Ungkap Rencana Bisnis, Saham TLKM Melambung di Pasar Modal

Pekan terakhir Februari 2021 tampaknya cukup menyenangkan untuk para investor pemilik TLKM. Kode emiten milik BUMN yakni PT Telkom Indonesia Tbk itu dilaporkan melambung dalam beberapa hari terakhir. Bahkan selama 22-24 Februari, saham TLKM mencatat kenaikan yang cukup signifikan dan bikin tersenyum lebar.

Terungkap pada awal pekan ini yakni hari Senin (22/2), saham TLKM ada di posisi Rp3.210 pada pukul 09.00 WIB. Sehari kemudian di waktu yang sama justru melemah tipis jadi Rp3.200 per saham. Namun kemudian pada hari Rabu (24/2) pukul 09.30 WIB, berada di posisi Rp3.530 per saham. Saat ini jelang penutupan harian, TLKM masih nyaman di posisi Rp3.490.

Perubahan selama 2-3 hari terakhir ini menempatkan saham TLKM sebagai emiten yang melesat kencang mencapai 9.46%, dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp343 triliun. Tak hanya itu saja, CNBC Indonesia melaporkan kalau TLKM juga mencapai nilai transaksi perdagangan sebesar Rp1,2 triliun dan jadi emiten teramai di BEI (Bursa Efek Indonesia) kemarin.

Baca juga: Inilah 8 Rekomendasi Saham Saat IHSG Ambruk, Layak Dibeli!

Mengintip Rencana Bisnis Telkom ke Depannya

menara Telkom
© Detik

Melajunya saham TLKM pada Selasa (23/2) kemarin memang terjadi bukan karena tanpa alasan. Kuat dugaan ini dipicu oleh Direksi Telkom yang membeberkan beberapa rencana strategis perseroan ke depannya dalam ajang Prospek Pasar Modal 2021 sehari sebelumnya. Berikut beberapa rencana strategis yang bakal dilakukan Telkom:

1. IPO Dua Anak Usaha

Meskipun masih pandemi Covid-19 dan perekonomian dunia yang belum cukup baik, Telkom cukup percaya diri melakukan IPO (Initial Public Offering) alias penawaran perdana untuk dua anak usahanya. Satu anak usahanya akan ditempatkan di BEI dan satu lainnya bakal mulai IPO di salah satu bursa Asia. Hanya saja belum diketahui anak usaha Telkom mana yang akan mulai IPO.

Dari informasi yang ada, Telkom sendiri berencana melepas Mitratel (PT Dayamitra Telekomunikasi) ke pasar modal. Jika sesuai target, bakal mulai dilakukan di kuartal terakhir tahun 2021 atau maksimal kuartal pertama 2022. Sekadar informasi, Mitratel adalah anak usaha Telkom yang fokus menyediakan infrastruktur telekomunikasi.

Dilaporkan bahwa Mitratel memiliki lebih dari 22 ribu menara telekomunikasi di berbagai tempat dan melayani semua operator seluler di Tanah Air.

2. Beli Rp2,2 Triliun Saham Gojek

Tak hanya memulai IPO untuk dua anak usahanya saja, Telkom juga tetap memperkuat kinerja bisnis dengan terus melakukan suntikan modal kepada startup. Adalah MDI Ventures yang diberi tanggung jawab mengelola dana investasi Telkom yang cukup besar. Tak main-main, Telkom kabarnya sudah menyalurkan dana ke sekitar 50 perusahaan termasuk Gojek.

Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Telkom di BEI. Dimana Telkom berinvestasi kepada Gojek sebesar US$150 juta (sekitar Rp2,1 triliun) yang sudah dilakukan pada 16 November 2020. Saat itu anak usaha Telkom yakni Telkomsel (PT Telekomunikasi Selular) yang melakukan proses akuisisi saham.

Langkah bisnis ini memang menjadi kelanjutan kemitraan Telkomsel dan Gojek yang sudah bisa dinikmati para mitra pengemudi lewat paket data terjangkau sejak tahun 2018. Sehingga bisa disimpulkan kalau ini bukan cuma sekadar mencari untung saja, tapi juga sebagai awal dari berbagai kolaborasi kedua perusahaan raksasa ini untuk Indonesia.

Baca juga: Mengenal Jenis-jenis Indeks Saham yang Ada di Bursa Efek Indonesia

3. Mulai Pengembangan Jaringan 5G

Dan inilah salah satu strategi bisnis yang turut membuat saham TLKM melesat beberapa hari lalu. Telkom tampaknya sudah makin serius mengerjakan proyek jaringan internet 5G. Meskipun begitu Budi Setyawan Wijaya selaku Direktur Strategic Portfolio Telkom Indonesia tak menampik bahwa untuk proyek 5G, ada banyak elemen yang dibutuhkan.

Kepada CNBC Indonesia, Budi menjelaskan bahwa pengembangan jaringan 5G tidak hanya lesensi saja. Namun diperlukan infrastruktur mumpuni seperti fiber optic yang akan menghubungkan mini pool dengan 5G dan mengubah total jaringan internet di seluruh Indonesia. Telkom juga berhasrat ingin mempersiapkan data center di daerah agar mendekati market.

Demi mewujudkannya, Telkom kini mulai membangun aset-aset properti sentral di beberapa daerah agar bisa jadi regional data center dan membantu industri terhadap akses 5G. Menurut Budi, ke depannya perkembangan bisnis 5G bakal sangat besar karena selain jaringan internet makin cepat, konsep IoT (Internet of Things) jelas makin terwujud di Indonesia.

Tentu keinginan Telkom untuk mengembangkan jaringan 5G ini bakal disambut hangat oleh para produsen smartphone. Seperti yang sudah diketahui, ada banyak produk-produk ponsel yang sudah memiliki kemampuan akses 5G dirilis di Indonesia. Hal ini jelas akan mengubah perilaku masyarakat pula yang mana sebelumnya memiliki gawai dengan kemampuan jaringan 4G bakal berbondong-bondong melakukan migrasi dan mempertimbangkan beli device 5G.

Investor Asing Ramai-Ramai Borong Saham TLKM

desain gedung Telkom di Surabaya
© Telkom Property

Penguatan yang dialami saham TLKM kemarin tampaknya memberikan angin segar bagi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). IHSG mencatat tren positif dan ditutup menguat karena berhasil bertahan di zona hijau. Dilaporkan Bisnis, ada lima sektor dalam klasifikasi IDX-IC yang menguat, sementara sisanya dilaporkan melemah pada Selasa (23/2) kemarin.

Adalah IDX INFRA yang merupakan sektor saham infrastruktur memimpin penguatan sebesar 4,97%. Dengan total volume transaksi perdagangan menembus 14,64 miliar saham dengan nilai Rp13 triliun, investor asing dilaporkan melakukan net buy sebesar Rp469,54 miliar di seluruh pasar. Setidaknya ada 234 saham menguat dengan 248 lainnya melemah.

Untuk saham TLKM sendiri, investor asing melakukan pembelian Rp609,3 miliar yang menjadi alasan kenapa saham mereka melambung. Tak heran kalau TLKM langsung jadi top gainers dengan 9,46% dan disusul EXCL (PT XL Axiata Tbk), BBTN (PT Bank Tabungan Negara Tbk), ERAA (PT Erajaya Swasembada Tbk) dan MEDC (PT Medco Energi Internasional Tbk).

Bergabung di konstituen Indeks Bisnis-27, saham TLKM jelas menjadi pemimpin dengan 12 anggota lainnya di zona hijau. Menempel ketat di samping TLKM adalah emiten EXCL lalu BTPS (PT Bank BTPN Syariah Tbk), dan TOWR (PT Sarana Menara Nusantara Tbk).

Baca juga: Inilah Indeks Saham Terpopuler di Indonesia, untuk Acuan Membeli Saham

Di tempat lain, zona kuning masih ditempati oleh dua emiten blue chip lainnya yakni BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk) dan INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk). Jika TLKM banyak diburu investor asing, emiten BMRI (PT Bank Mandiri Tbk) justru banyak dilepas asing dengan net sell Rp126,8 miliar) dan terkoreksi.

Dari data yang dilansir konsultan keuangan D’Origin, pada pekan ini memang ada kecenderungan asing membeli saham TLKM, BBTN dan ANTM (PT Aneka Tambang). Bukan itu saja, dua emiten lain juga jadi incaran yakni MDKA (PT Merdeka Copper Gold Tbk) dan BBRI). Atas kondisi ini, William Surya Wijaya selaku CEO PT Indosira Bersinar Sekuritas pun angkat bicara.

Kepada Bisnis, William menjelaskan kalau pola pergerakan IHSG masih tampak stabil di rentang konsolidasi wajar. Adanya capital inflow di sepanjang 2021 ikut memberikan pengaruh mempertahankan pergerakan IHSG. Hanya saja karena masih ada peluang tekanan cukup besar dan koreksi wajar, investor masih bisa melakukan akumulasi pembelian jangka pendek.

Kesimpulan

Bagaimana? Cukup menarik kan mempelajari saham TLKM? Sebagai salah satu BUMN kebanggaan negeri ini, TLKM sepertinya masih menjadi salah satu unggulan di BEI. Untuk itulah bagi Anda yang memang ingin mengincar blue chip dengan fundamental oke dan punya rencana bisnis menjanjikan ke depannya, emiten TLKM jelas salah satu terbaik untuk dipertimbangkan.

Baca juga: Apa itu Akses KSEI (Perlindungan Saat Sekuritas Saham Tutup Bubar)

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar