3 Strategi Investasi yang Paling Banyak Dipilih

Sebagai investor, kita perlu memilihi strategi investasi yang paling cocok untuk konteks kita secara personal. Kenapa?

Mungkin Anda pernah menemukan orang yang menanyakan seperti ini kepada pihak yang di anggap pakar dalam suatu event atau konten innvestasi. “Beli saham apa?”, “Invest dimana?”, “Kapan jual sahamnya?”

Biasanya pakar ataupun influencer investasi yang baik tidak akan langsung menjawab pertanyaan tersebut sesuai harapan orang yang bertanya. Bukannya hendak pelit ilmu atau informasi, tapi karena bisa jadi gaya investasi seseorang belum tentu cocok dengan semua orang.

Seperti yang kita tahu, untung rugi dalam berinvestasi akan di tanggung oleh diri kita sendiri. Maka, jika kita ingin berinventasi pastikan bahwa diri kita memilih dengan logis dan rasional semampunya saat itu.

Jangan terbawa apa kata orang karena iming-iming untung tinggi apalagi cepat kaya tanpa tahu strategi investinya cocok atau tidak dengan diri kita pribadi. Jikapun ada yang merekomendasikan untuk berinvestasi pada aset tertentu maka itu cukup di jadikan sebagai salah satu bahan analisa saja.

Oleh karena itu kali ini kita akan membahas 3 strategi investasi yang cukup banyak di pilih orang. Mudah-mudahan dari 3 strategi investasi ini ada yang di rasa cocok untuk Anda.

Nah, kira-kira dari ketiga strategi ini manakah yang paling cocok untuk Anda?

1. Strategi Investasi Buy & Hold

Strategi investasi yang pertama adalah Buy & Hold, dimana kita membeli sebuah aset kemudian kita “tinggal” begitu saja selama rentang waktu yang cukup panjang (kira-kira lebih dari 5 tahun). Sehingga meski harganya naik turun, kita tidak akan langsung menjualnya dalam jangka waktu pendek.

Kita juga tidak terlalu sering memantau market. Bahkan ada yang bilang sebutan untuk strategi ini, “beli aset, lalu di tinggal tidur”.

Namun untuk meminimalisir potensi kerugian tentu aset tersebut sebaiknya memenuhi syarat, yakni aset harus kokoh dan memiliki proyeksi bagus di masa depan. Aset yang dimaksud bisa berupa saham, crypto, reksadana maupun aset investasi lainnya.

Lebih detailnya, saat memilih aset investasi dengan strategi buy & hold untuk investasi jangka panjang maka kita perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut!

SahamReksadanaCryptocurrency
Memiliki high barrier to entryPilih Manajer Investasi (MI) yang masuk dalam top 20 by AUM (Asset Under Management) atau total nilai pasar.Crypto yang memiliki market cap besar
Tidak mudah di kalahkan oleh kompetitorMampu memberikan return yang konsisten dalam jangka pendek dan juga jangka panjangUse case nya jelas seperti Bitcoin dan Ethereum
Growth dan profotabilitynya terbukti sustainable
Kriteria aset untuk strategi buy & hold

Lalu apakah kita harus langsung melakukan investasi dengan nominal yang besar?

Jawabannya, tidak. Dalam menggunakan strategi buy & hold ini, kita juga bisa kok menggunakan metode menabung rutin seperti DCA (Dollar Cost Averaging).

Jadi gambarannya, meski sedang berada di harga berapapun kita akan tetap membeli aset tersebut secara rutin lalu diamkan.

Baca juga, Metode Investasi DCA : Cara Menabung Saham Gaji UMR Untuk Pemula

Keuntungan Strategi Investasi Buy & Hold

Berinvestasi dengan strategi buy & hold memiliki banyak keuntungan. Diantaranya, kita bisa menghemat pajak dan biaya jual.

Karena pajak hanya berlaku saat kita menjual asetnya. Dengan strategi buy & hold ini kita hanya akan terkena pajak sekali yakni saat menjualnya. Begitu pula tentang biaya jual yang hanya di akan di bayarkan saat menjual aset.

Kita akan jadi lebih hemat bukan? Tidak seperti seorang trader yang pastinya akan harus membayar pajak dan biaya jual yang sangat sering.

Resiko Strategi Investasi Buy & Hold

Selain keuntungannya, strategi ini juga tidak terlepas dari resiko. Mungkin strategi buy & hold ini terdengar simple dan mudah. Tinggal beli lalu di tinggal saja, tidak perlu pusing memikirkan ini dan itu.

Namun perlu kita ketahui, jika salah beli produk dan juga membeli di timing yang tidak tepat. Misalnya beli di harga tinggi dan ternyata nilainya terus turun dari waktu ke waktu. Jika hal ini terjadi maka kita juga akan merugi.

Saat memilih strategi ini, kita perlu ingat bahwa harga aset yang kita beli kedepannya bisa naik atau turun harganya.

Ketika turun maka kita harus bisa mengontrol diri agar tidak terburu-buru menjual rugi aset kita. Begitupun ketika sedang naik, jangan sampai kalap ingin menjualnya hanya karena ingin cepat-cepat untung.

Jadi strategi buy & hold ini kira-kira cocok untuk siapa?

  • Untuk Anda yang merupakan investor jangka panjang atau memiliki punya tujuan keuangan jangka panjang (> 5 tahun). Speerti misalnya dana pensiun
  • Memiliki uang dingin yang belum terpakai
  • Mencari return atau untuk bukan dalam bentuk cashflow melainkan ingin mencari capital gain dalam jangka panjang
  • Tidak memiliki waktu untuk memantau market karena harus mengerjakan pekerjaan lain

2. Passive Investing On Index

Strategi investai kedua yang banyak di pilih adalah passive investing on index.

Jika stratgi buy & hold adalah strategi yang mengharuskan investor secara aktif memilih dan menganalisa aset, maka strategi yang kedua agak berbeda.

Pada strategi passive investing on index, kita secara pasif berinvestasi pada suatu indeks yang memiliki kriteria terbaik. Baik itu indeksnya yang ada di BEI ataupun luar negeri. Misalnya saja pada :

  • Indeks IDX 30 yang isinya kumpulan 30 saham dengan nilai terbesar di IHSG.
  • Indeks LQ45 yang merupakan kumpulan 45 saham terliquid di IHSG.
  • Indeks Sri Kehati yang merupakan 25 saham dengan performa baik dan juga memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup
  • Indeks S&P 500/ NASDAQ

Baca juga, 5 Strategi Mengatur Portofolio Investasi Dana Pensiun

Keuntungan dan Resiko Strategi Passive Investing On Index

Enaknya menjadi investor dengan strategi passive investing on index ini yakni jelas kita bisa menghemat waktu, tenaga dan juga uang. Sebab kita tidak perlu lagi menganalisa saham satu persatu. Hanya perlu membeli indeksnya saja.

Namun tetap perlu di ingat, terdapat resiko dalam menggunakan strategi investasi yan satu ini. Apa itu?

Karena mengkuti sebuah indeks, maka keuntungan yang di dapat tidak bisa lebih dari indeks acuan yang pilih. Berbeda lagi jika kita berinvestasi pada beberapa saham secara terpisah yang bisa jadi berpeluang memberikan keuntungan yang lebih besar di banding indeks yang kita pilih.

Selain itu, karena indeks berisi banyak saham, maka keuntungan yang kita dapat merupakan rata-rata dari setiap saham yang terdapat dalam indeks tersebut.

Nah strategi passive investing on index ini lebih cocok untuk siapa?

  • Bisa digunakan untuk Anda yang merupakan investor jangka panjang atau tujuan keuangan jangka panjang seperti dana pensiun. Karena konsepnya mirip dengan buy & hold. Bedanya, dengan strategi ini kita membeli indeksnya saja bukan sahamnya satu persatu. Produknya yakni reksadana indeks dan ETF (Exchange Traded Fund).
  • Anda yang tidak begitu mengerti analisa market
  • Tidak mau ribet

Baca juga, Apa Itu Indeks Saham LQ45? Tujuan, Kriteria dan Kabar Terbarunya

3. Trading

Nah strategi investasi yang ketiga dan banyak di lakukan oleh banyak orang adalah trading dan investornya di sebut dengan trader. Saya yakin beberapa dari kita mungkin pernah mendengar istilah ini.

Namun kita akan memperjelasnya sekali lagi dan tentunya memahami keuntungan serta resikonya sebelum kita memilih strategi investasi.

Trading merupakan strategi investasi dimana transaksi jual beli di lakukan dalam waktu yang sangat singkat.

Ada yang harian, bahkan ada yang dalam hitungan menit atau detik. Hal ini tentu saja bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dari selisih harga beli dan jual. Untuk melakukan trading biasanya trader bisa menggunakan berbagai macam aset seperti saham, forex, crypto, bahkan emas.

Keuntungan dan Resiko Strategi Trading

Gambarannya se-simple, kita beli aset tertentu di harga yang rendah kemudian menjual kembali saat harga naik. Jadi potensi returnnya sudah pasti tinggi.

Bagaimana, tertarik untuk menggunakan strategi trading?

Tunggu dulu, sebaiknya baca artikelnya sampai selesai agar terhindar dari kata menyesal!

Karena sering di perjual belikan maka biasanya trader memilih saham-saham dengan likuiditas yang tinggi. Karena akan sulit juga jika memilih saham yang tingkat likuiditasnya rendah.

Strategi trading ini bisa di katakan cukup sulit karena untuk melakukannya kita perlu bisa menganalisa secara teknikal. Seperti data pasar, chart harga, sentimen masyarakat, dan lain-lain.

Selain itu, yang pasti kita butuh memperhatikan market secara terus menerus agar tahu kapan waktunya membeli dan menjual asetnya kembali.

Berbeda dengan strategi yang pertama, dalam trading juga tidak terlalu memperhatikan fundamental perusahan, ataupun bagaimana masa depan perusahaannya. Yang terpenting bagi trader adalah bisa mengambil keuntungan dari selisih harga saham saat ini.

Namun seperti strategi lainnya, trading juga punya sejumlah resiko!

Karena potensi returnnya tinggi lewat transaksi yang sangat sering, tentu di ikuti resiko yang juga tinggi. “High return high risk”.

Karena tidak mudah untuk menentukan saham dengan harga menarik dan bisa memberikan return besar serta konsisten.

Pastinya kita butuh pengalaman bertahun-tahun untuk mengenali market dan juga analisa berbagai faktornya. Kita juga perlu tahu kapan saatnya cutloss, ketika harga saham terus menurun.

Selain itu, strategi trading juga memerlukan waktu yang banyak karena perlu meneliti price chart aset trading seperti saham, crypto atau forex.

Siapakah yang kemungkinan cocok untuk menggunakan strategi trading?

  • Anda yang mencari keuntungan secara cepat
  • Anda yang memiliki banyak waktu untuk memperhatikan market secara terus menerus.
  • Memiliki ilmu analisa market, terutatama analisa teknikal
  • Memiliki kesabaran dan kedisplinan yang tinggi untuk bisa meraih profit besar dan konsisten. Sebab harus berani cutloss saat salah menganalisa.

Penutup

Setiap strategi investasi pasti memiliki keuntungan dan resikonya tersendiri. Nah, investor yang berhasil justru biasanya selalu mendasarkan keputusan secara mandiri baik dari data serta informasi yang di miliki melalui proses analisa.

Jadi pilihlah dengan bijak, mana strategi yang paling cocok dengan Anda dalam membantu menggapai tujuan keuangan. Selain itu. pertimbangkan pula manakah resiko yang paling bisa Anda ambil dan di kelola sebaik mungkin.

Mungkin itu dulu sharing kali ini. Selamat berinvestasi, semoga Anda bisa menemukan strategi yang paling pas dan memaksimalkan keuntungan investasi.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.