ASII adalah kode saham milik PT. Astra International Tbk. ASII merupakan perusahaan holding company yang mana memiliki 7 lini usaha. Salah satu unit usaha ASII yang terkenal yakni dibidang otomotif. Anda mungkin sudah tidak asing dengan merek-merek seperti Toyota, BMW, Daihatsu dll.
Bisa di bilang bahwa saham ASII merupakan market leader di sektor otomotif. Itulah salah satu daya tarik dari saham ASII. Saham ASII termasuk saham paling liquid dan memliki kapitalisasi pasar yang besar yakni Rp. 204,44 triliun. Saham ASII biasanya menjadi salah satu rekomendasi saham untuk investor pemula. Apakah Anda salah satunya?
Jika ya, maka ada baiknya jika Anda mengenal lebih dalam tentang perusahaan Astra dan juga sahamnya. Sebab sebenarnya, jika Anda membeli saham ASII artinya Anda juga perlu memahami 7 lini usaha yang berbeda di bawah ASII. Mengingat ASII merupakan holding company yang membawahi beberapa lini usaha sekaligus.
Untuk itu mari kita bahas bagaimana sejarah serta perkembangan saham ASII hingga saat ini!
Sejarah ASII
PT Astra International Tbk merupakan perusahaan multinasional yang di dirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Kemudian pada tahun 1990 namanya diubah menjadi PT Astra International Tbk sperti saat ini.
Astra International (ASII) pertama kali di dirikan oleh Tjia Kian Liong, Tjia Kin Joe dan liem Peng Hong pada tahun 1950. Nama Astra sendiri diusulkan oleh adik Kian Liong, yakni Kian Tie yang artinya terbang ke langit dan menjadi bintang terang.
Kemudian pada tanggal 20 Februari 1957 nama Astra International Incorporated di daftarkan para pendirinya dengan modal 2,5 juta rupiah pada waktu itu. Namun karena berbagai kesibukan, akhirnya Astra hanya di kelola oleh Kian Liong saja.
Pada awalnya perusahaan ini adalah distributor dan importir limun merek Prim Club Kornet CIP serta sebagai distributor pasta gigi lokal merek Fresh O Dent dan Odol Dent. Saking melekatnya merek Odol di kalangan masyarakat Indonesia, sampai saat ini Odol sering disebut sebagai asosiai dari pasta gigi. Sekarang sudah tahu bahwa Odol bukanlah sinonim dari pasta gigi melain suatu merek pasta gigi?
Selain itu, bidang bisnis Astra yang lain adalah pengiriman fosfat alumunim, bohlam lampu serta ekspor minyak goreng. Pada tahun 1964 Astra sempat menjadi pemasok lokal proyek pembangunan Waduk Jatilurur.
Kemudian pada tahun 1966 Astra International menjadi importir aspal dari Marubeni, Jepang untuk pembangunan jalan. Walaupun usaha importir Astra mulai berkembang, termasuk mengimport truk-truk. Hal ini karena mendapat pinjaman dana dari USAID. Namun Astra tidak bisa mengimpor lebih banyak truk-truk karena dianggap melanggar ketentuan USAID yang melarang perusahaan menjadi pemasok pemerintah.
Kian Liong (William) tidak kehabisan akal, pada tahun 1969 Astra memindahkan usahanya ke Jepang. Di Jepang, Wiliam memeang usaha Gaya Motor dan dipercaya untuk merakit truk-truk Toyota. Dari situlah akhirnya melalui PT Gaya Motor, Astra berhasil menjadi satu-satunya agen Toyota dan perlahan-lahan ditunjuk juga sebagai distributor berbagai produk Jepang, salah satunya seperti Honda.
IPO Saham ASII
Pada tahun 1990 PT Astra International melakukan IPO (Initial public Offering) dengan penawaran umum saham perdananya kepada masyarakat seharga Rp 1000/ lembar saham. Saat itu jumlah saham tercatat 30.000.000 saham. Kemudian ASII mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Apr 1990 dengan Harga Penawaran Perdanya Rp. 14.850.
Kini, Astra International (ASII) sudah memiliki 7 lini usaha, yakni di bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, IT dan juga properti. Tentu saja Astra juga memiliki anak perusahaan. Berapa anak perusahaan yang dimiliki Astra saat ini?
Anak Perusahaan ASII
PT. Astra International memiliki lebih dari 190 anak perusahaan. Berikut adalah daftar beberapa anak perusahaan ASII beserta keterangan jenis usahanya.
No | Nama Perusahaan | Jenis |
1 | PT Arya Kharisma | Otomotif |
2 | PT Astra Agro Lestari Tbk | Agribisnis |
3 | PT Astra Autoprima | Otomotif |
4 | PT Astra Graphia Tbk | Teknologi Informasi |
5 | PT Astra Mitra Ventura | Jasa Keuangan |
6 | PT Astra Multi Finance | Jasa Keuangan |
7 | PT Astra Multi Trucks Indonesia | Otomotif |
8 | PT Astra Otoparts Tbk | Otomotif |
9 | PT Astra Sedaya Finance | Jasa Keuangan |
10 | PT Astratel Nusantara | Infrastruktur dan Logistik |
11 | PT Brahmayasa Bahtera – Divisi Komersial | Properti |
12 | PT Federal International Finance | Jasa Keuangan |
13 | PT Fuji Technica Indonesia | Otomotif |
14 | PT Garda Era Sedaya | Jasa Keuangan |
15 | PT Gaya Motor | Otomotif |
Historis Fundamental ASII
Aspek fundamental perusahaan merupakan hal penting dalam pemilihan saham yang akan di beli. Perlu diketahui, bahwa rasio dan hasil data fundamaental perusahaan bisa di pengaruhi oleh jenis sektor yang digeluti perusahaan. Tidak terkecuali ASII. Ini dia beberapa aspek fundamental ASII selama beberapa tahun belakangan ini!
1. Revenue (Pendapatan)
Secara umum, revenue (pendapatan) ASII cenderung naik turun dari tahun ke tahun. Apalagi pada tahun 2015 net profit ASII turun drastis dari Rp. 19,1 triliun (2014) ke angka Rp. 14,4 triliun (2015). Untungnya revenue ASII mulai beranjak naik kembali di tahun depannya hingga saat ini.
Hanya saja pada 2019 yang lalu ASII mengalami sedikit penurunan revenue. Dibawah ini adalah data revenue gabungan yang di peroleh ASII selama rentang waktu 2010-2019!
Tahun | Revenue (Triliun) |
2019 | 237 |
2018 | 239 |
2017 | 206 |
2016 | 181 |
2015 | 184 |
2014 | 201 |
2013 | 193 |
2012 | 188 |
2011 | 162 |
2010 | 129 |
2. Net Profit (Laba Bersih)
Net profit (laba bersih) yang diperoleh ASII polanya cukup tidak konsinten mirip dengan revenue-nya. Hanya saja net profit saham ASII dari tahun 2018-2019 naiknya sangat tipis yakni hanya sebesar 0,2%. Anda dapat melihat net profit saham ASII pada tabel di bawah ini!
Tahun | Net profit (Triliun) |
2019 | 21,7 |
2018 | 21,6 |
2017 | 18,8 |
2016 | 15,1 |
2015 | 14,4 |
2014 | 19,1 |
2013 | 19,4 |
2012 | 19,4 |
2011 | 17,7 |
2010 | 17 |
3. Revenue & Net Profit Contribution
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa PT Astra International Tbk memiliki cukup banyak lini perusahaan. Lalu sebenarnya dari mana ASII mendapatkan revenue & net profit paling banyak? Berikut daftar revenue & net profit contribution dari masing-masing lini bisnis yang dimiliki ASII dalam menghasilkan revenue & net profit khususnya pada tahun 2019!
Sektor Bisnis ASII | Revenue Contribution | Net Profit Contribution |
Otomotif | 44% | 39% |
Jasa Keuangan | 9% | 27% |
Alat berat dan tambang | 36% | 31% |
Agribisni | 7% | 1% |
Infrastruktur & logistik | 3% | 1% |
IT | 2% | 1% |
Properti | 0% | 0% |
Dari data diatas dapat diketahui bahwa ternyata bidang bisnis paling terkenal dari ASII memang memiliki peran besar dalam hal ini. Sektor bisnis otomotif dan pertambangan menjadi sektor pertama dan kedua yang memiliki peran besar dalam perolehan revenue dan net profit. Tapi disini juga terlihat bahwa bisnis jasa keuangannya menyumbang net profit yang cukup besar pula.
Ternyata setelah mencari tahun trend selama 5 tahun terakhir, dapat diketahui bahwa net profit ASII dari sektor otomotif sedang mengalami penurunan dan stagnansi dari tahun 2016 hingga 2019. Pada bisnis Alat berat dan tambang juga pengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangklan pada sektor keuangannya mengalami peningkatan dari tahun 2016-2019. Oleh karena itu sektor keuangan dan bisnis alat berat dan tambang ASII juga tidak bisa di sepelekan.
3. RoA & RoE
RoA (Return on Asset) dan RoE (Return on Equity) seringkali menjadi salah satu pertimbangan penting yang digunakan oleh para investor dalam menilai sebuah saham. RoA (Return on Asset) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan. Sedangkan RoE (Return on Equity) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memberi laba bersih bagi para investornya dari investasi pemegang saham.
Jika kita memperhatikan RoA dan RoE ASII selama 5 tahun terakhir yakni 2015-2019 mungkin terlihat tidak terlalu masalah. Namun jika melihat dari 10 tahun terakhir yakni dimulai dari tahun 2010, maka dapat terlihat bahwa RoA dan RoE saham ASII sebenarnya sedang mengalami penurunan. Berikut data lengkapnya!
Tahun | RoA | RoE |
2019 | 6,1% | 14,6% |
2018 | 6,2% | 15,8% |
2017 | 6,3% | 15,2% |
2016 | 5,7% | 13,5% |
2015 | 5,8% | 14,1% |
2014 | 8,1% | 20% |
2013 | 9% | 23,1% |
2012 | 10,6% | 27,2% |
2011 | 11,5% | 29,4% |
2010 | 15% | 34,4% |
Perkembangan Saham ASII
Selain aspek fundamental yang disebutkan diatas, ASII melalui berbagai perubahan dalam saham yang dimilikinya. Berikut adalah daftar pemegang saham terkini, historis pencatatan saham hingga pergerakan saham 1 bulan belakangan ini!
Daftar Pemegang Saham
No | Nama | Jenis | Jumlah | Persentase |
1 | Jardine Cycle & Carriage Limited | Lebih dari 5% | 20.288.255.040 | 50,11 % |
2 | Masyarakat lainnya (masing-masing dibawah 5%) | Kurang dari 5% | 20.195.298.100 | 49,89 % |
3 | Budi Setiadharma | Komisaris | 8.440.000 | 0,02 % |
4 | Prijono Sugiarto | Direksi | 12.925.000 | 0,03 % |
5 | Johannes Loman | Direksi | 1.160.000 | 0 % |
6 | Suparno Djasmin | Direksi | 1.584.900 | 0 % |
7 | Gidion Hasan | Direksi | 1.275.000 | 0 % |
Historis Pencatatan Saham ASII di BEI
Tanggal Pencatatan | Tindakan Korporasi | Saham |
4 April 1990 | Saham perdana Rp14.850 | 30.000.000 |
4 April 1990 | Pencatatan Sebagian | 24.805.000 |
18 Desember 1991 | Pencatatan Saham Pendiri | 184.893.000 |
18 Desember 1991 | Total Koperasi | 2.500.000 |
3 Januari 1994 | Penambahan Saham (Right Issue) | 48.439.600 |
8 September 1994 | Saham Bonus (Bonus Shares) | 871.912.800 |
12 Maret 1997 | Obligasi Konversi | 280.837 |
1 September 1997 | Pemecahan Saham (Stock Split) 1 : 2 | 1.162.831.237 |
24 April 2000 | Penambahan Saham* | 262.168.650 |
16 Oktober 2000 | Total Opsi I | 8.637.003 |
31 Juli 2001 | Total Opsi Konversi I | 16.203.924 |
26 April 2002 | Total Opsi Konversi II | 30.903.088 |
22 Januari 2003 | Penambahan Saham (Right Issue) | 1.404.780.175 |
5 Juni 2012 | Penambahan Saham (Stock Split) 1 : 10 | 36.435.197.826 |
18 Mei 2004 | esopMsop | 64.754.000 |
Pergerakan Harga Saham
Adapun harga pergerakan saham selama 1 bulan belakangan, dimana wabah corona banyak mempengaruhi dunia investasi di Indonesia termasuk saham, dapat Anda lihat melalui gambar grafik dibawah ini!
Penutup
Pada 3 sektor bisnis yang mendominasi revenue dan net profit ASII, dapat di ketahui bahwa bisnis-bisnis andalan ASII bersifat cyclical. Untuk beberapa pemerhati saham, saham ASII mungkin tidak disarankan untuk tujuan investasi jangka panjang karena produk otomotif yang sifatnya tidak selalu harus di beli dalam jangka pendek.
Namun bukan berarti ASII adalah saham yang buruk, karena ASII memiliki market share yang besar dan konsisten setiap tahunnya. Hal ini menunjukan bahwa ASII sangat mendominasi pasar di bidangnya. Tentunya segala keputusan di kembalikan pada kebutuhan dan analisa Anda pribadi. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda tertarik mengoleksi saham ASII?