Menjelang new normal, berbagai persiapan adaptasi ekonomi di Indonesia masih terus di lakukan. Anjloknya IHSG pada pada 3 bulan terakhir, kini di prediksi akan naik lagi. Sejumlah kebijakan dan dinamika jual beli dan akuisisi saham telah terjadi, termasuk pada saham BNLI (PT Bank Permata Tbk).
Pada tahun 2019 lalu, sebagian besar saham Bank Permata Tbk yang semula di miliki oleh PT. Astra Internasional Tbk sebagai sahareholder utamanya, kini telah resmi di akuisisi oleh Bank Bangkok. Dapat di katakan bahwa Bank yang lahir pada masa krismon (krisis moneter) ini kini sudah berpindah kepemilikan. Jika demikian, apakah saham BNLI masih menarik untuk di beli?
Karena seperti yang kita ketahui, BNLI (PT Bank Permata Tbk) merupakan saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar yakni Rp. 35,75 Triliun. Sebelum memilih, tentu saja kita perlu memahami seluk beluk emiten. Untuk melengkapi analisa Anda dalam memilih saham terbaik, berikut kami sajikan sejarah dan perkembangan BNLI!
Profil Singkat BNLI
PT. Bank Permata Indonesia Tbk meruapakan salah satu sebuah perusahaan perbankan swasta yang sudah cukup lama berdiri di Indonesia. Sebelum bergati nama menjadi PT Bank Permata Tbk, dulu nama Bank Permata adalah Bank Bali Tbk. Itulah mengapa kode sahamnya BNLI.
Sejak awal berdirinya hingga sekarang, BNLI sudah memiliki 56 kantor cabang (termasuk kantor pusat), 253 kantor cabang pembantu, 22 kantor kas, 6 kantor pembayaran, 22 mobil kas keliling, dan 312 kantor layanan Syariah. PT Bank Permata Indonesia memiliki kantor pusat yang beralamat di Gedung World Trade Center II Jl. Jend. Sudirman Kav. 29 – 31 Jakarta. Saat ini Bank Permata (BNLI) di pimpin oleh Ridha DM. Wirakusumah sebagai Direktur Utama.
Sejarah BNLI
PT Bank Permata di dirikan pada 17 Desember 1954 dengan nama Bank Persatuan Dagang Indonesia. Namun baru mulai beroperasi secara komersial kurang dari satu bulan setlahnya yakni pada 5 Januari 1955.
Kemudian Bank Bali Tbk melakukan penggabungan usaha yang terdiri dari Bank Universal Tbk (Universal), PT Bank Prima Express (Primex), PT Bank Artamedia (Artamedia) dan PT Bank Patriot (Patriot) pada 30 September 2002. Lalu akhirnya berdasarkan berdasarkan Surat Deputi Gubernur Bank Indonesia No. 4/162/KEP.DpG/2002 pada tanggal 18 Oktober 2002 Bank Bali Tbk berganti nama menjadi Bank Permata Tbk.
Penggabungan 5 bank diatas adalah salah satu implementasi dari kebijakan pemerintah dalam Program Rekstrukturisasi Lanjutan pada tanggal 22 November 2001. Tujuan dari rekstrukturisasi ini adalah untuk membentuk struktur pemodalan yang kuat dan kondisi keuangan yang sehat serta memiliki daya saing yang tinggi.
Bank Permata Melakukan IPO dan Listing di BEI
PT Bank Permata melakukan penawaran umum perdana saham kepada masyarakat (IPO) sebanya3.999.000 seharaga Rp. 1.000/ lembar saham. Kemudian BNLI melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 15 Januari 1990 yakni ketika namanya masih PT Bank Bali Tbk. Saat itu harga sahamnya Rp. 9.900.
Setelah melakukan IPO, saham BNLI telah mengalami banyak perubahan. Hal tersebut mungkin dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menilai saham BNLI. Anda dapat mencermatinya melalui historis pencatatn saham BNLI di bawah ini!
Historis Pencatatan Saham
Tanggal Pencatatan | Tindakan Korporasi | Saham |
15 Januari 1990 | Saham perdana @Rp. 9.900 | 3.999.000 |
10 September 1990 | Penawaran Terbatas (Right Issue I) 3 :1 @Rp. 8000 | 1.508.000 |
14 November 1990 | Pencatatan saham pendiri | 42.525.000 |
Saham bonus (1992-1998) | 290.802.173 | |
17 Juli 1995 | PenawAran terbatas (Right Issue II) @Rp. 2.000 | 65.133.600 |
Konversi waran seri I (1996-1998) | 1.434.230 | |
27 Oktober 1997 | Stock Split | 252.603.830 |
18 September 2000 | Penawaran Terbatas (Right Issue III) | 66.542.577.467 |
21 November 2000 | Penghapusan sebagian (Partial Delisting) | -672.005.833 |
1 Oktober 2002 | Penambahan saham | 672.005.833 |
1 Oktober 2002 | Penghapusan sebagian (Partial Delisting) | -1.263.775.648 |
8 Juni 2004 | Penambahan saham | 25 |
8 Juni 2004 | Penggabungan saham (Reverse stock) | -183.976.671.955 |
8 Desember 2010 | Penawaran Terbatas (Right Issue IV) | 1.277.615.777 |
30 November 2012 | Penawaran Terbatas (Right Issue V) | 1.626.056.443 |
24 Januari 2014 | Penawaran Terbatas (Right Issue VI) | 1.195.629.738 |
7-16 Juni 2016 | Penawaran Terbatas (Right Issue VII) | 10.351.534.131 |
29 Mei-7 Juni 2017 | Penawaran Terbatas (Right Issue VIII) | 5.645.781.060 |
Fundamental BNLI

Dalam menilai kinerja dan potensi emiten, tentu saja kita perlu menganalisis fundamental perusahaan. Sebenarnya ada banyak aspek fundamental yang harus di cermati. Namun pada artikel ini akan di sajikan data-data dari segi keuangan yakni meliputi aset, hutang, modal, penjualan, beban pokok dan lain-lain selama 5 tahun terakhir (2015-2019).
1. Aset, Hutang dan Modal
Aspek fundamental yang cukup penting yakni mengetahui posisi keuangan perusahaan tiap tahunnya. Untuk itu kita dapat membandingkan antara aset, hutang dan modal yang di tanam setiap tahunnya. Kita perlu mencari tahu lebih lanjut sebab jika perkembangan aset atau modal cukup tinggi, namun ternyata jumlah hutang perusahaan malah terus bertambah secara signifikan, atau beda tipis dengan aset.
Membandingakan antara aset, hutang dan modal bisa membantu kita dalam memahami efektifitas kinerja sebuah perusahaan. Jika aset yang di miliki tidak jauh berbeda dari hutang, bisa jadi pertanda bahwa perusahaan kurang bisa mengelola dana dari hutang untuk produktifitas dan profitabilitas perusahaan. Di bawah ini adalah data jumlah aset, hutang dan modal BNLI dari tahun 2015-2019!
Tahun | Aset (Rupiah) | Hutang (Rupiah) | Modal (Rupiah) |
2019 | 161,45 T (+5,51%) | 137,41 T (+5,24%) | 24,04 T (+7,06%) |
2018 | 161,45 T (+5,51%) | 130,57 T (+2,96%) | 22,45 T (+4,38%) |
2017 | 148,33 T (-10,39%) | 126,82 T (-13,28%) | 21,51 T (+11,51%) |
2016 | 165,53 T (-9,39%) | 146,24 T (-10,76%) | 19,29 T (+2,53%) |
2015 | 182,69 T (-1,44%) | 163,88 T (-2,60%) | 18,81 T (+10,05%) |
2. Penjualan, Beban Pokok dan Laba Bersih
Agar bisa memahami lebih menyeluruh, data antara beban pokok dan laba bersih juga perlu di bandingkan. Kita bisa melakukan pengujian, apakah profitabilitas perusahaan sebanding dengan beban pokok yang di bayarkan dan laba bersih yang di terima. Tabel di bawah ini adalah data penjualan, beban pokok dan juga laba bersih dari BNLI Selama 2015-2019.
Bagaimana menurut Anda?
Tahun | Penjualan (Rupiah) | Beban Pokok (Rupiah) | Laba Bersih (Rupiah) |
2019 | 39,20 M (+154,74%) | – | 1,50 T (+66,48%) |
2018 | -71,61 M (-213,43%) | 195,13 M (+7,95%) | 901,25 M (+20,42%) |
2017 | 63,13 M (+100,62%) | 180,75 M (+6,20%) | 748,43 M (+111,54%) |
2016 | -10,10 T (-520,83%) | 170,20 M (-9,80%) | -6,48 T (-2.723,54%) |
2015 | -1,63 T (-422,28%) | 188,70 M (-0,27%) | 247,11 M (-84,43%) |
3. Arus Kas
Untuk menilai apakah arus kas sebuah perusahaan sehat ataukah tidak bisa melalui data-data dari arus kas operasi, pembiataan maupun investasi. Singkatnya, arus kas operasi adalah dana yang diperoleh perusahaan setelah di kurangi pembayaran pada vendor atau supplier.
Sementara arus kas pembiayaan/pendanaan adalah dana yang yang di peroleh dari pinjaman dan juga dana yang di keluarkan untuk berbagai pembiayaan perusahaan seperti pembayaran utang, dividen dll. Lalu arus kas investasi adalah dana yang di keluarkan untuk pembelian aset tetap atau investasi lainnya.
Berdasarkan data arus kas BNLI tahun 2015-2019, arus kas operasi sempat minus dengan persentase yang cukup besar. Bagi Andda yang tertarik dengan saham BNLI, Mungkin perlu mencari tahu penyebabnya. Berikut data arus kas BNLI tahun 2015-2019!
Tahun | Operasi (Rupiah) | Pembiayaan (Rupiah) | Investasi (Rupiah) |
2019 | -1,88 T (+60,00%) | 1,79 T (+176,42%) | 2,49 T (-77,59%) |
2018 | -4,70 T (+64,92%) | 2,34 T (-369,63%) | 11,09 T (+124,88%) |
2017 | -13,39 T (-351,14%) | 867,65 M (-79,02%) | 4,93 T (+151,94%) |
2016 | 5,33 T (+194,92%) | 4,14 T (+348,21%) | 9,50 T (-284,16%) |
2015 | 1,81 T (-69,82%) | -1,67 T (-263,19%) | 5,16 T (+159,20%) |
4. Laba, Laba ditahan dan Dividen
Bagi Anda yang juga mengharapkan keuntungan investasi saham dari dividen, mungkin saham BNLI akan kurang cocok. Sebab dalam 4 tahun terakhir BNLI tercatat tidak membagikan dividennya. Berikut adalah perbandingan anatara laba per saham yang di peroleh BNLI, dengan laba ditahan dan dividen per saham nya selama 2015-2019!
Tahun | Laba per Saham | Laba ditahan per Saham | Dividen per Saham |
2019 | 54,05 (+66,48%) | -9,71 (+76,96%) | – |
2018 | 32,46 (+20,42%) | -42,17 (+39,00%) | – |
2017 | 26,96 (+111,54%) | -69,13 (-142,05%) | – |
2016 | -233,52 (-2.723,54%) | 164,39 (+1,54%) | – |
2015 | 8,90 (-84,43%) | 161,89 (+47,44%) | 5,99 (-3,60%) |
Perkembangan Saham BNLI

Sudah 50 tahun lebih BNLI berdiri. Sejauh ini apakah BNLI masuk dalam salah satu opsi saham sektor perbankan yang ingin Anda koleksi? Berikut informasi tambahan mengenai perkembangan saham BNLI belakangan ini yang bisa Anda pertimbangkan!
Daftar Pemilik Saham BNLI
Sebelumnya, shareholders terbesar BNLI adalah Astra International Tbk (ASII) (44,56%) dan Standard Chartered Bank London (44,56%). Namun seperti yang kita tahu, pada 2019 yang lalu, Astra melepas sahamnya kepada Bank Bangkok.
Seperti yang kita kita ketahui bahwa berdasarkan PP Republik Indonesia No 9 Tahun 1999 saham bank yang di catatkan di BEI sebanyak-banyaknya 99%. Bagaimana kondisi kepemilikan saham BNLI saat ini? Berikut data selengkapnya!
Nama | Jenis | Jumlah | Persentase |
Bangkok Bank Public Company Limited | Lebih dari 5% | 24.991.429.332 | 89,12 % |
Masyarakat | Kurang dari 5% | 3.051.309.873 | 10,88 % |
Anak Perusahaan BNLI
No | Nama | Jenis | Aset Total | Persentase |
1 | PT Sahabat Finansial Keluarga | Pembiayaan konsumen | 348.616 | 99.998 % |
Pergerakan Harga Saham BNLI
Seperti saham lainnya di BEI yang sempat anjlok, BNLI pun demikian. Pada bulan maret lalu, BNLI sempat menyentuh Rp. 995 /lembar saham. Lalu bagaimana dengan 1 bulan belakangan ini? Mari kita lihat grafik yang di ambil dari yahoo finance di bawah ini, yang menggambarkan pergerakan saham BNLI dari 19 Mei hingga 19 Juni 2020!

BNLI Masuk Dalam Jajaran ASEAN Asset Class
Berdasarkan penilaian ASEAN Corporate Governance Scorecard (ACGS), Bank Permata (BNLI) masuk dalam urutan ke 6 dari 10 perusahaan kategori ASEAN Asset Class. Dengan adanya penghargaan ini, dapat menunjukan bahwa Bank Permata (BNLI) dinilai memiliki tata kelola perusahaan yang baik dan sejajar dengan perusahaan terkemuka lainnya di tingkat ASEAN.
Untuk Anda yang belum mengetahui apa itu ACGS, ACGS (ASEAN Corporate Governance Scorecard) adalah standar penerapan praktik GCG berdasarkan prinsip Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Hal ini adalah bentuk implementasi berdasarkan prinsip Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). OECD dibentuk untuk mempromosikan perusahaan-perusahaan di ASEAN sebagai aset yang berkualitas dan juga meningkatkan kepercayaan investor global.
Baca juga :