Covid-19 Tembus 2 Juta, Ini 8 Rekomendasi Saham Tetap Cuan!

Hampir 1,5 tahun lamanya pandemi Covid-19 sudah melanda dunia, termasuk Indonesia. Sempat memperlihatkan laju yang melambat, wabah corona kembali meledak di Tanah Air terutama usai Idul Fitri. Kondisi ini jelas bikin sektor perekonomian kembali terpukul termasuk pasar saham, membuat investor memburu rekomendasi saham tetap cuan agar mampu bertahan.

Sekadar informasi pada hari Senin (21/6) kemarin, wabah corona bertambah 14.536 orang sekaligus menjadi tanda sudah lebih dari dua juta kasus Covid-19 terjadi di Indonesia. Tentu bukan jumlah yang sedikit sekalipun vaksinasi dikebut, membuat banyak orang makin cemas. Khawatir apakah perekonomian bisa kembali seperti sedia kala atau tidak.

Seperti yang sudah bisa ditebak, kenaikan kasus corona di Indonesia masih jadi sentimen utama yang mempengaruhi IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Tercatat pada hari Jumat (18/6) pekan lalu, IHSG bahkan harus kembali ambruk 1.01% ke level 6.007,12 karena kenaikan kasus harian corona yang tampak masih belum terkendali.

Sementara itu pada hari Senin (21/6) sore, IHSG lebih anjlok lantaran melemah 0.18% ke level 5.996,25. Diduga kuat kondisi IHSG pada hari Selasa (22/6) ini juga terkoreksi lagi. Bisnis melaporkan bahwa dari seluruh saham yang diperdagangkan di BEI (Bursa Efek Indonesia), hanya 117 emiten yang menguat sedangkan 345 lainnya terpuruk di zona merah dan 117 sisanya diam di tempat.

Baca juga: Merger Gojek – Tokopedia, 8 Emiten Saham Teknologi Langsung Cuan?

Corona Makin Gila – PPKM Mikro Terjadi, Bagaimana Investor?

petugas lakukan swab Covid-19
© Liputan6

Perdagangan hari Senin kemarin juga membuat kapitalisasi pasar IHSG di posisi Rp7.119,24 triliun. Ada total transaksi sebesar Rp13,48 triliun dan aksi bersih asing Rp2,1 triliun terjadi di seluruh pasar. Kini dengan wacana perketat PPKM (Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro semakin terdengar, gejolak indeks komposit tak bisa dihindari.

Tak heran kalau akhirnya IHSG lagi-lagi meneruskan tren koreksi yang sudah berlangsung selama empat hari berturut-turut sejak pekan lalu. Bahkan kalau mau melihat kinerja IHSG selama 2021 ini, belum ada tanda-tanda ’beringas’. Wawan Hendrayana selaku Head of Market Research Infovesta Utama, menyebutkan kalau PPKM Mikro membuat IHSG limbung kembali.

Saat pembatasan sosial diberlakukan lagi demi memutus rantai Covid-19, pertumbuhan pendapatan emiten jelas akan bisa terjadi lagi seperti tahun 2020, ketika PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diterapkan. Tak heran kalau pelaku pasar kini mulai khawatir, meskipun tetap memahami kalau PPKM Mikro diberlakukan agar perekonomian bisa pulih.

Sementara itu Kim Kwie Sjamsudin selaku Head of Equity Research BNI Sekuritas berpendapat bahwa volatilitas IHSG masih akan tinggi selama beberapa minggu ke depan. Kemungkinan taper tantrum akibat kebijakan moneter Amerika Serikat dan terus melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia disebut-sebut jadi penyebab utama kemuraman pasar saham.

8 Rekomendasi Saham Tetap Cuan Saat IHSG Terkoreksi

Untuk bisa menentukan rekomendasi saham tetap cuan sekalipun kondisi pasar saham tidak bersahabat, Anda tentu perlu tahu bagaimana kinerja indeks-indeks sektoral. Disebutkan bahwa delapan dari 11 indeks sektoral ditutup melemah, termasuk akibat terkoreksinya properti sebesar 1.55%. Namun di sisi lain, ada sektor yang ternyata menguat.

Beberapa sektor yang menguat itu adalah transportasi (1.15%), kesehatan (8.9%) dan konsumer nonsiklikal (0.61%). Menurut William Surya Wijaya selaku CEO Indosurya Sekuritas, pergerakan harga komoditas belum memberikan pengaruh pada kinerja IHSG saat ini karena pertumbuhan sektor riil masih lambat.

Hanya saja kondisi ini justru harus ditanggapi dengan positif dan dimanfaatkan para investor baik senior atau pemula jangka pendek-menengah-panjang supaya tetap meraih untung. Supaya tidak bingung, berikut delapan di antaranya rekomendasi saham tetap cuan yang dapat Anda pertimbangkan untuk dibeli:

1. UNVR – PT Unilever Indonesia Tbk

pabrik Unilever Indonesia
© Kumparan

Rekomendasi saham tetap cuan yang pertama adalah UNVR. Sebagai emiten Papan Utama, UNVR yang bergerak di sektor barang konsumen primer ini tercatat memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp194,56 triliun. Pada hari Senin (21/6) kemarin, UNVR ditutup melemah 10,92% (625 poin) ke level 5.100. Bahkan jika mengutip RTI, UNVR sempat anjlok 33,33% ytd (year to date).

Namun meskipun muram, UNVR masih jadi incaran investor asing yang masuk net buy sebesar Rp9,7 miliar. Mempertimbangkan membeli UNVR saat anjlok saat ini tentu akan memberikan keuntungan ke depannya. Nasrullah Putra Sulaeman selaku analis Samuel Sekuritas bahkan UNVR akan kembali naik saat pemulihan ekonomi di atas ekspektasi.

Bahkan dari sisi pendapatan, UNVR masih mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 3,9% jadi Rp44,6 triliun. Kepada Kontan, Nasrullah berpendapat kalau pertumbuhan penjualan UNVR ini karena segmen Foods & Refreshment (FnR) masih berpeluang tumbuh. Apalagi jika vaksinasi lancar, PPKM Mikro beres dan kasus harian di bawah 10 ribu, sektor hotel dan catering akan butuh FnR.

Baca juga: 8 Saham Papan Pengembangan yang Melejit di Bursa dan Bisa Dilirik

2. MPPA – PT Matahari Putra Prima Tbk

gerai Hypermart

Jika jaringan supermarket Giant terpaksa tutup pada akhir Juli 2021 lantaran tak mampu bertahan saat ekonomi bergejolak akibat pandemi Covid-19, nasib berbeda justru dialami sang kompetitor, Hypermart. Brand milik emiten MPPA ini bahkan mencapai penjualan positif selama Ramadhan – Idul Fitri kemarin. Di mana selama periode April-Mei 2021, MPPA meraup Rp1,47 triliun.

Penjualan yang diraih emiten Papan Utama ini bahkan naik 18% dibandingkan pencapaian tahun 2020. Hal ini yang membuat MPPA menjadi salah satu rekomendasi saham tetap cuan meskipun ditutup melemah 10,74% (130 poin) pada hari Senin (21/6) sore ke level 1.080. Bahkan sekalipun PPKM Mikro diperketat, MPPA yang memaksimalkan lini online dan cashless tak masalah.

Hal inilah yang akhirnya membuat MPPA cukup percaya diri untuk menggelar aksi korporat terbaru. Entitas usaha Grup Lippo ini siap menerbitkan saham baru lewat HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) alias rights issue. Menurut Danny Kojongian selaku Sekretaris Perusahaan MPPA kepada Kontan, rights issue maksimal bakal dilakukan pada bulan Agustus 2021.

3. TOWR – PT Sarana Menara Nusantara Tbk

Tak dipungkiri lagi bahwa pandemi Covid-19 turut mempercepat penerapan masyarakat teknologi. Lantaran pembatasan sosial, banyak perkantoran dan sekolah dilakukan secara online mengandalkan internet. Hal inilah yang membuat sejumlah analis percaya kalau bisnis menara telekomunikasi akan makin gemilang di 2021, seiring dengan penerapan jaringan internet 5G.

Salah satu yang banyak direkomendasikan adalah TOWR. Emiten Papan Utama dengan kapitalisasi pasar Rp60,45 triliun ini masuk sebagai rekomendasi saham tetap cuan yang bisa Anda pilih. Meskipun ditutup melemah 3,27% (40 poin) pada hari Senin (21/6) ke level 1.185, pertumbuhan TOWR sudah melampaui perkiraan.

Menurut Ranjan Sharma selaku analis JP Morgan Securities Singapore, langkah capex dari tiga perusahaan telco dan gelontoran investasi dari Hutch serta Smartfren, membuat perusahaan-perusahaan menara telekomunikasi seperti TOWR terkena sentimen positif. Bahkan entitas milik Grup Djarum ini juga sudah menyiapkan solusi jika bisnis fiber optik menggeliat.

4. MIKA – PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk

RS Mitra Keluarga
© HaloDoc

Kalau ada rekomendasi saham tetap cuan yang punya kinerja positif, maka MIKA jawabannya. Emiten Papan Utama dengan kapitalisasi pasar Rp40,17 triliun ini bahkan ditutup menguat 13,25% (330 poin) ke level 2.820 pada hari Senin (21/6) kemarin. Sebagai emiten sektor kesehatan yang memiliki jaringan Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga, MIKA direkomendasikan banyak analis.

Baca juga: 7 Emiten Saham Gocap yang Semakin Mahal, Layak Untuk Dibeli?

Tingkat BOR (Bed Occupancy Rate) RS Mitra Keluarga bahkan sudah menembus lebih dari 90% yang membuat sahamnya bergerak positif di pasar modal. Aditya Wijaya selaku Head of Investor Relations MIKA kepada Kontan menyebutkan kalau seluruh jaringan rumah sakit milik Kasih Group, bekerja maksimal menerima pasien Covid-19.

5. GGRM – PT Gudang Garam Tbk

bagian depan pabrik Gudang Garam
© Kompas

Mengikuti jejak MIKA, GGRM juga jadi rekomendasi saham tetap cuan berikutnya yang ada di zona hijau. Dilaporkan pada Senin (21/6) sore kemarin, GGRM ditutup menguat 6,86% (2.325 poin) ke level 36.225. Bahkan sekalipun mengalami penurunan laba bersih, emiten Papan Utama dengan kapitalisasi pasar Rp69,70 triliun itu tetap layak dipertimbangkan.

Menurut Christine Natasya selaku analis riset Mirae Sekuritas kepada CNBC Indonesia, produk SKM (Sigaret Kretek Mesin) Full-Flavor GGRM masihlah jadi favorit di kalangan perokok seperti merek andalan mereka, Surya 16 dan GG International. Tak heran kalau divisi SKM memang masih jadi andalan GGRM yang pada 2020, menyumbang 91.44% pendapatan perusahaan.

6. DSNG – PT Dharma Satya Nusantara Tbk

Emiten Papan Utama ini bergerak di bidang industri kayu, agri industri dan industri perkebunan. Masuk dalam zona hijau, DSNG ditutup menguat 16,67% (80 poin) ke level 560 pada hari Senin (21/6) sore. Mempunyai kapitalisasi pasar Rp5,41 triliun, DSNG menjadi salah satu yang direkomendasikan untuk trading buy oleh Achmad Yaki, analis BCA Sekuritas.

Menurut Yaki, pergerakan DSNG menguji three white soldiers pattern candle dengan MACD-nya Golden Cross, serta bertahan di atas M200, seperti dilansir Kontan. Sekadar informasi, DSNG sendiri merupakan saham emiten Triputra Group, milik pengusaha TP Rachmat yang dalam sepekan terakhir melonjak. Di pekan ketiga Juni 2021, DSNG naik 16,18% dan net sell Rp5,36 miliar!

7. BMRI – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perwakilan sektor perbankan yang pertama dalam daftar rekomendasi saham tetap cuan adalah BMRI. Emiten milik pemerintah yang merupakan bank dengan total aset terbesar ini kabarnya termasuk saham yang diburu investor asing saat IHSG terkulai. Seperti kebiasaan, saham big caps memang jadi incaran saat IHSG terus terkoreksi.

BMRI yang punya kapitalisasi pasar Rp278,36 triliun ini dilaporkan melemah 4,37% (275 poin) ke level 6.025 pada hari Senin (21/6) sore kemarin. Sekadar informasi, emiten Papan Utama ini dikabarkan mencatat net foreign buy sebesar Rp68,69 miliar. Jika PPKM Mikro ditetapkan dalam jangka waktu lama, kasus Covid-19 diharap bisa ditekan dan perbankan kembali bergairah.

Baca juga: IHSG Memerah, Inilah 10 Emiten Saham yang Diburu Investor Asing

8. BBNI – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Rekomendasi saham tetap cuan yang terakhir adalah BBNI. Sama seperti BMRI, BBNI merupakan emiten perbankan yang juga milik negara. Saham Papan Utama ini dilaporkan punya kapitalisasi pasar Rp91,76 triliun dan ditutup melemah 9,64% (530 poin) ke level 4.970 pada hari Senin (21/6) sore. Meskipun begitu, BBNI tetap layak untuk dibeli saat IHSG ambruk.

Apalagi ke depannya, BBNI berencana melakukan aksi penambahan modal lewat rights issue karena rasio modal inti BBNI ini jauh jika dibandingkan dengan bank-bank BUMN lainnya. Menurut Royke Tumilaar selaku Direktur Utama BNI, ke depannya BNI butuh capital sebagai buffer ekspansi kredit atau anorgnik, yang membuat harga sahamnya akan meningkat jangka panjang.

Melihat kinerja delapan emiten di atas, tak aneh rasanya kalau mereka semua memang masuk ke daftar rekomendasi saham tetap cuan. Masing-masing saham memiliki peluang untuk meningkatkan nilainya ke depan, sehingga bagi Anda yang merupakan tipe investor saham konvensional, tentu sangat layak untuk membelinya.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar