Tertarik Investasi Saham? Ini 7 Tips Menabung Saham Untuk Pemula

Sebagai negara berkembang, jumlah masyarakat Indonesia yang menyadari dan melakukan investasi masih tergolong sedikit. Namun seiring berkembang teknologi dan pesatnya arus informasi, kini beberapa instrumen investasi yang dulu terasa asing menjadi kian dikenal dan diminati. Salah satunya adalah saham.

Saat ini memulai investasi saham sangatlah mudah dan bisa Anda mulai dengan modal yang murah. Anda bisa membuka rekening saham pribadi dari rumah.

Harga saham yang bervariasi masih memungkinkan karyawan dengan gaji UMR bisa ikut berinvestasi. Kita mungkin memiliki tujuan jangka panjang yang ingin kita capai, misalnya membeli rumah, mobil, menyiapkan dana pensiun dan lain-lain.

Investasi saham ini mungkin bisa Anda pertimbangkan sebagai alat untuk meraihnya daripada hanya menabung di bank.

Namun banyak dari kita yang masih bingung bagaimana cara yang cocok untuk berivestasi saham, hingga berapa nominal investasi yang perlu di siapkan terutama bagi pemula.

Karena biasanya pemula memiliki wawasan dan kemampuan analisa yang masih terbatas. Sehingga di sisi lain ada ketakutan yang cukup tinggi jika mengalami kerugian.

Oleh karena itu beberapa analis saham menyarankan agar pemula bisa menabung saham terlebih dahulu, daripada trading jangka pendek.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas secara lebih dalam mengenai beberapa hal dasar tentang menabung saham dan bagaimana cara menabung saham itu sendiri. Banyak yang mengira menabung saham itu lebih aman, bahkan hampir tanpa resiko.

Benarkah demikian? Supaya lebih jelas, kita mulai dengan mendefinisikan apa yang di maksud dengan menabung saham terlebih dahulu.

Apa itu Menabung Saham dan Berapa Modal Awal yang diperlukan?

Menabung saham adalah aktifitas investasi saham yang di lakukan secara rutin dan konsisten dalam jangka waktu yang panjang. Caranya, dengan menyisihkan sebagian pendapatan setiap bulannya ataupun pertiga bulanan misalnya. Sama seperti investasi lainnya, menabung saham juga memiliki resiko.

Oleh karena itu, jangan sampai kita hanya ikut-ikutan membeli suatu saham tanpa mengenali emiten dan fundamentalnya.

Berbicara mengenai minimal modal investasi saham, sesuai dengan ketentuan minimal pembelian saham yakni 1 Lot yang kini berjumlah 100 lembar saham. Misalnya saham WXYZ adalah Rp. 3000/ lembar saham. Jadi Anda perlu menyiapkan minimal Rp. 300.000.

Nah sekarang tergantung saham apa yang ingin Anda beli, harga per-lembar sahamnya bisa Anda kalikan 100 terlebih dahulu. Maka itulah jumlah modal minimal yang perlu Anda siapkan.

Contoh Saham yang Bisa Anda Beli dengan Modal Rp. 100.000, Rp. 500.000 atau 1 Jutaan

Jika Anda memiliki budget Rp.100.000 sampai Rp. 500.000. Contoh saham yang bisa Anda beli berdasarkan harga saham 16 Septermber 2020 misalnya saham :

  • WTON = Rp. 24.600/ Lot
  • SIDO = Rp. 76.000/Lot
  • BBRI = Rp. 331.000/ Lot
  • TLKM = Rp. 280.000/ Lot

Sementara jika Anda memiliki modal awal 1 jutaan, Anda mungkin bisa membeli saham :

  • CPIN = Rp. 602.500/ Lot
  • BMRI = Rp. 567.500/ Lot
  • ADMF = Rp. 7600.000/ Lot
  • UNVR = Rp. 8.075.000/ Lot

Anda bisa membeli saham melalui perusahaan-perusahaan sekuritas yang telah terdaftar dan memiliki izin OJK serta BEI.

Namun Anda perlu membuat rekening saham terlebih dahulu dengan syarat KTP, NPWP dan Buku tabungan.

Anda bisa membuka rekening saham secara online atau datang langsung ke perusahaan sekuritas pilihan Anda. Lalu bagaimana cara menabung saham yang di sarankan untuk pemula? Langsung kita bahas satu-persatu!

1. Jangan Berhutang Untuk Menabung Saham

Jangan Berhutang Untuk Menabung Saham

Banyak perencana keuangan dan analis saham yang menyarankan untuk tidak berhutang dalam berinvestasi saham. Hal ini karena saham merupakan salah satu instrimen investasi yang beresiko tinggi.

Jika kita berhutang, akibatnya pertama yang pasti kita perlu membayar bunga dari hutang yang biasanya tidak sedikit dan terus menggunung, dan yang kedua belum tentu return saham kita bisa menutupi bunga dari hutang tersebut bahkan bisa jadi kita sendiri mengalami kerugiaan.

Perlu Anda ketahui bahwa IHSG tidak selalu naik setiap tahun. Pasar modal bukan hanya di pengaruhi oleh internal perusahaan tapi juga ada faktor dalam dan luar negeri.

Ada kalanya iHSG mengalami penurunan di tahun tertentu, misalnya seperti saat pandemic melanda dunia termasuk Indonesia, meskipun secara umum rata-rata IHSG selalu naik.

Jadi berhutang untuk membeli saham tidaklah di sarankan. Dibanding berhutang, lebih baik jika kita membeli saham sesuai dengan kemampuan saja dengan asumsi menabung secara jangka panjang (5-10 tahun).

Seperti yang telah kita bahas pada poin sebelumnya, Anda bisa menabung saham mulai dari Rp. 100.000/bulan, atau Rp. 500.000 ataupun Rp. 1.000.000/bulan. Semuanya tergantung tujuan investasi dan kemampuan income kita masing-masing.

2. Melakukan Compounding Interest

Melakukan Compounding Interest

Coumponding secara sederahananya adalah bunga-berbunga. Jadi ketika dana insvestasi saham kita sudah mendapatkan return pada tahun pertama, hasil return tersebut sebaiknya kita investasikan kembali. Sehingga pada tahun berikutnya kita bisa mendapatkan bunga yang lebih besar.

Hal ini terus kita lakukan pada tahun selanjutnya dan tahun selanjutnya. Dengan begitu return yang kita terima akan terus menggulung seperti bola salju.

Jadi sebaiknya tidak tergoda untuk menjual saham ketika saham kita sudah bisa menghasilkan return, padahal tujuan awal kita berinvestasi adalah untuk jangka panjang.

Hal itu akan membuat keuntungan yang bisa kita dapatkan dari investasi saham kita menjadi kurang maksimal.

3. Menabung Saham dengan Rutin dan Konsisten dengan Nominal yang Sama

Menabung Saham dengan Rutin dan Konsisten

Mungkin banyak orang mempertanyakan kapan saat yang tepat membeli saham ataupun menjualnya kembali? Sayangnya tidak ada yang tahu pasti mengenai hal ini, bahkan para trader profesional sekalipun tidak selalu akurat dlaam memprediksinya.

Namun pada prinsipnya, kita perlu membeli saham ketika harganya sedang murah dan menjualnya kembali saat harga saham sedang mahal. Jadi strategi yang cukup aman untuk pemula adalah tidak membeli saham sekaligus dalam jumlah besar dalam sekali waktu saja.

Baca juga : Belajar Saham, Mengenal Lebih Dalam Tentang Saham

Melainkan menabungnya secara rutin dan konsisten dengan jumlah yang sama setiap bulannya. Inilah yang kita sebut dengan konsep average untuk mengoptimalkan keuntungan saham serta meminimalisir resiko.

4. Pilih Sektor Industri yang Cocok Untuk Investasi Jangka Panjang

Pilih Sektor Industri yang Cocok Untuk Investasi Jangka Panjang

Untuk pemula, ada baiknya jika Anda mulai menabung saham dengan memilih sektor-sektor industri yang cukup aman di tabung secara jangka panjang. Pertama, coba perhatikan data pertumbuhan sektor indutri selama 5-10 tahun terakhir.

Ternyata ada beberapa industri yang mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari IHSG. Diantaranya ada sektor keuangan, comsumer goods, dan juga basic industry.

Kedua, perhatikan juga kapitalisasi pasarnya. Bagi pemula, disarankan untuk memilih saham dengan kapitalisasi yang besar.

Sebab, kapitalisasi pasar yang besar menunjukan bahwa perusahaan tersebut cukup kuat dan kepercayaan para investor yang tinggi kepada emiten saham.

Beberapa perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar misalnya emiten dengan kode saham BBRI, BBCA, TLKM, UNVR, BMRI, ICBP dan lain-lain.

Anda bisa mempelajari laporan keuangan perusahaan selama 5-10 tahun kebelakang. Jika profit perusahaan tersebut meningkat, maka perusahaan tersebut layak kita pertimbangkan untuk menabung jangka panjang.

5. Perhatikan Jangka Waktu yang Diperlukan untuk Menabung Saham

Perhatikan Jangka Waktu yang Diperlukan untuk Menabung Saham

Hal lain yang perlu kita perhatikan adalah soal waktu yang kita perlukan dalam menabung saham untuk mencapai tujuan investasi.

Hal ini agar kita bisa mengetahui secara rinci berbagai asumsi yang kita butuhkan untuk menabung saham sesuai tujuan keuangan yang ingin kita raih.

Misalnya berapa kira-kira jumlah uang yang bisa dapatkan dalamjangka waktu tertentu, dan bisa membandingkannya dengan kebutuhan real. Atau berapa jumlah yang perlu kita tabung setiap bulannya untuk bisa mencapai tujuan keuangan tertentu.

Untuk mempermudah dalam menghitungnya, kini sudah tersedia aplikasi kalkulator finansial yang bisa Anda download secara gratis.

Biasanya aplikasi tersebut memiliki fitur-fitur untuk menghitung berbagai kebutuhan finansial, termasuk dalam compounding interest. Anda hanya perlu mengisi data angka sesuai kolom variabel yang tersedia dalam tujuan perhitungan yang Anda pilih.

6. Tingkatkan Terus Tabungan Saham

Tingkatkan Terus Tabungan Saham

Seiring berjalannya waktu, Anda bekerja dan karir Anda meningkat. Biasanya income Anda juga semakin tinggi.

Sebaiknya Anda juga meningkatkan jumlah uang yang Anda tabung ke dalam saham setiap bulannya. Dengan begitu, Anda bisa semakin cepat mencapai target keuangan.

Misalnya, jika tahun ini gaji Anda Rp. 3.000.000 setiap bulan dan Anda bisa menyisihkan Rp. 500.000 untuk menabung saham.

Kemudian gaji/ penghasilan Anda bertambah menjadi Rp. 5.000.000. Jumlah tabungan saham bisa lebih tinggi melebihi Rp. 500.000/bulan.

Lalu ini Anda biasanya setiap mendapatkan kenaikan income, maka lama-lama menabung saham menjadi hal biasa untuk Anda dan tidak menjadi beban karena bertentangan dengan keinginan lifestyle yang juga terus meningkat.

7. Tidak Perlu Melihat Fluktuasi Harga Saham Setiap Waktu

JAngan Melihat Fluktuasi Harga Saham Setiap Waktu

Karena tujuan investasi saham Anda adalah untuk jangka panjang, sebaiknya Anda tidak perlu melihat fluktuasi harga saham terus menerus.

Hal ini bisa mempengaruhi ketenangan psikologis Anda jika seandainya harga saham tiba-tiba turun dalam dan akhirnya melakukan transakasi jangka pendek. Misalnya menjual semua saham yang Anda miliki.

Padahal Anda belum dikatakan merugi jika tidak menjual saham saat harga turun. Namun karena Anda melakukannya saat panik, kerugian yang Anda takutkanpun justru terjadi.

Daripada melihat fluktuasi saham setiap hari, Anda hanya cukup fokus bekerja dan menghasilkan uang untuk menabung saham setiap bulannya. Ingat bahwa Anda menabung saham untuk tujuan jangka panjang Anda.

Justru, jika Anda mendapati harga saham sedang turun ada baiknya jika Anda memikirkan cara menabung saham lebih banyak. Tentunya tidak disarankan dengan cara berhutang.

Baca juga; Tertarik Investasi Saham? Ini 7 Tips Menabung Saham Untuk Pemula

Kesimpulan

Bagi Anda yang masih pemula dalam investasi saham, menabung saham adalah cara yang cukup baik untuk mendapatkan keuntungan rata-rata dan menekan resiko kerugian. Tentunya dengan asumsi tujuan keuangan secara jangka panjang yang Anda miliki. Menabung saham tentu berbeda dengan menabung biasa di bank. Karena instrumen keuangannya memiliki karakteristik dan cara kerja yang berbeda sehingga tingkat resikonyapun berbeda.

Menabung saham juga bisa menjadi alternatif solusi untuk Anda yang belum memiliki sejumlah dana yang besar untuk tujuan keuangan jangka panjang tertentu. Jangan lupa untuk mempelajari emiten serta fundamental perusahaan sebelum Anda memutuskan membeli sahamnya. Dengan ke tujuh tips diatas semoga dapat membantu Anda menabung saham lebih baik lagi.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.