10 Saham Rekomendasi Saat PPKM Darurat Diperpanjang

Jika sesuai dengan jadwal, PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat di Jawa – Bali akan selesai pada 20 Juli 2021. Namun melihat kasus Covid-19 yang tidak juga turun, bahkan terkendali, wacana PPKM Darurat diperpanjang pun semakin bergaung dan membuat cemas banyak lapisan masyarakat.

Para pemilik bisnis mungkin termasuk yang paling ketar-ketir mengenai rencana PPKM Darurat diperpanjang. Sebelumnya, banyak yang harus terpaksa mengalami penurunan omzet, kehilangan jam operasional, mengurangi karyawan sampai rela gulung tikar akibat bisnis yang berjalan tidak sesuai harapan.

Investor-investor saham dan pelaku pasar modal pun turut terlihat cukup cemas atas adanya kemungkinan PPKM Darurat diperpanjang. Menurut Alfred Nainggolan selaku Kepala Riset Praus Kapital, adanya PPKM Darurat memang secara jangka pendek membuat IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) tertekan. Namun ternyata tetap ada emiten-emiten yang meraih cuan.

Baca juga: Mengintip Portofolio Saham Sandiaga Uno, Bagaimana Kinerjanya?

10 Emiten Saham yang Layak Dilirik Saat PPKM Darurat Diperpanjang

Dalam penutupan hari Jumat (16/7) sore kemarin, IHSG berhasil menguat 25,76 poin alias 0,43% ke level 6.072,51. Meskipun menguat, Alfred menegaskan jika berharap adanya pertumbuhan emiten yang signifikan akan cukup sulit dalam masa saat ini. Kendati begitu, kepada CNBC Indonesia, Alfred menilai kalau sektor-sektor seperti komoditi, kesehatan dan telekomunikasi tetap positif.

Kalau memang PPKM Darurat diperpanjang hingga enam pekan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ada di bawah 4%, sementara recovery IHSG usai serangan Covid-19 gelombang kedua ini ada di rentang 6.400 – 6.600. Sedangkan Edwin Sebayang selaku pengamat pasar saham MNC Asset Management, menilai kalau sektor ritel akan banyak terpukul terkait ditutupnya pusat-pusat kerumunan masyarakat.

Hanya saja jika melihat yang paling terpuruk, selain sektor ritel maka jawabannya adalah emiten-emiten properti. Namun jangan cemas dulu, William Surya Wijaya selaku CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas kepada Liputan6 justru mengajak investor saham untuk mulai berbelanja saham, terutama emiten bluechip yang berpeluang meningkat dalam jangka panjang.

Supaya Anda tidak bingung, berikut ini adalah 10 emiten saham yang layak dipertimbangkan untuk dikoleksi, sekalipun PPKM Darurat diperpanjang:

1. ASII – PT Astra International

PT Astra International
© astra.co.id

Kendati ada di zona merah selama sebulan terakhir, faktanya ASII mampu menutup pekan ketiga bulan Juli dengan positif. Dilaporkan, emiten Papan Utama itu mampu naik sebanyak 70 poin alias 1,46% ke level 4.880. Mempunyai kapitalisasi pasar Rp197,56 triliun, ASII memang jadi salah satu unggulan BEI (Bursa Saham Indonesia) di kelas saham big cap.

Kendati PPKM Darurat diperpanjang, ASII tetap banyak direkomendasikan oleh analis pasar modal. Apalagi emiten otomotif ini baru saja melaporkan adanya peningkatan penjualan mobil domestik pada Juni 2021. Di mana sepanjang semester I-2021, penjualan mobil yang dialami Astra menjadi lebih baik dibandingkan awal pandemi Covid-19 tahun 2020 silam.

Dari data yang dilansir Bisnis, penjualan mobil domestik ASII meningkat 44,17% per Juni 2021 jika dibandingkan bulan Mei, jadi 40.910 unit. Bahkan jika kembali dibandingkan dengan penjualan Juni 2020, apa yang diraih ASII ini melambung hingga 742%! Sebuah prestasi yang membanggakan bagi emiten di tengah wabah corona, sehingga tak heran kalau ASII diburu oleh investor asing.

2. ICBP – PT Indofood CBP Sukses Makmur

PT Indofood CBP Sukses Makmur
© Kanalsatu

Emiten anak perusahaan Indofood ini juga termasuk salah satu blue chip yang paling banyak direkomendasikan untuk dikoleksi andai PPKM Darurat diperpanjang. Sebagai saham Papan Utama yang bergerak di sektor barang konsumen primer, ICBP sebetulnya diuntungkan dengan adanya pembatasan kegiatan masyarakat.

Sehingga meskipun ditutup melemah 1,15% alias sebesar 100 poin ke level 8.575, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp100 triliun ini masih jadi favorit. Apalagi dalam satu bulan terakhir, ICBP ada di zona hijau dengan posisi tertingginya tercatat pada 13 Juli 2021, di level 8.950.

Sempat anjlok ke level 8.225 pada 5 Juli kemarin atau hari ketiga setelah PPKM Darurat di pulau Jawa – Bali diberlakukan, ICBP berhasil perlahan meningkat. Bahkan pencapaian ICBP di dua pekan PPKM Darurat ini jauh lebih baik daripada saat ambles ke level 7.750 pada 18 Juni 2021 sebelumnya.

Baca juga: ARTO Melejit Usai ’Dibeli’ Gojek, Seperti Apa Kinerja Saham Bank Jago?

3. KLBF – PT Kalbe Farma

PT Kalbe Farma
© TEMPO/Amston Probel

Dengan masih tidak terkendalinya pandemi Covid-19, emiten-emiten sektor kesehatan tentu yang memperoleh dampak paling positif. Kenapa begitu? Karena kebutuhan akan obat-obatan, hunian rumah sakit dan alat kesehatan begitu meningkat. Salah satunya yang berhasil memperoleh dampak baik itu adalah KLBF.

Emiten Papan Utama yang bergerak di sektor kesehatan, terutama bagian farmasi ini layak untuk dibeli saat PPKM Darurat diperpanjang. Dalam penutupan hari Jumat (16/7) sore kemarin, KLBF berhasil menguat 1.83% alias 25 poin ke level 1.390. Selama sebulan terakhir, KLBF juga tidak pernah beranjak dari zona hijau.

Sempat meraih posisi terbaik di level 1.480 pada 21 Juni 2021, KLBF memang harus rela naik turun. Bahkan di pekan pertama PPKM Darurat berlaku, KLBF terpuruk ke level 1.320 pada 9 Juli. Namun melihat tren yang terus meningkat, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp65,16 triliun ini sangat sayang dilewatkan.

4. KAEF – PT Kimia Farma

PT Kimia Farma - Kanal Berita
© Kabar Bisnis

Tak sendiri, emiten sektor kesehatan yang juga layak dilirik kalau memang PPKM Darurat diperpanjang adalah KAEF. Emiten Papan Utama dengan total kapitalisasi pasar mencapai Rp18,94 triliun ini diprediksi akan tetap memperoleh omzet tinggi. Meskipun memang beberapa hari lalu sempat goyah akibat adanya isu vaksin berbayar, Kimia Farma tetap layak dilirik.

Bahkan sekalipun ditutup lesu sebesar 0,58% alias 20 poin ke level 3.410, Anda yang ingin mengoleksi saham perusahaan farmasi, KAEF sangatlah direkomendasikan. Bahkan dalam sebulan terakhir, kinerja KAEF cukup memuaskan karena ada di zona hijau. Sempat ada di level 3.340 (5 Juli), KAEF melandai dan meningkat hingga level 3.540 (12 Juli).

Cukup menjanjikan karena pada 18 Juni, KAEF masihalh ada di level 2.330. Melihat pergerakannya yang naik-turun tapi tetap untung, KAEF bisa jadi saham second-liner yang sayang dilewatkan.

5. BBCA – PT Bank Central Asia

PT Bank Central Asia
© Kabar Bisnis

Tak usah banyak dibahas, kalau memang mencari saham yang mampu bertahan dalam perekonomian sulit dan berpotensi cuan besar dalam jangka panjang, BBCA jawabannya. Emiten perbankan dari Papan Utama ini tetap saja menjadi buruan investor saham lokal atau asing, sekalipun ada di zona merah dalam satu bulan terakhir.

Ditutup melemah 0,08% alias 25 poin ke level 30.550, BBCA tetap perkasa dengan kapitalisasi pasar Rp745,68 triliun. Sebagai saham bluechip sekaligus big cap, BBCA sebetulnya sempat ambles ke level Rp29.950 pada 14 Juli kemarin. Namun bukan tak mungkin BBCA bisa kembali melesat ke level 31.700, seperti yang sudah terjadi pada 22 Juni 2021.

Selama pandemi Covid-19 berlangsung, BBCA meraih posisi terendah pada level 27.100 yang terjadi pada 30 September 2020. Sementara raihan terbaiknya terjadi pada level 36.725 di tanggal 11 Januari 2021. Melihat polanya, ada kemungkinan BBCA ambles lagi di semester kedua 2021, tapi menjadi sangat untung di tahun 2022. Karena sedang melemah, ini waktu tepat memborong BBCA!

Baca juga: Hal-Hal yang Bisa Menyebabkan Harga Emas Anjlok

6. ADRO – PT Adaro Energy

PT Adaro Energy
© Dunia-Energi

Ditutup menguat sebesar 1,22% alias 15 poin pada Jumat (16/7) sore kemarin, ADRO adalah salah satu emiten Papan Utama yang layak dilirik jika PPKM Darurat diperpanjang. Sebagai saham kelas second liner, total kapitalisasi pasar ADRO saat ini mencapai Rp39,66 triliun.

Melihat pergerakan harga batubara global yang meningkat, momen PPKM Darurat banyak disebut sebagai waktu yang tepat untuk memburu ADRO. Apalagi pada hari Senin (12/7) pekan lalu, harga batubara ICE Newsastle untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 ada di kisaran US$136,40 per ton. Kondisi ini tentu jadi katalis positif bagi ADRO, seiring meningkatnya ekspor ke China.

7. ANTM – PT Aneka Tambang

PT Aneka Tambang
© Bareksa

Mengikuti jejak ADRO, ANTM adalah emiten pertambangan yang bisa juga dipilih andai kata PPKM Darurat diperpanjang. Tentu Anda sudah tahu betul bahwa emiten Papan Utama ini adalah produsen dan penjual emas murni 24K terbaik di Indonesia. Dengan fakta bahwa emas adalah aset safe haven, ada kemungkinan harganya melambung lagi jika inflasi memang meningkat.

Memiliki kapitalisasi pasar Rp62,96 triliun, ANTM juga ditutup menguat 0,38% alias sebesar 10 poin, ke level 2.620. Dalam sebulan terkakhir, ANTM memang mencatat kenaikan yang begitu signifikan.

Bahkan selama PPKM Darurat ini, ANTM yang awalnya di level 2.220 pada 2 Juli, langsung beranjak ke 2.240 (5 Juli), 2.480 (6 Juli) hingga 2.590 (9 Juli). Bukan tak mungkin kalau prediksi ANTM mencapai level tertinggi 3.190 seperti 20 Januari 2021, akan bisa terwujud.

8. ASSA – PT Adi Sarana Armada

PT Adi Sarana Armada
© VOI

Logistik termasuk salah satu yang terkena imbas PPKM Darurat, seiring dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang makin gemar belanja online. Salah satu yang patut dicermati adalah emiten Papan Utama milik konglomerat TP Rachmat, ASSA. Sekadar informasi, TP Rachmat adalah mantan pemimpin Grup Astra dan pendiri Grup Triputra.

Baca juga: Pertimbangkan 3 Value Perusahaan Sebelum Membeli Saham

ASSA sendiri memiliki lini usaha kurir dengan brand Anteraja yang dimiliki anak usaha ASSA, PT Tri Adi Bersama. Dari banyaknya jasa kurir e-commerce, Anteraja dianggap salah satu yang terbaik. Kendati ditutup melemah sebesar 2,17% alias 50 poin ke level 2.250, kinerja ASSA dalam satu bulan terakhir ada di zona hijau.

9. JSMR – PT Jasa Marga

PT Jasa Marga
© Jasa Marga

Sektor infrastruktur termasuk yang diprediksi akan tetap positif sekalipun PPKM Darurat diperpanjang. Dan salah satu ’pemainnya’ adalah JSMR. Emiten Papan Utama yang punya bidang usaha utama jasa jalan tol ini tercatat memiliki kapitalisasi pasar Rp26,78 triliun. Sebagai saham second liner, JSMR ditutup menguat 1,10% alias 40 poin ke level 3.690.

Kendati ada di zona merah dalam satu bulan terakhir, pergerakan JSMR sebetulnya sudah mulai membaik. Posisi terendahnya bahkan terjadi di level 3.300 pada 28-29 Juni. Sempat ada di level yang sama pada 12 Juli, kini JSMR perlahan membaik.

10. TLKM – PT Telkom Indonesia

PT Telkom Indonesia
© E-Geber

Menutup saham yang direkomendasikan seandainya PPKM Darurat diperpanjang, TLKM jawabannya. Emiten Papan Utama yang bergerak di bidang telekomunikasi ini bisa dibilang memperoleh dampak sangat positif, selama masyarakat membatasi kegiatan sosialnya dan lebih banyak di dalam rumah saja.

Sebagai saham blue chip sekaligus big cap, TLKM punya kapitalisasi pasar sebesar Rp314,03 triliun. Dalam penutupan Jumat (16/7) sore, TLKM pun menguat 1,28% alias 40 poin ke level 3.170. Kondisi ini jauh lebih baik daripada pekan pertama PPKM Darurat yang anjlok ke level 3.010 pada 6 dan 8 Juli.

Bagaimana? Melihat kinerja sepuluh emiten yang sudah dibahas di atas, sepertinya kebijakan PPKM Darurat diperpanjang bukanlah kiamat bagi para investor saham. Justru seperti kata para analis, momen ini sangat tepat untuk memburu sejumlah saham bluechip, jika memang tujuan akhir Anda adalah finansial sejahtera secara jangka panjang.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar