Bukan Saham di BEI, Apa Itu Investasi Crowdfunding?

Ingin punya bisnis tapi tidak ada waktu untuk mengelola, kenapa tidak coba terjun ke investasi bisnis secara crowdfunding? Katanya returnnya cukup besar, bisa sampai 17% per tahun!

Namun, sebelum memutuskan memilih investasi crowdfunding ada baiknya untuk mencari tahu lebih dalam tentang bagaimana cara kerjanya, kelebihan dan juga kekurangannya.

Sebab yang namanya investasi tentu saja memiliki resikonya tersendiri, termasuk crowdfunding. Oleh karena itu jangan langsung tergiur return tinggi.

Sebagai investor, kita wajib memahami bagaimana seluk beluk instrumen investasi ketika tertarik untuk berinvestasi, apalagi jika nilainya besar. Tidak mau kan uang yang susah payah Anda cari selama ini lenyap begitu saja hanya karena malas melakukan riset?

Jika setelah melakukan riset Anda masih tertarik berinvestasi, di bagian akhir artikel nanti ada beberapa perusahaan crowdfunding resmi di Indonesia yang mungkin bisa Anda cari tahu lebih lanjut.

Yuk langsung kita bahas terlebih dulu apa itu crowdfunding!

Apa Itu Crowdfunding

Perkembangan teknologi di Indonesia memberikan dampak luar biasa pada berbagai aspek kehidupan, termasuk di sektor keuangan. Salah satunya di tandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan crowdfunding.

Crowdfunding ini merupakan salah satu produk dari kemajuan teknologi keuangan atau di kenal dengan Fintech (Financial technology). Fintech memang di desain untuk mempermudah akses pada berbagai layanan keuangan. Misalnya seperti pinjaman dan pembayaran online, permodalan, penghimpunan dana, investasi dan sebagainya.

Nah kalau crowdfunding sendiri fokus pada permodalan yang mempertemukan pengusaha atau pihak yang membutuhkan dana dengan pemberi pinjaman dana (investor).

Untuk apa dananya?

Dana tersebut tentunya digunakan untuk mewujudkan suatu program/ proyek. Tidak jarang dana crowdfunding ini di manfaatkan untuk membantu para pelaku UMKM pemula yang membutuhkan modal dalam rangka mengembangkan bisnisnya.

Ketika proyek/ bisnis yang di danai menghasilkan keuntungan maka dari sinilah para investor akan mendapatkan return / imbal hasil.

Konsep yang lekat dengan prisip gotong royong ini pertama kali di cetuskan di Amerika pada tahun 2003 lewat situs artistshare. Dalam situs tersebut para musisi mencari dana dari para fansnya agar bisa memperoduksi kembali sebuah karya.

Bisa di bilang kalau situs inilah yang menginisiasi konsep crowdfunding lainnya. Karena setelah situs tersebut muncul, lahir pula berbagai perusahaan yang berbasis crowdfunding.

Misalnya seperti Gofundme yang bergerak di bidang event dan bisnis, atau kickstarter yang bergerak di bidang industri kreatif.

Baca juga, Wajib Tahu! IDX High Dividend 20 Terbaru 2023-2024

Jadi ternyata bentuk crowdfunding itu bisa bermacam-macam. Agar pemahaman kita lebih komperhensif, mari kita simak penjelasan berikut!

Jenis-jenis Crowfunding

Sebelum mengetahui apa saja kelebihan dan juga kekurangan dari crowdfunding, kita perlu tahu apa saja jenisnya. Nah, setidaknya ada 4 jenis crowdfunding yang umum di Indonesia.

1. Equity Based

Pertama, ada yang jenisnya equity based yang mirip dengan kepemilikan saham. Karena ketika menanam modal, maka uang tersebut akan menjadi ekuitas atau bagian kepemilikan perusahaan. Sehingga kita terdaftar sebagai pemilik saham bisnis tertentu dan juga berhak mendapatkan dividen.

Lalu bedanya apa dengan saham di BEI?

Perbedaannya terletak pada orientasi investasinya. Pada securities crowdfunding (SCF), investor berfokus untuk mendapatkan hasil dari dividen (imbal hasil) yang di hasilkan dari sektor riil. Sedangkan saham di BEI berfokus pada capital gain yang di hasilkan dari penjualan saham ke investor lain.

Namun sebenarnya dalam equity crowdfunding, investor tetap bisa mendapatkan keuntungan dengan menjual sahamnya di pasar sekunder. Hanya saja likuiditas pada equity crowdfunding belum sebaik saham di BEI.

2. Donation Based

Kemudian crowdfunding dengan donation based, dimana kita akan menyetorkan dana tanpa imbal hasil apapun. Sebab dana/ modal yang di setorkan bertujuan untuk bergotong royong dalam proyek yang bersifat non-profit. Misalnya membangun yayasan yatim piatu, sekolah dan sebagainya.

3. Reward Based

Jenis crowdfunding yang selanjutnya adalah yang bersifat reward based. Biasanya crowdfunding jenis ini di ajukan oleh industri kreatif, misalnya saja seperi games. Mereka menawarkan sebuah proposal dimana kita sebagai calon penyetor modal akan di tawarkan imbalan (reward), namun bukan berupa uang tapi bisa berbentuk barang, jasa atau sebuah hak tertentu.

4. Debt Based

Terakhir ada yang namanya debt crowdfunding, kurang lebih mirip seperti pinjaman biasa. Dimana calon debitur mengajukan proposal pinjamannya dan calon kreditur/ peminjam modal akan menyetorkannya sebagai pinjaman yang tentunya akan mendapat imbalan berupa bunga.

Baca juga, 8 Tips Investasi Ala Content Creator

Kelebihan dan Kekurangan

Dari penjelasan di atas bisa di simpulan bahwa ada beberapa jenis crowdfunding yang bisa di pilih. Namun jika tujuan Anda adalah untuk berinvestasi, kita bisa memilih perusahaan crowdfunding dengan jenis equity based atau di sebut dengan Securities Crowdfunding (SCF). Oleh karena itu fokus kita selanjutnya dalam artikel inimembahas tentang equity crowdfunding.

Sebelum kita masuk pada daftar perusahaan SCF, mari kita pahami kelebihan dan juga kekurangannya agar kita bisa menganalisa lebih dalam saat berinvestasi nanti!

Kelebihan
  • Aksesnya relatif mudah dan fleksibel. Aktifitas pendanaan crowdfunding bisa lakukan secara online. Mulai dari akses pengajuan proposal untuk pemstian pendanaan dan juga prospek perjanjian dimasa mendatang. Dengan sistem online seperti ini tentu saja dapat mengehmat waktu, tenaga dan juga biaya.
  • Aman. Seperti yang sudah di singgung sebelumnya, saat ini investasi crowdfunding sudah mendapatkan izin dan aturan yang jelas dari pemerintah lewat OJK. Jadi, tidak perlu khawatir pemilik bisnis akan membawa kabur uang Anda. Karna mereka juga sudah terikat hukum, sehingga hal ini tentu mengungari resiko penipuan.
  • Adanya peluang untuk diversifikasi investasi. Saat kita masuk ke platform equity crowdfunding, kita akan menemukan berbagai macam bisnis yang bisa kita danai. Ingat prinsip investasi, “don’t put all eggs in the one bucket!”. Dengan banyaknya bisnis yang terverifikasi di platform crowdfunding, maka kita juga bisa memilih lebih dari satu bisnis dari berbagai bidang yang menurut kita terbaik.
  • Investor bisa terlibat langsung memberikan saran kepada bisnis yang di danai. Bagi sebuah bisnis, saran yang membangun sangatlah berharga. Inilah salah satu keistimewaan equity crowdfunding di bandingkan saham di BEI.
  • Ikut serta membuka peluang kerja yang lebih luas. Karena dengan ikut berpartisipasi dalam pembiayaan suatu bisinis, artinya kita juga sedang ikut serta dalam membuka lapangan pekerjaan bagi mereka yang terlibat dalam bisnis yang kita danai. Jadi tidak anya menguntungkan secara finansial, tapi kita juga turut serta dalam kepentingan sosial khususnya dalam hal lapangan kerja untuk orang lain.
Kekurangan
  • Tidak lepas dari resiko penipuan dari sistem online. Perlu Anda ketahui, sebaik apapun sistem keamaan suatu platform online, namun resiko penyalahgunaan data tetap saja tidak bisa di hindari 100%. Oleh karena itu, sebelum memilih ikut berinvestasi melalui securities crowdfunding (SCF), pastikan Anda membekali diri dengan info keamanan cyber.
  • Resiko kegagalan proyek. Sama seperti investasi lainnya, equity crowdfunding juga tidak bisa lepas dari resiko kegagalan yang menyebabkan kita sebagai investor bisa merugi. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa semua bisnis yang ada dalam crowdfunding akan berhasil. Jadi, pastikan untuk mempelajari proposal bisnis dan juga penyelenggaranya (perusahaan/manajemen) sebelum memutuskan berinvestasi.

Baca juga, 3 Strategi Hidup Dari Dividen Saham

Daftar Perusahaan Crowdfunding Resmi di Indonesia

Selang 2 tahun pasca pengesahan aturan tentang P2P, akhirnya OJK juga membuat peraturan mengenai equity crowdfunding. Aturan tersebut di sahkan melalui POJK No.37/POJK.04/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi (Equity Crowdfunding).

Equity crowdfunding memang terbilang baru di Indonesia. Perusahaan SCF yang sudah berizin resmi OJK belum terlalu banyak. Namun potensinya terbilang sangat besar di jadikan instrumen pengumpulan dana investasi.

Nah jika Anda tertarik untuk berinvestasi, pastikan untuk memilih perusahaan SCF yang legal. Sebagai bahan referensi, berikut adalah daftar perusahaan SCF yang sudah memiliki izin dari OJK!

1. LandX

LandX merupakan perusahan SCF yang pastinya sudah resmi dan di awasi OJK. Anda bisa memiliki bisnis dengan berinvestasi di LandX mulai dari Rp 1 jutaan.

Bagaimana cara mendaftar menjadi investor di LandX?

Caranya terbilang mudah karena bisa di lakukan secara online dari mana saja. Anda tinggal mendownload aplikasinya, mendaftar dan verifikasi data diri, lalu analisa dan pilih bisnis yang hendak di danai.

Kemudian Anda akan menerima dividen saat bisnis tersebut berhasil mendapat keuntungan. Jangan lupa untuk memantau terus perkembangannya melalui kinerja asset.

2. Bizhare

Bizhare adalah salah satu platform securities crowdfunding yang udah resmi berizin dan di awasi OJK. Selain resmi, sebagai SCF ternyata Bizhare juga sudah cukup berkembang dan mendapatkan berbagai penghargaan. Diantaranya penghargaan sebagai :

  • Top Innovation Choice Award 2021 by Infobrand.id
  • #1 Indonesia Top Crowdfunding Platform 2019 by Top 10 Asia (Top10Asia.org)
  • Startup Terbaik Pilihan TEMPO 2017
  • Alibaba eFounders Fellowship 2019, Hangzhou, China

Dalam laman resminya, Bizhare mengusung investasi equity crowdfunding yang mudah, aman, transparan dan ke berbagai UMKM, Waralaba, Startup hingga Proyek dengan modal kecil. Di Bizhare, terdapat 3 skema investasi yang bisa di pilih yaki, saham, obligasi dan juga sukuk.

Berapa jumlah minimal agar kita bisa ikut berinvestasi di Bizhare?

Agar bisa menjadi bagian dari pemilik bisnis Waralaba, Restoran, Jasa, Proyek dan banyak lainnya di Bizhare, Anda bisa mulai menyiapkan modal investasi sebesar Rp 1 juta. Selain itu, cara investasinya sudah mudah krena sudah tersedia aplikasi yang bisa di unduh.

Nantinya Anda juga bisa memantau investasi lewat portofolio bisnis. Dimana laporan keuangan dan juga perkembangan bisnis akan selalu uptodate setiap tanggal 20 melalui website atapun aplikasi Bizhare.

Penutup

Bagaimana, masih tertarik untuk investasi di equity crowdfunding?

Sebelum memilih bisnis yang akan kita danai, pastikan untuk membaca proposal bisnis dari masing-masing proyek terlebih dahulu ya. Jangan sampai kita menyesal karena malas mempelajari prospektus bisnis yang akan di danai. Dan pastikan pula, uang yang di pakai untuk berinvestasi adalah “uang dingin”.

Semoga informasi tentang investasi crowdfunding di atas bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Anda yang tertarik bergabung di SCF. Selamat berinvestasi!

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.