Mengintip Pergerakan Saham-Saham LQ45 ‘Termahal’ di BEI

Bagi Anda yang sudah terbiasa menjelajahi pasar modal seperti BEI (Bursa Efek Indonesia) misalnya, saham-saham blue chip memang memiliki daya tarik yang luar biasa. Berasal dari emiten kelas kakap dengan fundamental luar bisa baik secara jangka panjang, saham blue chip memang menjanjikan cuan untuk investasi. Namun pernahkah Anda mendengar saham LQ45 ‘termahal’?

Hmm, apakah saham LQ45 ‘termahal’ ini artinya adalah saham-saham dengan harga per lembarnya tertinggi di lantai bursa?

Tentu saja tidak!

Karena jika demikian, maka saham-saham emiten GGRM (PT Gudang Garam Tbk), BBCA (PT Bank Central Asia), SCPI (PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk), MKPI (PT Metropolitan Kentjana Tbk) dan UNTR (PT United Tractor) masuk di dalamnya.

Maksud dari saham LQ45 ‘termahal’ di sini merujuk kepada riset yang dilakukan CNBC Indonesia melalui perhitungan PER (Price Earning Ratio) dan PBV (Price to Book Value). Kedua metode perhitungan itu sendiri sebetulnya sudah biasa digunakan investor saham dalam melakukan analisis fundamental perusahaan, sehingga mereka bisa melakukan penilaian valuasi terhadap saham sebuah emiten.

Baca juga: Covid-19 Tembus 2 Juta, Ini 8 Rekomendasi Saham Tetap Cuan!

Di mana melalui PER, dilakukan perbandingan laba bersih yang didapat dari tiap lembar saham dengan harga pasarnya. Semakin rendah nilai PER, maka artinya emiten tersebut makin murah dengan hasil rasio di bawah angka 10 kali. Sedangkan untuk metode PBV, investor membandingkan nilai buku emiten dengan harga pasar. Makin rendah PBV, makin rendah pula emiten itu terutama jika rasio di bawah 1 kali.

Tentu sangat menarik menilai sederet saham dari indeks LQ45 lewat metode PER dan PBV. Seperti yang Anda tahu, 45 emiten yang tergabung dalam indeks LQ45 bisa dianggap sebagai ‘raja’ dari BEI. Di mana ke-45 emiten yang berlaku pada Agustus 2021 – Januari 2022 ini adalah saham-saham paling likuid dengan nilai kapitalisasi terbesar di lantai bursa.

Tak hanya punya kapitalisasi pasar terbesar, saham LQ45 juga memiliki nilai transaksi tertinggi di pasar reguler yang membuat mereka selalu jadi buruan investor ritel, institusi maupun asing. Hanya saja yang menarik, saham-saham penghuni elite club ini ternyata ada juga yang punya valuasi ‘murah’ juga. Namun tentunya jika Anda mengincar cuan, deretan saham LQ45 ‘termahal’ tentu sangat menarik.

Inilah Performa 5 Saham LQ45 ‘Termahal’ , Tertarik Koleksi?

Setelah Anda paham maksud dari saham LQ45 ‘termahal’, tentu cukup menarik melihat bagaimana performanya di lantai bursa. Apakah predikat ‘termahal’ juga membuat saham-saham tersebut meraih catatan positif? Ada baiknya kita simak bersama-sama ulasannya untuk jadi pertimbangan dalam mengoleksi saham di pekan terakhir bulan September besok.

1. MDKA – PT Merdeka Copper Gold Tbk

tambang emas anak usaha MDKA
via KANALSATU

Ditutup pada level 2.650 di hari Jumat (24/9) sore kemarin, MDKA dilaporkan melemah 70 poin atau sebesar 2,57% dalam kurun waktu lima hari terakhir. Pencapaian ini semakin menegaskan kondisi MDKA yang belum enggan bangkti dari zona merah. Padahal pada hari Kamis (23/9) pagi sebelumnya, MDKA meraih hasil positif yakni di level 2.740.

MDKA sudah mencapai level terendah di bulan ini yakni pada hari Selasa (21/9) di level 2.630. Masih setia dengan zona merah, investor tentu menantikan kapan MDKA menguat seperti pada awal bulan September ini yakni di level 2.860 pada hari Senin (6/9). Tak perlu cemas berlebihan jika ingin mengoleksi MDKA, karena saham emiten ini mampu bertahan di zona hijau sepanjang enam bulan dan setahun terakhir.

Kendati mungkin kinerja sepekan terakhir belum cukup menggembirakan, emiten pertambangan logam mineral yang berasal dari Papan Pengembangan ini punya raihan PER dan PBV terbesar dibandingkan saham LQ45 lainnya. Di mana menurut CNBC Indonesia, nilai PER untuk MDKA mencapai 62.03 kali sedangkan nilai PBV menembus 7,97 kali. Sebuah raihan yang membuat MDKA layak dipertimbangkan.

2. TBIG – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk

menara TBIG
© Liputan6/Johan Tallo

Salah satu penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia ini merupakan anggota klub elit LQ45 yang berasal dari Papan Utama. Bernasib sama seperti MDKA, TBIG juga ditutup melemah 70 poin atau sebesar 2,28% di hari Jumat (24/9) sore ke level 3.000. Bisa dibilang kalau pencapaian ini merupakan posisi terlemah TBIG dalam kurun waktu lima hari terakhir.

Baca juga: Merger Gojek – Tokopedia, 8 Emiten Saham Teknologi Langsung Cuan?

Sehari sebelumnya yakni pada Kamis (23/9) pagi, TBIG masih kuat di level 3.170 yang juga pencapaian terbaiknya dalam waktu 30 hari ke belakang. Harapan tinggi dibenamkan kepada TBIG supaya tidak terperosok sedalam 2.910 seperti pencapaian Senin (13/9) pekan sebelumnya. Namun Anda harus cukup bangga karena meskipun di zona merah, pergerakan TBIG dalam 6-12 bulan terakhir ini justru menghijau.

Di mana sepanjang awal tahun ini hingga bulan Mei, TBIG tidak mampu menembus level 2.790. Kendati begitu, TBIG tetap masuk dalam jajaran saham LQ45 ‘termahal’ karena dilaporkan punya PER sebesar 44.20 kali dan PBV mencapai 7.99 kali, lebih baik daripada MDKA. Dengan total kapitalisasi pasar mencapai RP67,9 triliun, TBIG jelas masih layak dipertimbangkan.

3. TPIA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

pusat industri TPIA
© PT Chandra Asri Petrochemical Tbk

Emitan Papan Pengembangan yang merupakan penggabungan dari PT Chandra Asri dan PT Tri Polyta Indonesia ini adalah salah satu saham LQ45 ‘termahal’ yang juga bisa Anda koleksi di pekan terakhir bulan September ini. Apalagi dilaporkan kalau TPIA memiliki perhitungan PER mencapai 42.85 kali dan PBV sebesar 6.05 kali. Hanya saja pergerakannya di lantai bursa bisa dibilang tidak terlalu menggembirakan.

Ditutup stagnan di level 7.200 pada hari Jumat (24/9) sore kemarin, TPIA bahkan belum bisa beranjak dari zona merah entah sebulan, enam bulan hingga setahun terakhir ini. Tapi meskipun sedikit muram, hal itu tak serta merta membuat saham dengan total kapitalisasi pasar menembus Rp155,72 triliun ini jadi disingkirkan begitu saja.

Bahkan dilaporkan Kontan pada pekan lalu, TPIA berhasil menyelesaikan PUT (Penawaran Umum Terbatas) III, setelah mendapat pernyataan efektif dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Setelah seluruh saham baru yang diterbitkan disetor penuh, TPIA memperoleh suntikan modal sebesar US$1,1 miliar (sekitar Rp15,5 triliun) yang membuatnya jadi salah satu emiten dengan aksi rights issue terbesar di BEI.

4. SMRA – PT Summarecon Agung Tbk

kawasan Summarecon Bekasi
© Summarecon Bekasi

Kalau bicara soal SMRA, tentu identik sebagai developer yang mengawali pengembangan wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara itu. Yap, emiten Papan Utama yang sudah berdiri sejak tahun 1975 ini ini memang bisa dibilang sebagai salah sektor properti unggulan sekaligus memenuhi kriteria saham LQ45 ‘termahal’. Dilaporkan jika SMRA meraih PER sebanyak 37.06 kali dan PBV menembus 1.97 kali.

Hanya saja sama seperti rekan-rekan lainnya yang dibahas dalam daftar saham LQ45 ‘termahal’, kinerja emiten dengan kapitalisasi pasar Rp13,45 triliun ini di lantai bursa tidak cukup memuaskan. SMRA sediri ditutup stagnan di level 815, dalam penutupan perdagangan hari Jumat (24/9) sore kemarin.

Raihan ini memperpanjang perjalanan SMRA di zona merah selama lima hari terakhir. Meskipun begitu tidak sampai tergelincir ke posisi 815 seperti yang terjadi pada Selasa (21/9) dan Kamis (23/9), padahal emiten ini sempat bertengger ke level 855 di hari Rabu (22/9) pagi. Kendati demikian, SMRA sebetulnya masih ada di zona hijau dalam kurun waktu satu bulan ke belakang dengan level tertinggi di 890 pada Selasa (7/9).

Baca juga: 8 Saham Papan Pengembangan yang Melejit di Bursa dan Bisa Dilirik

5. MIKA – PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk

gedung RS Mitra Keluarga
© Mitra Keluarga

Perusahaan pemilik jaringan Rumah Sakit Mitra Keluarga ini bisa dibilang sebagai salah satu saham LQ45 ‘ termahal’ yang meraih pencapaian terbaik. Di mana emiten asal Papan Utama dengan total kapitalisasi pasar mencapai Rp34,19 triliun ini ditutup menguat sebesar 20 poin alias 0,84% ke level 2.400. Raihan positif ini semakin memantapkan MIKA di zona hijau dalam sepekan terakhir.

Bahkan jika melirik perjalanannya selama satu bulan ke belakang, MIKA bisa dibilang masihlah menghijau. Satu-satunya posisi terendah MIKA sudah terjadi pada hari Jumat (27/8) bulan lalu di level 2.290. Sedangkan pencapaian terbaik emiten perusahaan yang berdiri pada tahun 1989 ini terjadi pada hari Rabu (22/9) pekan lalu di posisi 2.430.

Untuk penilaian analisis fundamental sendiri, MIKA memang meraih nilai PER terendah dibandingkan saham LQ45 ‘termahal’ lainnya dalam daftar yakni sebesar 32.36 kali. Namun untuk nilai PBV, MIKA justru lebih baik daripada TPIA dan SMRA sekalipun yakni mencapai 6.89 kali. Kini dengan rencana MIKA untuk melakukan pembelian kembali alias buyback saham, emiten ini jelas layak dikoleksi.

Dalam keterbukaan informasi pekan lalu, Joyce V Handajani selaku Direktur MIKA kepada Kontan memaparkan kalau aksi korporasi buyback saham ini ditargetkan maksimal sebanyak 80 juta lembar saham, dengan nilai Rp200 miliar. Dengan pembatasan harga Rp2.500 per saham, aksi buyback dilakukan MIKA pada 15 September – 14 Desember 2021.

Saham LQ45 Picu IHSQ Menguat Tipis

memantau saham BEI dari tablet
via SumselTerkini

Pada penutupan bursa hari Jumat (24/9) sore kemarin, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dilaporkan terapresiasi positif sebanyak 2.1 poin alias 0,034% ke level 6.144. Jika dibandingkan dengan raihan pekan lalu yakni di posisi 6.133, tentu artinya IHSG berhasil mencapai level lebih baik meskipun hanya sebesar 0,19% dalam waktu satu minggu. Kondisi ini jelas cukup membuat pelaku pasar cukup lega.

Bahkan kendati pergerakannya cukup kecil, investor asing dilaporkan melakukan aksi beli dengan nominal bersih mencapai Rp1,59 triliun di seluruh pasar pada hari Jumat kemarin. Nilai perdagangan itu bahkan setara dengan 66,5% aksi total net buy asing dalam waktu satu minggu yakni Rp2,39 triliun! Menurut Mino selaku analis Indo Premier Sekuritas kepada Kontan, setidaknya empat sektor menopang IHSG.

Mino menambahkan bahwa secara fundamental, menguatnya IHSG ini sedikit banyak dipengaruhi oleh sentimen positif. Mulai dari berkurangnya kecemasan investor terhadap potensi gagal bayar Evergrande si raksasa properti Tiongkok, sampai kepastian bank sentral Amerika Serikat The Fed yang tak terburu-buru melakukan tapering. Bahkan niknya harga batubara ke level tertinggi juga jadi pemicunya.

Baca juga: 7 Emiten Saham Gocap yang Semakin Mahal, Layak Untuk Dibeli?

Tidak hanya itu saja, masifnya program vaksinasi yang membuat perekonomian Indonesia mulai bangkit juga jadi alasan kenapa investor asing mulai kembali belanja di BEI. Yang menarik, tujuh dari sepuluh saham yang paling banyak dibeli asing di hari Jumat kemarin berasal dari indeks saham LQ45. Fakta ini sekali lagi membuktikan betapa posisi saham-saham LQ45 dalam raihan positif IHSG cukup besar.

Untuk itulah mempertimbangkan bagaimana performa saham LQ45 ‘termahal’ yang sudah kami bahas di atas, sangatlah positif sebagai pertimbangan Anda para investor dalam meraih untung. Karena emiten anggota lQ45 dengan valuasi yang dianggap mahal, tentu saja mampu menjanjikan dividen besar pada para investor. Jadi, apakah Anda tertarik mengoleksi saham emiten LQ45 yang dianggap ‘mahal’ itu?

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar