Inilah 7 Saham Klub Sepakbola Dunia di Pasar Modal, Mau Beli?

Tak ada yang bisa menolak bahwa sepakbola adalah olahraga favorit ratusan juta atau miliaran orang di dunia ini. Hal ini yang membuat industri sepakbola begitu ’seksi’ dalam sudut pandang bisnis. Tak heran kalau banyak saham klub sepakbola dunia yang diburu para pebisnis untuk sekadar dimiliki karena mengagumi, atau memang punya kapitalisasi pasar (market cap) besar.

Tak hanya di tingkat global, saham klub sepakbola lokal rupanya juga menarik perhatian beberapa pengusaha. Dua pebisnis beda generasi yakni Erick Thohir selaku Menteri BUMN dan anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, baru-baru ini bahkan dilaporkan membeli saham Persis Solo, klub sepakbola yang bermain di kasta Liga 2 Indonesia.

Dilaporkan, Erick kini menguasai 20% saham Persis Solo, sedangkan Kaesang memiliki 40% lainnya. Sisa saham klub juga dibeli Kevin Nugroho selaku Direktur PT Plevia Makmur Abadi sebesar 30% dan 10% lainnya masih dimiliki para pendiri PT Persis Solo Saestu (PSS), serta 26 tim internal. Formasi saham ini terungkap dalam RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) PSS.

Melalui perubahan saham yang terjadi hari Sabtu (20/3) kemarin itu, kini kepengurusan manajemen Persis Solo pun berubah besar-besaran. Dilansir Tempo, Kaesang sebagai pemegang saham terbesar menjadi Direktur Utama PT PSS. Kemudian Mahendra Agakhan Thohir yang merupakan putra Erick, duduk di posisi Presiden Komisaris PT PSS.

Baca juga: 20 Daftar Terbaru Saham yang Rajin Bagi-bagi Dividen Tinggi

Erick Thohir dan Minatnya Pada Saham Sepakbola

Erick Thohir dan Kaesang Pangarep beli saham Persis Solo
© Kompas

Tentu apa yang dilakukan Erick dengan membeli saham tim sepakbola ini bukanlah kali pertama baginya. Pendiri jaringan bisnis Mahaka Group yang pernah menjabat sebagai Ketua Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) ini memang sudah pernah melakukan pembelian saham klub sepakbola dunia sebelumnya.

Tercatat di tahun 2013, Erick pernah bikin heboh publik Tanah Air saat membeli sekitar 70% saham klub sepakbola populer asal Italia, Inter Milan dengan total pembelian mencapai US$480 juta (sekitar Rp6,7 triliun) kala itu. Hingga akhirnya pada 2016, Erick melepas 39% sahamnya di Inter Milan kepada Suning Group, perusahaan asal China, seperti dilansir Bola.

Tiga tahun kemudian yakni pada 2019, Erick menjual seluruh 31% sahamnya di Inter Milan pada Lion Rock, perusahaan asal Hong Kong. Kini selain Persis Solo, Erick juga siap menjadi penguasa tim sepakbola Inggris, Oxford United.

Sekadar informasi, saat ini Oxford United masihlah dikuasai pengusaha asal Thailand berjuluk Tiger yakni Sumrith Thanakarnjanasuth, enterpreneur asal Jerman, Horst Geicke, dan co-founder Pacific Alliance Group yang sama-sama pengusaha asal Indonesia seperti Erick, Anindya Bakrie.

Banyak media Inggris melaporkan bahwa Erick dan Anindya akan menambah nilai investasi di Oxford United. Dimana disebutkan total 51% saham milik klub yang berada di bawah naungan EFL (English Football League) itu bakal mereka kuasai. Erick menyebutkan bahwa keputusannya membeli saham Persis Solo dan Oxford United karena kerinduannya terhadap sepakbola.

Hanya saja jika melihat status Erick sebagai seorang konglomerat, tentu pilihannya menggelontorkan dana ke dunia olahraga terutama sepakbola menarik untuk dipahami. Erick seolah membenarkan bahwa saham-saham klub sepakbola dunia juga layak dimiliki. Bahkan ada banyak klub sepakbola dunia yang ternyata sudah melantai di pasar modal.

Baca juga: Dear Akhi Ukhti, Inilah Daftar Investasi Syariah Halal Bebas Riba

7 Klub Sepakbola Dunia yang Melantai di Pasar Modal

1. Manchester United (MANU) – New York Stock Exchange (NYSE)

Manchester United

Tentu saat membahas saham-saham klub sepakbola dunia, nama Manchester United alias MU tak bisa dilewatkan. Salah satu klub terpopuler di Bumi ini mungkin bisa dibilang sebagai emiten sektor sepakbola tersukses. Sempat melantai di bursa efek Singapura demi meraih basis fans tingkat Asia, MU yang menggunakan emiten berkode MANU itu kini ada di NYSE.

Setelah ditinggalkan oleh manajer legendarisnya, Sir Alex Ferguson di tahun 2013, MUbelum pernah lagi jadi juara EPL (English Premier League), kendati sudah menghabiskan jutaan Dollar untuk beli pemain. Dilaporkan pada Jumat (19/3), emiten MANU dihargai US$17,53 (sekitar Rp251 ribu) per lembar dengan total market cap sebesar US$2,4 miliar (sekitar Rp34,4 triliun).

2. Juventus (JUV) – Borsa Italiana

Juventus

Jika MU adalah klub pemegang gelar EPL terbanyak, maka klub tersukses di Italia adalah Juventus. Hal ini yang membuat Juventus melantai di bursa efek Italia, Borsa Italiana pada 20 Desember 2001. Menjuarai Serie A sejak musim 2011/2012 hingga 2019/2020, kapitalisasi pasar emiten JUV ini menembus €1,2 miliar (sekitar Rp20,5 triliun).

Dengan prestasi yang diperoleh, tim sepakbola yang memiliki megabintang Cristiano Ronaldo ini mengalami pertumbuhan penghasilan sebesar 12% per tahun selama satu dekade terakhir. Hanya saja nilai saham JUV sudah anjlok lebih dari 24% selama 19 tahun terakhir. Terakhir hari Jumat (19/3) kemarin, saham JUV ada di level €0,79 (sekitar Rp13.496) per lembar.

3. Borussia Dortmund (BVB) – Frankfurt Stock Exchange

Borussia Dortmund

Berusia 111 tahun, Borussia Dortmund adalah tim sepakbola profesional asal Jerman. Sama seperti Juventus, klub yang melantai di Frankfurt Stock Exchange dengan kode emiten BVB ini meraih penghasilan besar dari hak siarnya, seperti Juventus. Dengan kapitalisasi pasar €525 juta (sekitar Rp7,5 triliun dan nilai saham €5,8 (sekitar Rp83.359) per lembar.

Baca juga: Begini Cara Memilih Investasi Saham Syariah Terbaik

4. AFC Ajax (AJAX) – Amsterdam Exchange Index

AFC Ajax
© Zedge

Sejak resmi melantai di Amsterdam Exchange Index pada tahun 1998, AFC Ajax sejauh ini sudah delapan kali menjadi juara liga utama Belanda. Tak heran kalau emiten AJAX mencatat keuntungan delapan dari 10 tahun terakhir. Pendapatan mereka pun stabil di angka €100 juta (sekitar Rp1,4 triliun), kecuali tahun 2019 yang hampir mencapai €200 juta (sekitar Rp2,8 triliun).

Dilansir dr.Wealth, nilai saham AJAX pun meningkat 20% dari 12 tahun lalu. Dimana pada Jumat (19/3), AJAX meningkat tipis di jalur hijau yakni US$10,41 (sekitar Rp149 ribu) per lembar saham.

5. AS Roma (ASR) – Borsa Italiana

AS Roma

AS Roma juga jadi klub Italia yang melantai di pasar modal. Dengan kode emiten ASR, AS Roma bahkan mencatat kapitalisasi pasar mencapai €210 juta (sekitar Rp3,5 triliun). Sejak menjadi perusahaan IPO, nilai saham ASR sudah melambung sebanyak 85% selama dua dekade, sejak melantai tahun 2000.

Kini ASR tercatat US$178,55 (sekitar Rp3 juta) per lembar saham yang sudah pasti membuatnya sebagai salah satu saham klub sepakbola dunia paling bikin untung.

6. Celtic F.C (CCP) – Alternative Investment Market

Celtic F.C

Klub asal Skotlandia ini bisa dibilang cukup mendominasi liga lokal karena meraih gelar juara sembilan kali berturut-turut. Kini saham Celtic F.C sudah tercatat di bursa efek AIM, London dengan kapitalisasi pasar £112 juta (sekitar Rp2,2 triliun). Berbeda dengan klub-klub EPL atau Serie A, Celtic F.C tidak meraih pendapatan dari hak siar TV, tapi murni lewat penjualan tiket.

7. Bali United (BOLA) – Indonesia Stock Exchange/Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bali United
© wallpapercave

Saham klub sepakbola dunia yang terakhir berasal dari Indonesia yakni Bali United. Tepat pada 17 Juni 2019, Bali United menjadi klub sepakbola pertama yang punya saham go public di tingkat Asia Tenggara, dan yang kedua di Asia.

Baca juga: 9 Saham Potensial 2021, Murah, Fundamental Bagus, Versi SahamTop

Saat pertama kali melantai di BEI, harga saham emiten BOLA milik PT Bali Bintang Sejahtera Tbk ini pun langsung melambung sebanyak 69,14% ke level Rp296 per lembar. Informasi terakhir hari Jumat (19/3), BOLA mencatat nilai sahamnya di level Rp302 per lembar saham. Tak heran kalau kapitalisasi pasar BOLA menembus Rp984 miliar.

Kesimpulan

Sama seperti membeli saham di emiten-emiten lain, nilai yang naik turun juga dialami oleh saham-saham klub sepakbola dunia. Anda yang tertarik, tentu harus mempertimbangkan matang-matang. Apakah emiten yang dipilih memang punya fundamental baik dan berpeluang baik ke depannya, tentu itu wajib dipikirkan oleh calon investor agar tetap cuan.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar