Tertarik Investasi Saham? Begini Resiko dan Keuntungannya

Investasi saham merupakan salah satu jenis investasi yang sedang hits saat ini. Jika dulu saham identik dengan bapak-bapak kaya raya, sekarang generasi muda dari berbagai profesi telah banyak yang mulai berinvestasi saham. Bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan. Bahkan tidak sedikit juga yang sudah bisa meraup untung dari investasi yang satu ini.

Mungkin ini terjadi karena sekarang generasi milenial lebih melek informasi tentang investasi. Ditambah lagi pesatnya perkembangan teknologi digital, membuat fasilitas belajar investasi menjadi semakin mudah di akses. Para influencer dan content creator pun tidak jarang mengkapanyekan agar kita ikut berinvestasi saham.

Siapa yang tidak tertarik, jika gambaran keuntungan yang telah di raih di tampilkan di publik?

Namun untuk terjun ke dunia investasi saham, perlu pengetahuan investasi yang cukup. Tidak bisa asal menempatkan sejumlah dana, apalagi dana yang besar dan masih berfungsi untuk memenuhi kebutuhan yang cukup urget lalu tiba-tiba mendapatkan untung. Saham bukan sulap atau juga lotre.

Oleh karena itu, sebelum benar-benar terjun dalam investasi saham yuk kenali dulu apa kelebihan dan juga resiko yang Anda hadapi! Supaya kita bisa lebih memiliki persiapan untuk keduanya.

Sekilas Tentang Saham

Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang kelebihan dan juga resiko berinvestasi saham, untuk Anda yang belum begitu paham apa itu saham ada baiknya membaca dulu penjelasan berikut.

Saham adalah sebuah bukti kepemilikan suatu nilai dari sebuah perusahaan. Jadi jika Anda berinvestasi saham artinya Anda melakukan usaha untuk menumbuhkan aset agar bisa mendapatkan keuntungan di masa depan dalam bentuk kepemilikan suatu perusahaan.

Nilainya bergantung berapa jumlah penanaman dana yang Anda keluarkan dan juga tentunya mengikuti ketentuan minimal pembelian saham.

Minimal Transaksi

Di Bursa Efek Indonesia jumlah minimal untuk menjadi bagian dari pemilik saham yakni 1 Lot atau sama dengan 100 lembar saham. Misalnya harga saham ABCD adalah Rp. 500/ lembar.

Nah, minimal setoran yang harus Anda siapkan adalah Rp. 500 x 100 lembar saham (1 Lot) = Rp. 50.000 (tergantung harga sahamnya). Namun ada juga perusahaan sekuritas yang menerapkan minimum transaksi Rp. 500 ribu, Rp. 1juta, Rp 2 juta dan seterusnya.

Macam Cara Investasi Saham

Cara investasi saham sebenarnya ada 2 jenis yakni dengan menabung saham dan juga trading saham. Menabung saham artinya kita membeli saham dengan cara mencicilnya dan bersifat jangka panjang.

Biasanya investor lebih memperhatikan fundamental perusahaan dan tidak terlalu perlu terus-terusan memantai fluktuasi harga saham dalam waktu dekat.

Sedangkan trading saham sifatnya jangka pendek sehingga sangat erat kaitannya dengan fluktuasi harga saham. Nah, yang akan kita bahas sekarang akan cenderung pada menabung saham saja, yang lebih cocok untuk pemula.

Broker Saham

Untuk membeli saham, kita membutuhkan perantara yang di sebut broker saham/ perusahaan sekuritas. Ada banyak sekali broker saham resmi yang saat beroperasi secara online.

Baik dalam pendaftaran maupun transaksinya. Jadi Anda tidak tidak perlu repot mengirimkan berkas-berkas langsung ke kantor operasional perusahaan sekuritas.

Broker saham resmi yang sudah menerima pendaftaran online yang relatif mudah dan cepat seperti Ajaib dan IPOTGO (dari IndoPremier).

Kedua aplikasi tersebut juga sama-sama tidak memiliki ketentuan minimum transaksi (mengikut ketentuan 1 Lot saham saja). Hal ini sangat menguntungkan, terutama bagi pemula dan juga investor ritel.

Jika Anda ingin memilih sekuritas di luar itu, hal utama yang perlu tidak boleh di lupakan adalah soal legalitasnya. Karena ketika perusahaan sekuritas memiliki legalitas yang jelas artinya perusahaan tersebut harus tunduk pada regulator yang dapat menjamin hak-hak Anda sebagai konsumen/investor.

Kelebihan Investasi Saham

Keuntungan investasi saham

1. Mendapatkankan Capital Gain dan Dividen

Keuntungan utama yang di tuju oleh para investor biasanya adalah capital gain (peningkatan harga saham). Anda bisa mendapatkan keuntungan dari menabung saham jika harga jual lebih tinggi di bandingkan harga beli saham.

Misalnya saja kita membeli saham EFGH di harga Rp. 3000. Kemudian ternyata harga sahamnya naik menjadi Rp. Rp. 4.500 dan langsung menjualnya di harga tersebut maka kita kan mendapatkan keuntungan dari capital gain sebesar 50%.

Selain dari capital gain, jika Anda membeli saham maka Anda juga akan berhak menerima dividen dari perusahaan pertahunnya.

Contohnya harga saham QWER adalah Rp. 3620 dengan nilai pembagian dividen/sahamnya adalah Rp 168. Maka sebagai salah satu pemilik saham QWER Anda berhak mendapatkan dividen sebesar 4,6% per tahun.

2. Punya Hak Menjadi Peserta RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

Sebagai salah satu pemilik saham, Anda berhak hadir dalam RUPS yang di selenggarakan oleh emiten secara rutin setiap tahunnya. RUPS ini bertujuan untuk menyetujui laporan tahunan perseroan terbatas.

Laporan tersebut berisi tentang rincian yang mempengaruhi segala usaha perusahaan selama satu tahun.

3. Mudah Mencairkan Saham

Salah satu keuntungan dari investasi saham adalah sangat mudah di cairkan. Anda bisa menjualnya kapanpun dimanapun saat Anda benar-benar membutuhkan dana. Namun ini berlaku untuk saham-saham yang memiliki likuiditas yang baik.

Di BEI, saham-saham yang likuiditasnya tinggi tergabung dalam index LQ45. Saham-saham index LQ45 merupakan saham-saham yang memiliki tingkat transaksi paling tinggi di BEI. Sehingga mudah untuk di perjual belikan di bursa.

4. Terlindungi Oleh Regulator Resmi (OJK)

Sebagai investor, tentu saja kita perlu proteksi. Tanpa proteksni, resiko kerugian akan semakin tinggi bukan? Nah, keuntungan memilih investasi saham adalah karena jenis investasi yang legal dan telah di atur oleh regulator resmi di Indonesia yakni OJK.

Selain membuat aturan, OJK juga memberikan pengawasan yang ketat terhadap perusahaan sekuritas yang beroperasi.

Resiko Investasi Saham

Resiko dan Keuntungan investasi saham

Sekali lagi, tidak ada investasi tanpa resiko. Bahkan banyak orang menyebutkan bahwa investasi saham merupakan jenis investasi yang tinggi resikonya. Benarkah begitu?

Resiko sendiri dapat di artikan sebagai suatu konsekwensi yang bisa saja terjadi yang merupakan akibat dari ketidak pastian di masa yang akan datang. Nah apa saja resiko dari investasi saham?

Baca juga : Sekuritas Broker Saham Tutup Bangkrut Suspend (Bagaimana investor)

1. Rugi Karena Selisih Harga Jual dan Harga Beli

Berdasarkan data dari Bursa Efek tahun 2019 lalu, selama 10 tahun terakhir memperlihatkan bahwa tidak semua saham yang ada di BEI selalu mengalami keuntungan. Namun ada juga yang rugi. Bahkan dari 530 jumlah saham yang tercatat, 30 % lebihnya di nyatakan mengalami kerugian selisih saham.

Jadi menabung saham tentu memiliki resiko. Karena tidak semua saham punya kinerja yang baik. Ada juga saham-saham yang justru mengalami kerugian.

Misalnya saja nih, kita membeli saham di harga Rp. 500 lalu turun ke angka Rp. Rp. 250 dan menjualnya. Maka kerugian yang kita tanggung adalah sebesar 50% sebab harga jual lebih rendah di bandingkan harga beli sahamnya.

2. Emiten Bangkrut dan Mengalami Likuidasi

Perusahaan apapun pasti memiliki resiko kebangkrutan, termasuk emiten yang sahamnya Anda beli. Jika perusahaan bangrut maka biasanya terpaksa harus di likuidasi (pembubaran perusahaan).

Nah jika perusahan bangkrut, maka BEI akan melakukan delisting saham tersebut dan akan membagikan hasil likuidasi kepada Anda selaku pemilik saham untuk terakhir kalinya.

Artinya, berapapun nilai hasil likuidasi itulah yang harus Anda terima. Rugi atau tidaknya tergantung pada nilai pembelian saham pada awalnya. Apakah hasil pembagian likuidasi bisa menutupi modal investasi pada saham dari emiten tersebut ataukah tidak.

3. Emiten Di Suspend BEI

Resiko menabung saham selanjutnya adalah emiten yang di suspend oleh BEI. Jika BEI melihat adanya aktifitas yang tidak wajar pada aktifitas emiten saham, maka BEI berhak melakukan suspend.

Tidak sedikit saham yang akhirnya terpaksa di bekukan sementara oleh BEI karena beberapa alasan. Konsekwensinya, jika Anda merupakan salah satu pemilik saham ABCD yang sedang terkena suspend maka Anda tidak bisa membeli ataupun menjual sahamnya sampai BEI mencabut suspensinya.

4. Return Saham Bisa Jadi Tidak Naik Secara Konsisten

Salah satu resiko menabung saham adalah return yang tidak naik secara konsisten jika di bandingkan dengan deposito yang returnnya lebih konsisten. Adakalanya nilai awal return investasi saham lebih rendah dari deposito.

Namun memang secara jangka panjang, return saham akan jauh lebih besar di bandingkan deposito. Sehingga memang, return yang di berikan saham tidak konsisten seperti halnya deposito ataupun obligasi.

5. Tidak Mendapatkan Dividen Saham

Salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan dari menabung saham adalah dari dividen. Tapi kenyataannya, tidak semua perusahaan membagikan dividennya meskipun perusahaan mengalami keuntungan.

Bahkan jika perusahaan membagikan dividennya pada tahun ini, belum tentu tahun depan membagikannya lagi.

Tips Meminimalisir Resiko Investasi Saham

cara manajemen resiko investasi saham

Ternyata resiko menabung saham cukup banyak ya. Tapi yang terpenting, jangan sampai hal tersebut menciutkan nyali Anda untuk mulai berinvestasi saham.

Baca juga : Tak Perlu Risau!, Ini Cara Jitu Hadapi Saham yang Sedang Turun

Karena disamping resiko tetap ada keuntungan menabung saham yang menunggu. Selain itu, kita tetap bisa kok meminimalisir resikonya dengan memperhatikan beberapa tips di bawah ini!

1. Jangan Pilih Saham yang Beresiko Tinggi

Poin resiko yang pertama menyebutkan bahwa kita memiliki resiko kerugian dari investasi saham akibat dari seleisih harga saham.

Untuk meminimalisir resiko tersebut, pemula sebaiknya tidak memilih saham-saham yang beresiko tinggi terlebih dahulu. Contohnya saja saham dari sektor komoditi, infrastruktur atau agriculture.

Di banding memilih saham yang beresiko tinggi, Anda bisa mulai menabung saham dengan memilih saham-saham yang relatif stabil dari segi keuangan maupun pertumbuhan bisnisnya.

Misalkan saham-saham dari sektor consumer goods ataupun perbankan. Jadi Anda wajib mempelajari bagaimana fundamental perusahaan.

2. Perhatikan Kinerja Keuangan dan Perkembangan Bisnis Emiten Secara Berkala

Untuk menghindari resiko perusahaan yang tiba-tiba bangkrut sehingga harus di likuidasi, maka Anda wajib memperhatikan kinerja keuangan maupun perkembangan bisnis emiten yang Anda pilih secara berkala.

Misalnya saja laporan kinerja keuangan di rilis setiap periode kwartal. Maka Anda tidak boleh malas memperhatikan data-data tersebut karena asumsi bahwa target investasi yang Anda lakukan adalah untuk jangka panjang.

3. Hindari Pembelian Saham Perusahaan Kecil di Awal

Untuk pemula, usahakan untuk tidak membeli saham-saham dari perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan kecil kemungkinan belum teruji kinerjanya jika di bandingkan perusahaan besar yang sudah jelas perkembangannya.

Disisi lain sebagai pemula, kemampuan mengakses data dari perusahaan kecil akan cukup minim.

4. Hindari Membeli Saham Berkapitalisasi Rendah dan Baru IPO

Suspensi emiten saham bisa saja terjadi, oleh karena itu sebaiknya Anda tidak membeli saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang rendah ataupun baru saja IPO. Hal ini karena, saham-saham yang di sebutkan tersebut rawan untuk di permainkan oleh spekulan.

5. Perhatikan Saham-saham yang Rajin Membagikan Dividen Tiap Tahun

Jika Anda termasuk pemburu dividen saham, maka Anda wajib memperhatikan daftar saham yang bisa di katakan rajin membagikan dividennya setiap tahun.

Baca juga : Cara Beli Saham Amazon Apple Google Facebook USA Hanya Rp 2 Jutaan

Anda bisa melihat konsistensi tersebut minimal selama 5 tahun terakhir. Jika perusahaan terlihat konsisten membagikan dividen maka Anda bisa memasukannya kedalam list portofolio saham. Jangan lupa catat tanggal-tanggal penting terkait pembagian dividen.

Kesimpulan

Menabung saham memiliki keuntungan dan resiko seperti halnya investasi lain. Adanya resiko bukanlah menjadi penghambat kita untuk mulai investasi saham. Karena semakin kita mengenali resiko, semakin kita bisa mempelajari dan memanajamen resiko lebih baik.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar