Jika Anda Anda sedang mencari saham dari sektor perbankan, saham dengan kode MAYA mungkin bisa menjadi pilihan.
Saham dari sektor ini memang selalu menarik, namun sebelum mencari tahu lebih lanjut mengenai harga sahamnya, ada baiknya jika Anda selangkah lebih mengenal emiten yang satu ini dengan memahami sejarah perkembangan saham MAYA.
Menariknya Bank Mayapada sendiri adalah termasuk bank lama yang telah beroperasi sejak tahun 1990. Jadi sudah beroperasi sekitar 30 tahun lamanya. Nah jika Anda memang tertarik, langsung saja kita bahas lebih dalam mengenai saham perbankan MAYA.
Profil Perusahaan

PT Mayapada International Tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perbankan dan jasa keuangan lainnya. Bank ini menargetkan nasabah yang memiliki usaha kecil dan juga menengah.
Baca juga : Sejarah dan Perkembangan Saham JPFA Sampai Sekarang
Saat ini, Bank Mayapada sudah memiliki kurang lebih 190 cabang. Sementara kantor pusatnya berada di Mayapada Tower Lantai 2 tepatnya di Jalan Jendral Sudirman Kav. 28 Kuningan, Jakarta Selatan.
Berbicara mengenai ruang lingkup kegiatan usahanya, secara umum Bank ini memiliki produk keuangan seperti :
- Simpanan : Tabungan dengan berbagai jenis rekenging seperti My Saving, My Saving Super Benefit, My Dollar, TabunganKu, dan Tabungan SimPel
- Deposito & Giro : My Depo, My Depo Valas, My Giro, My Giro Premium dll
- Pinjaman : My Auto, My Home, My Loan
- Investasi & Banc Assurance : My Family Saving, Ziaga Jiwa
Sejak pendiriannya 30 tahun silam, berbagai penghargaan tentunya telah di raih oleh bank yang satu ini. Seperti :
- Peringkat 2 kategori “Public Company – Bank – Asset Rp. 50T – Rp. 100 T : INDONESIA CORP. SECRETARY & CORP. COMM. AWARD – IV tahun 2019
- The 10th Ranking of INDONESIA THE BEST PUBLIC COMPANIES BASED ON WAI 2018 – Category : ASEAN Best Public Companies Best Wealth Creator Award 2018 dari Majalah SWA
- Top 50 Companies, Best of The Best Awards 2017 : 7th Annual Awards & Gala Dinner dari Forbes Indonesia
Sebagai calon investor, penting juga bagi kita untuk mengetahui siapa saja pihak yang mengelola perusahaan/emiten yang akan kita beli sahamnya.
Nah, pada jajaran manajemennya Bank Mayapada sendiri di pimpin oleh Dato’ Sri Prof DR Tahir, MBA sebagai komisari utama.
Kemudian ada Ir. Hendra dan Lee Wi Cheng Sebagai komisaris, Ir. Kumhai Djamil SE, Insmerda Lebang dan Winarto yang menjabat sebagai komisaris independen.
Baca juga : Sejarah Saham CLEO dan Perkembangannya Saat Ini
Sementara dewan direksinya di pimpin oleh Hariyono Tjahjarijadi sebagai direktur utama dan Jane Dewi Tahir sebagai wakil direktur utama. Rudy Mulyono, Andreas Wiryanto, Hung Li Chen, Wang Tien Chen, Yang Chin Chang sebagai direktur.
Sejarah Emiten MAYA
Bank Mayapada (MAYA) di dirikan pada tanggal 7 September 1989 di Jakarta, dan di sahkan oleh Menteri Kehakiman RI pada bulan Januari 1990 dengan nama Bank Mayapada International.
Setelah itu, enam bulan kemudian Bank Mayapada memperoleh izin usaha sebagai bank komersil serta bank devisa dari Bank Indonesia pada Maret 1990.
Bank ini tergabung dalam Mayapada Group yang merupakan salah satu bisnis konglomerasi terbesar yang di dirikan oleh Dato Sri Tahir pada tahun 1986.
Group ini bukan hanya memiliki lini bisnis di bidang jasa perbankan, tapi juga rumah sakit, hotel, real estate, retail dan juga media. Namun bisa di bilang bahwa dalam layanan finansial, Bank Mayapada merupakan tumpuan utama bagi Mayapada Group.
Listing di BEI
Sebelum listing di BEI, Bank Mayapada memperoleh pernyataan efektif terlebih dahulu dari Bapepan-LK pada tanggal 7 Agustus 1997.
Oleh karena itu, PT Mayapada International, Tbk dapat menawarkan sahamnya kepada masyarakat umum. Jumlah saham yang di tawarkan yakni sebanyak 65.000.000 lembar saham dengan nominal Rp. 500/lembar saham.
Lalu akhirnya pada tanggal 29 Agustus 1997, MAYA listing secara resmi di BEI dengan harga penawaran saham Rp. 800/lembar saham.
Sejak itu, emiten ini tercatat pernah melakukan right issue sebanyak 9 kali. Jika Anda ingin mempelajarinya lebih dalam, data selengkapnya dapat Anda lihat melalui tabel di bawah ini.
Historis Pencatatan Saham
Tanggal | Tindakan Korporasi | Saham |
29 Agustus1997 | Saham Perdana @ Rp800,- | 65.000.000 |
29 Agustus1997 | Company Listing | 260.000.000 |
11 Juni 1999 | Partial Delisting | -3.250.000 |
8 November 1999 | Right Issue I @ Rp500 | 62.621.500 |
19 Juli 2001 | Right Issue II @ Rp100 (Seri B) | 247.509.500 |
19 Juli 2002 | Right Issue III @ Rp100 | 643.500.000 |
5 Juli 2007 | Right Issue IV @ Rp100 | 1.275.381.000 |
1 Desember 2010 | Right Issue V | 510.146.400 |
25 Oktober 2013 | Right Issue VI | 382.626.618 |
15-26 Januari 2015 | Right Issue VII | 430.441.877 |
30 September-8 Oktober 2015 | Right Issue VIII | 387.397.690 |
25 November-5 Desember 2016 | Right Issue IX | 608.767.797 |
Fundamental MAYA
Setelah mengetahui profil dan sejarahnya secara singkat, kini Anda telah lebih mengenali emiten MAYA bukan? Selanjutnya ada hal yang tidak kalah penting untuk Anda ketahui, yaitu mengenai fundamentalnya.
Baca juga : Pengertian Reksa Dana (Jenis, Kelebihan Serta Risikonya)
Untuk melihat kinerja masa lalu suatu emiten, setidaknya kita membutuhkan data yang cukup panjang. Maka dari itu kita akan menampilkan data dari segi laba rugi, posisi keuangan, arus kas dan juga dividen MAYA selama 5 tahun terakhir yakni dari tahun 2015- hingga 2019!
1. Penjualan, Beban Pokok dan Laba Bersih
Sebelum beranjak pada indikator lainnya, pertama-tama kita bisa memperhatikan mengenai laporan laba rugi MAYA.
Ada baiknya jika kita memilih perusahaan yang bisa menghasilkan laba yang terus meningkat setiap tahunnya. Karena itu artinya perusahaan telah cukup mampu untuk mengembangkan modalnya. Lalu bagaimana dengan MAYA?
Tahun | Penjualan (Rupiah) | Beban Pokok (Rupiah) | Laba Bersih (Rupiah) |
2019 | -691,59 M (+25,67%) | – – | 528,11 M (+20,74%) |
2018 | -930,49 M (-87,64%) | 23,30 M (+13,62%) | 437,41 M (-35,24%) |
2017 | -495,89 M (-40,78%) | 26,98 M (+13,27%) | 675,40 M (-17,65%) |
2016 | -352,24 M (-1.206,16%) | 23,81 M (+47,38%) | 820,19 M (+25,73%) |
2015 | -26,97 M (-130,27%) | 16,16 M (+6,31%) | 652,32 M (+49,77%) |
2. Aset, Hutang dan Modal
Secara umum, aset, hutang maupun modal MAYA selalu meningkat setiap tahunnya selama 2015-2019. Namun apakah peningkatan ini wajar, bagaimana menurut Anda? Coba cek data di bawah ini!
Tahun | Aset (Rupiah) | Hutang (Rupiah) | Modal (Rupiah) |
2019 | 93,41 T (+7,40%) | 81,07 T (+6,41%) | 12,34 T (+14,40%) |
2018 | 86,97 T (+16,36%) | 76,18 T (+15,08%) | 10,79 T (+26,28%) |
2017 | 74,75 T (+22,86%) | 66,20 T (+23,09%) | 8,54 T (+21,12%) |
2016 | 60,84 T (+28,61%) | 53,79 T (+25,91%) | 7,05 T (+53,77%) |
2015 | 47,31 T (+30,77%) | 42,72 T (+28,20%) | 4,59 T (+60,82%) |
Berdasarkan data di atas, average growth dari sisi posisi keuangan MAYA selama 5 tahun terakhir (2015-2019) yakni :
- Aset MAYA rata-rata naik sebesar 21,2% per-tahun selama 5 tahun (2015-2019)
- Hutangnya rata-rata naik sebesar 19,74% per-tahun selama 5 tahun (2015-2019)
- Sementara Modal rata-rata naik sebesar 35,27% per-tahun selama 5 tahun (2015-2019)
3. Kas Operasi, Pembiayaan dan Investasi
Selain laba rugu dan posisi keuangannya, Anda juga perlu mempertimbangkan tentang kondisi arus kas MAYA pada rentang wkatu 5 tahun terakhir.
Berikut adalah data arus kas operasi, pembiayaan dna investasi MAYA dari tahun 2015 hingga 2019!
Tahun | Kas Operasi (Rupiah) | Kas Pembiayaan (Rupiah) | Kas Investasi (Rupiah) |
2019 | -3,30 T (-140,18%) | 284,33 M (-88,74%) | -431,98 M (+44,99%) |
2018 | -1,37 T (-158,46%) | 2,53 T (+2,59%) | -785,32 M (+67,72%) |
2017 | 2,35 T (+340,17%) | 2,46 T (+173,66%) | -2,43 T (-1.550,08%) |
2016 | -978,50 M (-157,24%) | 899,65 M (-21,61%) | -147,44 M (+57,18%) |
2015 | 1,71 T (-32,90%) | 1,15 T (+352,28%) | -344,36 M (-405,02%) |
4. Dividen
Anda perlu memikirkan ulang untuk membeli saham MAYA jika Anda merupakan tipe investor yang suka mengharapkan keuntungan lewat dividen.
Pasalnya, dalam 5 tahun terakhir MAYA tidak secara rutin membagikan dividen kepada para investornya setiap tahun. Namun demikian pada tahun 2016 hingga 2018 emiten in masih membagikan dividen.
Tahun | Dividen (Rupiah) |
2019 | – – |
2018 | 40,40 38,89% |
2017 | 29,09 98,76% |
2016 | 14,64 0,00% |
2015 | – 0,00% |
Perkembangan MAYA Saat ini

Selain aspek fundamental, perkembangan pemegang saham berserta jumlah dan sebarannya mungkin menjadi informasi lainnya terkait emiten MAYA yang perlu Anda ketahui.
Selain itu harga saham MAYA akhir-akhir ini menjadi topik yang banyak di pertanyakan oleh investor saham yang tertarik dengan saham perbankan yang satu ini.
Pemegang Saham MAYA
Pada awalnya bank ini hanya tergabung dalam Grup Mayapada. Namun pada tahun 2016 yang lalu Cathay Financial Holding akhirnya mengakuisisi 40% sahamnya. Pengakuisisian ini telah di setujui dalam RUPS nya pada tanggal 13 Januari 2017.
Kabarnya pada Juli 2020 kemarin, Cathay juga telah merampungkan uji tuntas kepemilikan saham MAYA sehingga nantinya Cathay menjadi pemegang saham pengendali bank Mayapada. Lalu bagaimana susunan kepemilikan saham MAYA saat ini?
Pergerakan Harga Saham MAYA
Sejak listing di BEI pad atahun 1997, harga saham MAYA telah mengalami banyak perubahan. Harga saham MAYA sempat menanjak naik pada tahun 1 Januari 2018 dari yang awalnya Rp. 3325 menjadi Rp. 9100 pada 29 Desember 2019.
Dengan kata lain dalam waktu 1 tahun kenaikan harga sahamnya mencapai 173%.
Namun kemudian saham MAYA mulai melemah pada awal tahun 2019. Hingga pada 24 September 2020 kemarin, harga sahamnya mencapai Rp. 5900/ lembar saham. Lebih jelasnya Anda dapat melihat grafik berikut ini!

Penutup
Demikian ulasan mengenai sejarah saham MAYA dan perkembangan hingga akhir-akhir ini. Saham perbankan milik salah satu orang terkaya di Indonesia ini memang pernah naik secara signifikan pada Januari 2018 dan saat ini sedang turun. Namun kinerja perusahaan yang telah di tampilkan tidak bisa memastikan kinerja MAYA dimasa mendatang.
Sehingga bagi Anda yang tertarik dengan saham ini, coba pikirkan kembali secara matang. Semoga artikel ini membantu Anda menilai emiten MAYA.