanggung, itulah mengapa investasi memiliki fluktuasi yang naik turun. Namun hal ini perlu kita lakukan untuk meraih tujuan keuangan jangka panjang kita.
  • Trading adalah kegiatan jual beli efek untuk keuntungan jangka pendek. Sehingga kecenderungannya adalah memperhatikan fluktuasi nilai sahamnya saja. Bagaimana caranya bisa mendapatkan selisih lebih tinggi secara cepat. Konsekwensinya, strategi trading yang tepat perlu dimiliki oleh trader.
  • Gambling yakni aksi (dalam hal ini mengeluarkan dana) yang tidak memiliki landasan pengetahuan yang jelas. Landasannya hanya spekulasi tanpa perhitungan rasional seperti halnya investasi atau trading. Sehingga sifatnya hanya “untung-untungan”.

Investing VS Trading

Penting bagi kita untuk membedakan konsep-konsep diatas, terutama antara investing dan trading. Karena secara resiko, strategi dan time managementnya akan berbeda. Jika melakukan trading, maka trader akan cenderung tidak terlalu memahami produk perusahaannya.

Tapi yang penting adalah bagaimana strategi trader bisa mendapatkan selisih nilai saham rendah saat membeli dan menjualnya saat harga lebih tinggi.

Berbeda dengan investing, kita harus benar-benar tahu apa produk perusahaan, bagaimana kinerjanya hingga seluk belumk lainnya. Konsekwensi lain dari investasi adalah, kita perlu tahu kualitas dan kinerja perusahaan yang hendak kita tanam modal.

Sehingga bisa memprediksi kekuatan emiten untuk memberikan return secara jangka panjang kepada modal yang kita berikan saat ini sampai batas waktu investasi yang kita tentukan.

Nah, jika Anda sudah memahami konsep ini coba refleksikan manakah yang cocok dengan Anda? Karena, banyak investor pemula yang justru inginnya berinvestasi tapi menggunakan mindset traider (ingin untung cepat).

Setelah membeli sejumlah saham, investor malah memperhatikan fluktuasi setiap menit dan menjadi khawatir ketika saham turun. Atau ketika angka sahamnya naik sedikit dianggap untung padahal nilai investasi yang di inginkan di jangka panjang masih jauh.

Investing VS Gambling

Penting juga bagi kita untuk menyadari apakah usaha yang kita lakukan termasuk investing ataukah sekedar gambling. Karena banyak orang mengira bahwa mereka sedang investasi, padahal sebenarnya sedang gambling.

Tujuannya sudah benar, namun kesalahannya terletak pada pengetahuan sahamnya. Cara untuk mengidentifikasinya, Anda bisa mempertanyakan mengapa Anda memilih sebuah produk saham tertentu dan bukan yang lainnya.

Jadi wajib bagi Anda untuk mengetahui apa sebenarnya yang sedang Anda invest. Tidak hanya sekedar memilih dengan harapan untung di masa depan tanpa pengetahuan dan kepastian.

Baca juga : Tertarik Investasi Saham? Begini Resiko dan Keuntungannya

Disini akan terlihat jelas perbedaan antara investing dan gambling. Investing akan lebih dekat pada keuntungan dan kepastian karena landasannya ilmu pengetahuan. Sementara gambling justru lebih cenderung penuh dengan ketidak pastian dan kerugian karena landasannya spekulasi tanpa perhitungan.

Kesimpulan

Investasi memang bisa di katakan wajib demi bisa menggapai masa depan keuangan yang lebih baik di masa mendatang. Namun sebagai investor saham pemula, kita juga wajib berhati-hati dan mempunyai amunisi pengetahuan yang cukup untuk mulai berinvestasi.

Terlalu menggebu-gebu akan membuat kita kurang perhitungan, tapi terlalu menunda-nunda juga akan membuat kita menyesal. Semoga penjelasan mengenai 4 kesalahan investor pemula di atas bisa menjadi salah satu amunisi bagi Anda yang ingin memulai investasi saham. Sebisa mungkin jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama. Selamat belajar berinvestasi.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar