Untuk Anda yang gemar mengoleksi saham perbankan, BBTN mungkin bisa Anda pertimbangkan sebagai salah satu opsi. BBTN adalah kode saham milik PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). PT Bank Tabungan Negara Tbk juga merupakan salah satu perusahaan di sektor perbankan tertua di Indonesia.
Bank BTN juga dikenal sebagai fasilitator KPR di kalangan masyarakat Indonesia yang membutuhkan rumah. Beberapa slogan yang pernah dan kini di pakai Bank BTN untuk menunjukan moto dari brand image yang ingin di bentuk seperti :
- 1992–2000: Mengembangkan Tradisi Menabung dan Membangun
- 2000–2011: Berpengalaman Melayani Keluarga Indonesia
- 2011–sekarang: Sahabat Keluarga Indonesia
Walaupun menjadi bank tertua, namun BBTN baru melantai di Bursa Efek Indonesia selama 10 tahun. Lebih muda dari perbankan milik BUMN lainnya. Bagi Anda yang penasaran untuk mengenali lebih dalam saham BBTN ini, mari kita ulas sepak terjang BBTN mulai dari pendiriannya hingga saat ini!
Profil Singkat BBTN
PT. Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) adalah salah satu perusahaan perbankan milik BUMN. Selain menawarkan layanan perbankan konvensional, BBTN juga melayani layanan perbankan syariah. Secara umum kegiatan usaha BBTN meliputi KPR dan Perbankan Konsumer, Perumahan dan Perbankan Komersial, dan Perbankan Syariah.
Sejak 2019 hingga saat ini BBTN di pimpin oleh Pahala Mansuri selaku direktur utama. Kantor pusat BBTN berada di Menara Bank BTN, Jl. Gajah Mada No.1 Jakarta. Lalu bagaimana dengan sahamnya?
Saat ini saham BBTN termasuk dalam IHSG, IDX 30 dan juga indeks saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui perkembangan BBTN secara lebih mendalam, kita bisa menyimak sejarah dan kinerjanya. Apakah prestasi BBTN dalam kinerja perusahaan dan sahamnya dapat dikatakan cemerlang di bidangnya?
Sejarah BBTN
Bank BTN didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1897. Dulu namanya adalah Postspaar Bank, yang merupakan cikal bakal Bank BTN. Kemudian Postspaar Bank di ambil alih oleh pemerintah Jepang pada tahun 1942 dan berganti nama menjadi Tyokin Kyoku.
Barulah saat RI berhasil merebut kemerdekaan tahun 1945, pemerintah Indonesia mengambil alih Tyokin Kyoku dan mendirikan Kantor Taboengan Pos. Namun pada 1946 semua Kantor Taboengan Pos kembali di duduki oleh Belanda dan sempat di hentikan. Untungnya pada 1949 pemerintah RI membuka kembali Kantor Taboengan Pos dan mengubahnya menjadi Bank Taboengan Pos pada 1950.
Pada tahun 1953 Bank Taboengan Pos di resmikan menjadi badan hukum di bawah Kementerian Perhubungan dan di perbolehkan membuka cabang. Barulah 10 tahun kemudian, yakni pada 1950 Bank Taboengan Pos di ubah menjadi Bank Tabungan Negara (BTN).
Pada tahun 1974 BBTN di tunjuk pemerintah untuk membiayai perumahan rakyat dari menteri keuangan. Pada tahun 1992 karena sukses dalam bisnis perumahan melalui fasilitas KPR, status Bank BTN menjadi PT Bank Tabungan Negara (Persero) dan mendapatkan izin sebagai Bank Devisa.
Melakukan IPO dan Listing di BEI
PT Bank Tabungan Negara menjadi perusahaan IPO pada tanggal 18 Desember setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK. Waktu itu BBTN melakukan Penawaran umum perdana saham (seri B) kepada masyarakat sebesar 2.360.057.000 dengan harga Rp. 500 per lembar saham.
BBTN melakukan pencatatan saham di BEI sekitar satu minggu setelahnya yakni pada 17 Desember 2009 dengan harga saham Rp. 800/ lembar saham. Sementara saham seri A (dwiwarna) tentu saja di miliki oleh pemerintah RI.
Historis Pencatatan Saham
Setelah IPO, saham BBTN telah mengalami beberapa dinamika. Hal tersebut dapat Anda lihat dalam historis pencatatan saham BBTN di bawah ini!
Tanggal Pencatatan | Tindakan Korporasi | Saham |
17 Desember 2009 | Saham Perdana @ Rp800,- Seri B | 2.360.057.000 |
17 Desember 2009 | Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) | 6.263.228.575 |
Total Konversi MESOP (2011 s/d 08-Mar-2016) | 450.164.725 | |
23 November 2012 | Penawaran Terbatas (Right Issue I) | 1.406.958.200 |
Tidak dicatatkan (Unlisted) | Tidak dicatatkan (Unlisted) |
Fundamental BBTN
1. Aset, Hutang dan Modal
Pada posisi keuangannya, terlihat bahwa walaupun hutangnya terus bertambah tapi aset BBTN juga ikut meningkat dari tahun ke tahun selama 2015-2019. Begitupun dengan modalnya, hanya pada 2019 saja minus. Apakah ini pertanda baik? Simak datanya di bawah ini!
Tahun | Aset (Rupiah) | Hutang (Rupiah) | Modal (Rupiah) |
2019 | 311,78 T (+1,74%) | 287,94 T (+1,89%) | 23,84 T (-0,02%) |
2018 | 306,44 T (+17,24%) | 282,60 T (+17,89%) | 23,84 T (+10,05%) |
2017 | 261,37 T (+22,04%) | 239,70 T (+22,90%) | 21,66 T (+13,24%) |
2016 | 214,17 T (+24,66%) | 195,04 T (+23,48%) | 19,13 T (+38,03%) |
2015 | 171,81 T (+18,84%) | 157,95 T (+19,32%) | 13,86 T (+13,55%) |
2. RoA (Return on assets)
Jika Anda lupa apa itu RoA (Return on Assets), maka saya akan menjelaskan secara singkat. RoA adalah rasio keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Berikut adalah RoA 2015-2017 dari BBTN!
Tahun | RoA |
2019 | – |
2018 | – |
2017 | 1.16% |
2016 | 1.22% |
2015 | 1.08% |
3. Penjualan, Beban Pokok dan Laba Bersih
Jika kita melihat laporan laba rugi BBTN 5 tahun kebelakang (2015-2019), angka penjualan dan laba bersih pada tahun 2015 sampai 2017 selalu mengalami kenaikan. Namun laba BBTN pada tahun 2019 turun hingga 92,55% bahkan penjualan turun hingga 646,60%. Ada apa? Sebelum menelusuri sebabnya, Anda bisa melihat data laba/rugi BBTN melalui tabel berikut!
Tahun | Penjualan (Rupiah) | Beban Pokok (Rupiah) | Laba Bersih (Rupiah) |
2019 | -2,02 T (-646,60%) | – | 209,26 M (-92,55%) |
2018 | 369,99 M (-47,42%) | 924,06 M (+14,38%) | 2,81 T (-7,25%) |
2017 | 703,62 M (+135,52%) | 807,86 M (+11,65%) | 3,03 T (+15,60%) |
2016 | 298,75 M (+35,19%) | 723,57 M (+27,19%) | 2,62 T (+41,49%) |
2015 | 220,99 M (+55,59%) | 568,88 M (+17,55%) | 1,85 T (+65,91%) |
Direktur Keuangan BTN Nixon Napitupulu mengatakan bahwa penurunan laba bersih BBTN ini salah satunya di karenakan peningkatan pencadangan. Namun BBTN memiliki strategi untuk meningkatkan kinerja pada tahun 2020 yakni :
- Memperkuat collection management system
- Kerja sama pendanaan untuk pembiayaan housing
- Meningkatkan CASA melalui aktifasi rekening tabungan akun transaksional
- Rebranding Bank BTN dengan image digital banking
4. Arus Kas
Arus kas BBTN pada periode 2015 hingga 2019 sekilas terlihat stabil. Arus kas operasinal yang merupakan arus kas yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pembayaran pada vendor atau supplier BBTN minus selama 3 tahun berturut-turut. Bahkan pada tahun 2017, minusnya mencapai 97%.
Agar data yang Anda analisa lebih menyeluruh berikut adalah data arus kas operasional pembiayaan dan juga investasi BBTN!
Tahun | Operasional (Rupiah) | Pembiayaan (Rupiah) | Investasi (Rupiah) |
2019 | -14,83 T (-515,17%) | 8,44 T (+ 27,92%) | -7,08 T (-518,89%) |
2018 | -2,41 T (-961,38%) | 6,60 T (-18,22%) | 1,69 T (+91,78%) |
2017 | 279,83 M (-97,14%) | 8,07 T (+407,96%) | 880,94 M (+144,62%) |
2016 | 9,78 T (+472,97%) | 1,59 T (-43,81%) | -1,97 T (-174,67%) |
2015 | 1,71 T (+183,34%) | 2,83 T (+837,65%) | 2,64 T (+179,33%) |
5. Laba per Saham, Laba ditahan dan Dividen
BBTN adalah salah satu emiten yang rajin membagikan sahamnya kepada para investornya. Selama 5 tahun terakhir ini rata-rata jumlah dividen dari BBTN meningkat, terkecuali pada tahun 2019 dividen per saham BBTN minus.
Tahun | Laba per Saham | Laba ditahan per Saham | Dividen per Saham |
2019 | 19,96 (-92,55%) | 1.308,11 (+19,13%) | 53,57 (-7,25%) |
2018 | 267,83 (-7,25%) | 1.098,03 (+27,79%) | 57,75 (+15,60%) |
2017 | 288,77 (+15,60%) | 859,23 (+33,27%) | 49,96 (+41,49%) |
2016 | 249,80 (+41,49%) | 644,74 (+35,87) | 35,31 (+65,91%) |
2015 | 176,54 (+65,91%) | 474,52 (14,95%) | 21,28 (-52,39%) |
Perkembangan BBTN
Beberapa pencapaian Bank BTN di bidang perbankan di antaranya :
- 2002 : Ditunjuk oleh pemerintah RI sebagai bank komersial yang fokus dalam pembiayaan rumah komersial
- 2009 : Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek beragun aset (KIK EBA) pertama di Indonesia.
- 2013 : Bank BTN bertransformasi menuju leading house bank dan world classbanking
- 2015 : Mennjadi penggerak Program Sejuta Rumah yang di rencanakan Presiden Jokowi
Daftar Pemegang Saham
Seperti yang telah di sebutkan sebelumnya, bahwa pemegang saham seri A adalah negara. Namun berapa jumlah saham yang di miliki negara dan juga pemegang saham lainnya saat ini? Mengingat BBTN sudah listing di BEI selama hampir 11 tahun.
Nama | Jenis | Jumlah | Persentase |
Negara Republik Indonesia | Lebih dari 5% | 6.354.000.000 | 60 % |
Masyarakat | Kurang dari 5% | Kurang dari 5% | 40 % |
Hirwandi Gafar | Direksi | 56.000 | 0 % |
Elisabeth Novie Riswanti | Direksi | 25.000 | 0 % |
Nixon L.P Napitupulu | Direksi | 1.075.800 | 0 % |
Andi Nirwoto | Direksi | 70.200 | 0 % |
Yossi Istanto | Direksi | 70.200 | 0 % |
Pahala Nugraha Mansury | Direksi | 453.100 | 0 % |
Pergerakan Harga Saham
Jika dilihat dalam 1 tahun terakhir yakni sejak Juni 2019 hingga hingga Juni 2020 ini, tentu saja harga saham BBTN menurun. Harga saham BBTN yang sempat anjlok kini perlahan mulai naik. Namun kenaikannya bisa di bilang belum terlalu signifikan dan belum stabil. Berikut adalah grafik pergerakan saham BBTN selama 1 bulan terakhir (26 Mei -22 Juni 2020)
Sebenarnya, harga saham BBTN cenderung menurun dan naik turun sejak April 2018. Walaupun saat itu penurunannya tidak setajam saat pandemi kemarin. Namun hal ini mungkin bisa menjadi perhatian calon investor untuk mencari tahun apa yang terjadi saat itu. Apakah harga tersebut dapat di katakan harga yang normal bagi saham BBTN ataukah tidak.
Kabar Terbaru BBTN Menghadapi New Normal
Pada 8 Juni 2020, saham BBTN sempat melonjak sebesar 11,37%, yakni dengan nominal Rp1.175. Padahal pada 26 Mei yang lalu harga saham BBTN sampai menyentuh Rp760 /lembar saham. Inilah mengapa saham BBTN banyak di minati investor asing.
Transaksi saham BBTN juga cukup besar. Volume perdagangannya mencapai 3,4 juta lembar saham dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp400 miliar. Analisis sekuritas mengatakan bahwa saham BBTN kemungkinan akan terus tumbuh. Mengingat kinerja bisnis BBTN dalam KPR subsidi masih terus bertumbuh.
Penutup
Sejak IPO pada tahun 2009 lalu, kini BBTN masuk dalam daftar indeks saham LQ45 tahun 2020. Sebagaimana kita tahu bahwa indeks saham LQ45 adalah kumpulan saham-saham paling liquid di BEI. Setelah melihat informasi mengenai sejarah dan perkembangan BBTN di atas sebagai pelengkap analisa Anda, apakah Anda berminat membeli saham BBTN? Semoga informasi diatas dapat menambah wawasan Anda khusunya dalam menganalisa saham BBTN.
Baca juga: