Simak 11 Saham Perusahaan Dalam Pantauan BEI

Baru – baru ini Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan daftar perusahaan yang sahamnya dalam pemantauan khusus. BEI memantau perdagangan Efek dari perusahaan tersebut yang memiliki sifat Ekuitas.

Efek bersifat Ekuitas berupa saham biasa atau saham preferen dari sebuah perusahaan. Kedua jenis sahan ini bisa ditukarkan dengan atau efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham.

Ekuitas dalam istilah perusahaan merupakan keuntungan bersih berasal dari proses produksi barang ataupun jasa dalam jangka waktu tertentu.

Ekuitas biasanya merupakan keuntungan operasional untuk dibagikan kepada semua entitas yang menjadi penyetor modal.

Simak 11 Saham Perusahaan Dalam Pantauan BEI

BEI mempunyai otoritas untuk mengatur Efek bersifat ekuitas ini berdasarkan Peraturan Nomor II-S  tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Dalam Pemantauan  Khusus.

Melansir dari kontan.co.id, direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk meningkatkan perlindungan investor di pasar modal.

“Kami berharap dapat meningkatkan transparansi atas informasi kondisi fundamental dan juga kondisi likuiditas dari perusahaan tercatat,” ujarnya dalam konferensi pers virtual dalam rangka peluncuran daftar efek bersifat ekuitas yang diperdagangkan dalam pemantauan khusus.

Pemantauan khusus ini guna mengatur perdagangan efek yang lebih teratur, wajar, dan efisien. Ada 11 kriteria untuk menyeleksi saham yang masuk dalam Daftar Efek Bersifat Ekuitas Pemantauan Khusus, yaitu :

Pertama,  audit laporan keuangan terakhir mendapatkan catatan opini tidak menyatakan pendapat atau opini disclaimer.

Kedua, tidak membukukan pendapatan atau tidak terdapat perubahan pendapatan dalam jangka waktu sejak penyampaian laporan keuangan periode sebelumnya.

Ketiga, untuk perusahaan minerba atau induk dari perusahaan yang memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang minerba  yang belum sampai tahapan penjualan. Mereka belum mencatatkan keuntungan dari kegiatan bisnis utama (Business Core) hingga akhir tahun buku ke-4 sejak tercatat di Bursa.

Keempat, dalam kondisi mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) atau permohonan pailit.

Kelima, memiliki anak perusahaan yang kontribusi pendapatannya material bagi perusahaan tercatat dan anak perusahaan tersebut dalam kondisi dimohonkan PKPU atau dimohonkan pailit.

Keenam, BEI menerapkan penghentian sementara perdagangan efek selama lebih dari satu hari bursa karena aktivitas perdagangan yang tidak transparan.

Ketujuh, BEI menetapkan sebuah perusahaan dalam kondisi evaluasi setelah memperoleh persetujuan atau perintah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berdasarkan 7 kriteria tersebut, BEI mengumumkan ada 17 saham masuk dalam daftar efek bersifat Ekuitas Pemantauan Khusus.

Dari 17 saham yang masuk dalam pantauan, ada 11 saham yang mendapatkan status suspensi karena kondisinya cukup akut. Ungkap Divisi Layanan dan Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI Saptono Adi Junarso kepada kontan.co.id.

Saptono mengatakan bahwa ada beragam penyebab suspensi terhadap 17 perusahaan itu. Ragam dan kondisi ini sudah bertahan cukup lama.

“BEI sudah melakukan suspensi ini dalam waktu cukup lama, rata-rata lebih dari satu tahun”, Saptono menambahi penjelasannya.

Penerapan pengawasan berupa pemberlakukan batasan auto rejection dengan batas atas dan batas bawah sebesar 10%.

Sedangkan untuk saham perusahaan biasa selama masa pandemi Covid-19 pada papan utama dan papan pengembangan memiliki batasan auto rejection sebesar 10 % untuk batas atas dan 7% untuk batas bawah.

Adapun untuk saham yang masuk dalam daftar pengawasan namun masih berada pada papan akselerasi. Aturannya masih mengikuti acuan perdagangan seperti pada peraturan Nomor II-V tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Pada Papan Akselerasi.

Saham dari 17 perusahaan itu masih menjadi konstituen dalam perhitungan indeks existing sesuai dengan konstituen awal atau sebelumnya.

Sebagai informasi kepada investor, ada tambahan notasi khusus yakni huruf “X” pada saham yang masuk ke dalam daftar efek dalam pemantauan khusus.

Sebagai pelaksanaan implementasi yang efektif,BEI akan menerapkan pemantauan khusus ini dalam dua tahapan. Setelah tahap pertamai tahun ini, BEI akan mengimplementasikan tahap kedua tahun depan.

Pada tahap kedua, BEI akan mengembangkan papan pencatatan efek yang masuk dalam pemantauan khusus.

Selain itu, BEI akan menerapkan metode perdagangan periodic call auction atau pelelangan dengan jangka waktu untuk semua efek dalam pemantauan khusus.

Apa saja 11 perusahaan yang sahamnya dalam pengawasan BEI? Kita akan simak satu persatu profil singkat dari 11 perusahaan yang masuk daftar “Akut” tersebut.

1. PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY)

PT. Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) pada mulanya mempunyai nama PT. Scan Nusantara. Memulai bisnis pada tanggal 27 September 2004.

Ketika masuk ke BEI tanggal 11 Januari 2018, nama perusahaan berubah dari PT. Scan Nusantara menjadi PT. Envy Technologies Indonesia. Perusahaan bergerak dalam bidang jasa dan perdagangan.

Sejak tahun 2019 perusahaan memperluas bidang usaha sebagai jasa penyimpanan dan perencanaan sistem informasi serta pengembangan program perangkat lunak.

Baca yuk, Apa Itu Saham Grengan dan Resikonya?

Selama dua tahun pertama harga saham PT Envy berada dalam angka Rp 300 – Rp 400 per lembar saham. Namun sejak BEI melakukan suspensi, ada penurunan hingga mencapai Rp 50 per lembar.

2. PT Golden Plantation Tbk (GOLL)

PT Golden Plantation Tbk (“Perseroan”) mulai memasuki bisnis kelapa sawit sejak mendapatkan akuisisi dari PT Bumiraya Investindo (BRI). PT Bumiraya mempunyai area perkebunan di Kalimantan Selatan.

Perseroan melakukan IPO perdana sejumlah 800.000.000 lembar saham biasa kepada masyarakat pada tanggal 11 Desember 2014.

Selanjutnya pada tanggal 23 Desember 2014, hampir 90% dari seluruh saham dicatatkan di Bursa Efek Indonesia

Saat ini Perseroan memiliki sembilan perkebunan kelapa sawit dengan beberapa lokasi, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Riau, Sumatera Selatan dan Jambi.

Total area konsesi seluas  63.441 ha, dimana 24.682 ha atau sekitar 39% dari total area konsesi merupakan lahan tertanam.

Sekitar 47% dari total lahan tertanam telah mampu memberikan hasil panen yang melimpah.

Sisa area yang belum tertanam  merupakan cadangan lahan yang memiliki prospek untuk dikembangkan oleh PT Bumiraya.

3. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI)

Awalnya bernama PT Kertas Basuki Rachmat. PT KBR memulai produksi pertama kali tahun 1969 yang merupakan pabrik pulp dan kertas terintegrasi.

Pada tahun 1997 PT KBR hanya fokus pada produksi kertas tulis atau cetak dengan menggunakan bahan baku kertas bekas, waste paper.

Pada tahun 2008 PT KBR mencatat sebagian saham mereka ke publik melalui BEI, dan mengubah nama menjadi PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI).

Saat ini kapasitas produksi kertas PT Kertas Basuki Rahmat (KBR) adalah sebesar 10.000 ton pertahun.

Selain itu PT Kertas Basuki Rachmat juga membangun Paper Machine kedua  untuk memproduksi kertas berbahan baku pulp dengan kapasitas 150.000 ton pertahun.

Saham Perusahaan Dalam Pantauan BEI

4. PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA)

PT Marga merupakan perusahaan yang fokus pada bisnis chain hotel dan restoran. Perusahaan mempunyai angan – angan untuk mempunyai jaringan hotel dan restoran terbaik di Indonesia dan mancanegara.

Memulai bisnis pada tahun 2009, Marga Abhinaya Abadi mengelola beberapa brand yaitu ABMA Land, Samali Hotels and Resorts, dan Dream Food.

Ketiga brand tersebut memiliki kualitas produk yang baik dan pelayanan yang prima. Dikelola oleh sebuah team profesional yang berpengalaman.

PT MABA Tbk kemudian mengakuisisi PT Anugerah Berkah Madani (ABMA), sebuah perusahaan yang bergerak dalam pengembangan perumahan (real estate), apartemen, perkantoran, pusat perbelanjaan dan sejenisnya.

Akuisisi ini mampu meningkatkan nilai aset dan proyeksi pertumbuhan. Juga dapat memperkuat sumber pendapatan, dengan kombinasi pendapatan dari aset properti dan pendapatan berulang dari kontribusi hotel dan restoran.

5. PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA)

PT. Mitra Pemuda Tbk (MTRA) bergerak dalam bidang konstruksi khususnya pengadaan dan pembuatan struktur baja.

PT Mitra Pemuda telah menjalankan berbagai proyek yang tersebar dengan baik di pulau – pulau besar Indonesia seperti di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi.

Dalam bisnisnya, PT Mitra bekerjasama dengan beberapa perusahaan strategis PT. Mulia Glass, PT. Nestle Indonesia, Kedaung Group, Associated British Budi.

Pada tahun 2020 sempat bekerjasama dengan perusahaan konstruksi dari China, namun proyek mengalami keterlambatan progress sehingga ada sedikit konflik dengan perusahaan asal China tersebut.

Ini yang menyebabkan BEI melakukan suspend atas saham PT Mitra, padahal perusahaan ini memiliki track record yang baik sebelumnya.

6. PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO)

PT Garda Tujuh Buana Tbk berdiri pada tahun 1996. Perusahaan menangani operasi pengolahan penambangan batubara dan logistik secara terpadu.

PT GTB melakukan penambangan batubara termal yang kemudian mengolahnya menjadi batubara bernilai kalori rendah.

Perusahaan telah mampu mengidentifikasi cadangan batubara yang sesuai untuk memenuhi permintaan pelanggan. Lokasi tambang ada di Pelabuhan Tarakan, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Timur.

Saat ini GTB memproduksi batubara termal yang mengandung abu rendah dan belerang rendah dengan koefisien kalori antara 4.800 kcal/kg sampai 5.100 kcal/kg.

Batubara ini kemudian menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga batubara baik di pasar dalam negeri maupun pasar ekspor.

PT GTB juga mempunyai kemampuan untuk mencampur batubaranya sesuai kebutuhan karakteristik mutu dan keinginan klien khusus.

7. PT Grand Kartech Tbk (KRAH)

PT. Grand Kartech Tbk adalah perusahaan rekayasa & manufaktur yang fokus pada merancang, dan membangun peralatan dan mesin yang melayani berbagai sektor industri.

Salah satu kelebihan PT Grand adalah mengintegrasikan sistem, yang terdiri dari kombinasi teknik kimia, teknik mesin, listrik & instrumentasi, serta teknologi informasi.

Perusahaan ini mampu membuat mesin – mesin industri sesuai spesifikasi permintaan para klien. Bahkan mampu membuat mesin berkapasitas besar seperti mesin pemroses minyak dan gas.

8. PT Leyand International Tbk (LAPD)

Perseroan ini mengawali usahanya pada 1990 di Jakarta dengan nama PT. Lemahabang Perkasa.

Pada Tahun 2001, Perseroan melakukan Penawaran Umum Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia dan mengubah nama menjadi PT. Lapindo Packaging Tbk.

Pada tahun 2002 kembali mengubah nama menjadi PT. Lapindo International Tbk dan pada tahun 2007 berubah menjadi PT Leyand International Tbk.

Bisnis utama Perseroan adalah bergerak di bidang usaha industri kemasan plastik. Kemudian mengembangkan unit usaha lain yaitu bidang pembangkit tenaga listrik.

Pada tahun 2009, divisi kemasan plastik memisahkan diri dengan membuat perusahaan baru. Sehingga PT Leyand kini hanya fokus pada usaha investasi, pembangkt listrik dan energi.

9. PT Magna Investama Mandiri Tbk (MGNA)

PT Magna Investama Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan mobil bekas dengan brand Magna Finance.

Memiliki pelayanan yang berkualitas dan proses yang cepat, Magna Finance telah berhasil mengembangkan bisnisnya ke berbagai daerah di Indonesia.

Selama ini Magna lebih banyak menyalurkan pembiayaannya kepada sektor usaha kecil perorangan yang bersifat produktif.

Kegiatan operasional perseroan didukung oleh 29 kantor cabang dan perwakilan yang berada di beberapa pulau yaitu Jawa, Sumatera dan Kalimantan.

Perusahaan mengelola total aset lebih dari Rp 600 miliar dengan mitra kerja para dealer dan show room mobil yang berjumlah lebih dari 400 mitra.

Baca juga yuk, Tips Main Saham Online Modal Kecil

Perusahaan menduduki posisi perusahaan segmen menengah dari total lebih dari 120 perusahaan multi finance di Indonesia.

10. PT Onix Capital Tbk (OCAP)

PT Onix Capital Tbk berdiri pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Piranti Ciptadhana Amerta yang bergerak di bidang perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek.

Ketika melepas sebagian sahamnya untuk dijual di BEI, perusahaan berganti nama PT Onix Capital Tbk pada tanggal 30 Oktober 2003.

Sejak bulan Mei 2013, Perseroan mengubah kegiatan usaha menjadi bidang jasa konsultan bidang bisnis, manajemen, dan administrasi.

11. PT Sri Rejeki Isman Tbk ( SRIL)

Siapa yang tidak kenal dengan salah satu perusahaan tekstil Indonesia yang bisa menembus pasar dunia. Beberapa produk fashion dari perusahaan yang mempunyai brand Sritex ini bahkan mampu menjadi favorit di Amerika Serikat.

Perusahaan Sritex mempunyai akar sejarah yang panjang sejak tahun 1966 sebagai perusahaan perdagangan tradisional di pasar klewer Solo. Kemudian pada 1968 membangun pabrik kain yang memproduksi kain putih dan berwarna.

Pada 1982 mendirikan pabrik tenun pertama, kemudian pada 1992 mempunyai 4 lini produksi yaitu pemintalan, penenunan, sentuhan akhir dan pembuatan busana.

Baca ulasan, 5 Perusahaan yang IPO Bulan Juni 2021

Sejak tahun 1994 mulai membuat seragam khusus tentara NATO dan militer Jerman. Melantai di BEI sejak tahun 2013 dengan harga IPO perdana sebesar Rp. 230 per lembar saham.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar