Faktor-faktor yang Mempengaruhi Naik Turunnya Harga Saham

Kita pasti sering mendengar anjuran untuk membeli saham di harga rendah dan menjualnya saat harga saham naik. Ya, itulah yang kita lakukan untuk memperoleh keuntungan dari capital gain. Sehingga pastinya kita perlu tahu kapan saat yang tepat membeli dan menjual saham.

Seperti yang kita ketahui, bahwa setiap instrumen investasi pasti punya masanya naik ataupun turun. Begitu juga dengan saham. Harga saham bisa naik turun tiap tahun, tiap hari bahkan tiap detik. Baik investor jangka panjang maupun trader, pastinya perlu tahu kenapa harga saham bisa berfluktuasi sebagai dasar pengetahuan sebelum bertransaksi saham. Lalu apa sih penyebab kenaikan dan penurunan harga saham?

Mengetahui faktor-faktor yang bisa menyebabkan harga saham naik dan turun bisa membuat kita semakin peka dalam berinvestasi. Sebelum membahasnya, kita cari tahu dulu bagaimana mekanisme jual beli saham itu sendiri. Karena transaksi inilah yang akan menjadi dasar terbentuknya harga saham.

Mekanisme Transaksi Saham

Seperti halnya transaksi di pasar tradisional, transaksi saham juga akan terjadi ketika ada orang-orang yang sepakat untuk menjual dan juga membeli suatu saham tertentu di harga yang sama.

Jadi konsepnya sama, ketika ada penjual yang ingin membeli di harga tertentu sedangkan pembeli ingin membeli yang murah. Mereka saling tawar menawar hingga terjadi kesepakatan untuk menjual dan membeli di harga tertentu.

Dalam transaksi saham, ada kelompok pembeli yang ingin membeli saham BBCA di harga Rp 30.000/ lembar. Di sisi lain ada kelompok penjual yang ingin menjual saham BBCA nya di harga Rp 30.100/ lembar. Sampai di sini belum ada kesepakatan transaksi. Namun di titik tertentu biasanya ada yang mengalah entah itu si pembeli ataupun penjualnya.

Misalnya si penjual yang mengalah dengan menjualnya di harga Rp 30.000/ lembar. Lalu terjadilah transaksi jual beli saham BBCA, yang mana harga saham Rp 30.000 yang telah di sepakati tersebut menjadi dasar harga saham BBCA berikutnya.

Tawar menawar ini bisa tercermin dari kolom “Bid” (penawaran harga dari pembeli) dan “Offer” (penawaran harga dari penjual) yang ada di aplikasi saham. Selain itu jika Anda melihat grafik saham yang naik turun setiap detiknya, itu juga merupakan gambaran transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli saham.

Nah, pertanyaannya sekarang mengapa harga saham bisa naik dan turun? Kenaikan dan penurunannya pun tidak tetap, terkadang 0,5%, kadang juga 2,5%, 3,5% bahkan puluhan persen lebih.

Secara umum, kenaikan dan penurunan harga saham tersebut terjadi karena adanya “Buying dan Selling Power” yang ada di pasar saham. Ketika buying power pada sebuah saham lebih tinggi, ini artinya ada banyak peminat yang membeli saham tersebut. Coba Anda bayangkan, jika peminat pada sebuah saham cukup kuat maka ketika penjual memasang harga berapapun pembeli tetap mau membelinya. Hal inilah yang membuat saham bisa terus terdorong untuk naik.

Sebaliknya, jika selling power pada sebuah saham menurun, artinya sedang banyak permintaan penjual untuk saham tersebut. Ketika banyak orang yang ingin segera menjual saham tertentu, walaupun harganya ada di bawah nilai sebelumnya para penjual tetap akan melakukan penjualan sahamnya. Hal tersebutlah yang membuat harga saham menurun.

Penyebab Naik Turunnya Harga Saham

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, fluktuasi harga saham terjadi dikarenakan adanya buying power dan selling power. Kekuatan pembelian dan penjualan saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Apa saja penyebab naik turunnya harga saham?

1. Kinerja Perusahaan

Faktor naik turunnya harga saham adalah kinerja perusahaan yang bisa kita lihat dari laporan keuangan emiten. Biasanya laporan keuangan ini di terbitkan per kuartal (3 bulan) dan juga per-tahun (laporan tahunan). Dari laporan tersebut kita bisa melihat bagaimana kinerja perusahaan lewat financial statement, balance sheet dan juga cash flow statement.

Ketika laporan ini di terbitkan, biasanya bisa berdampak menjadi sentimen positif ataupun negatif. Orang-orang bisa terdorong untuk melakukan pembelian maupun penjualan sahamnya kembali. Nah inilah salah satu faktor yang membuat harga suatu saham bisa naik ataupun turun.

2. Faktor Sentimen Industri Emiten Terkait

Faktor Sentimen Industri Emiten Terkait

Faktor yang kedua adalah sentimen industri. Sentimen industri ini biasanya di pengaruhi oleh faktor eksternal ataupun kebijakan pemerintah yang bisa mempengaruhi suatu sektor bisnis tertentu. Misalnya seperti harga bahan baku, nilai tukar Rupiah, harga jual suatu komoditas, hingga tingkat suku bunga acuan.

Misalnya saja sedang terjadi penurunan tingkat nilai suku bunga acuan. Suku bunga ini sangat mempengaruhi suatu bisnis yang berkaitan dengan suku bunga kredit seperti perbankan dan juga properti. Maka dari itu sentimen industri ini bisa mempengaruhi harga saham, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Naik Turunnya Saham Karena Aksi Korporasi

Aksi Korporasi

Sebab fluktuasi harga saham selanjutnya adalah aksi korporasi. Anda pasti pernah mendengar mendengar istilah ini bukan? Aksi korporasi adalah suatu tindakan, kebijakan atau keputusan perusahaan yang bisa berdampak pada kita, para pemegang saham.

Dampak tersebut bisa bermacam-macam. Misalnya berdampak pada persentase kepemilikan sahamnya, jumlah saham yang kita miliki dll. Kebijakan ini tentu akan berpengaruh pada persepsi dari para pemegang saham yang bersangkutan. Apakah para pemegang saham memilih melepas ataukah meningkatkan kepemilikan sahamnya yang akhirnya berpengaruh pula pada harga saham.

Aksi korporasi ini terdiri dari :

  • IPO (Initial Public Offering) : yakni penawaran saham perdana sebuah perusahaan
  • RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) : sebuah rapat khusus pemegang saham untuk menyatakan pendapat dan melakukan suatu keputusan
  • Stock Split : yaitu pemecahan nilai saham menjadi lebih kecil dengan tujuan meningkatkan likuiditas saham
  • Buy Back : pembelian kembali saham-saham yang telah beredar di publik untuk menahan penurunan harga saham
  • Right Issue : atau HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) adalah hal yang di berikan emiten untuk memberi saham baru yang akan di terbitkan kepada para pemegang saham lama.
  • Spin Off : adalah aksi pemisahan perseroan yang berdampak sebagian atau bahkan seluruh aktiva dan pasiva menjadi beralih kepada satu atau lebih perseroan lain (penerima)
  • Tender Offer : penawaran pembelian saham melalui media massa yang tujuannya adalah mendapatkan sejumlah saham yang sifatnya berupa ekuitas
  • Dividen : pembagian keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham saat

5. Faktor Technical Price Action

Faktor naik turunnya saham Technical Price Action

Faktor lainnya yang mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham adalah technical price action. Apa itu?

Setiap historis kenaikan maupun penurunan harga saham di masa lalu terekam dalam sebuah grafik. Nah, grafik ini menggambarkan pola psikologis para trader dalam bertransaksi saham. Grafik tersebut kemudian di analisis dengan macam-macam indikator yang ada dan akhirnya menghasilkan titik support serta titik resistance.

Titik support atau “lantai” market menunjukan batas paling bawah harga saham yang menurun. Sedangkan titik resistance atau “atap” market adalah batas atas meningkatnya harga saham di pasar saham.

Titik support dan resistance itu biasanya menjadi acuan para trader untuk melakukan aksi beli atau jual saham, cutloss, take profit dll. Oleh karena itu titik-titik tersebut dapat mempengaruhi buying ataupun selling power dan akhirnya mempengaruhi harga saham di masa mendatang.

6. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi nasional bahkan dunia bisa menjadi salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pergerakan harga saham. Banyak kejadian besar yang telah membuktikannya. Kenapa ya bisa begitu?

Untuk faktor yang satu ini ada contoh kasus yang pasti tidak asing bagi kita. Saat tahun 2020 kemarin, pemprov DKI dan juga banyak daerah lainnya mengumumkan kebijakan untuk melakukan PSBB. Keputusan tersebut di ambil untuk mengontrol peningkatan wabah covid-19 yang tengah terjadi.

Disisi lain, keputusan tersebut mempengaruhi kinerja bisnis yang biasanya berjalan dimana datanya akan terlihat dari laporan keuangan pada kuartal berikutnya. Di tengah ketidak pastian seperti itu, membuat banyak orang yang tidak mau ambil resiko dan akhirnya menjual saham yang dimiliki. Keputusan tersebut membuat IHSG amblas.

Baca juga, Apa Itu RDN ( Rekening Dana Nasabah ) dan Cara Membuatnya

Walau begitu ada juga investor yang justru memborong saham tertentu karena sedang diskon besar-besaran. Momen ini bahkan di anggap sebagai momen emas berinvestasi saham. Inilah salah satu yang memicu pergerakan harga saham bisa menjadi naik kembali.

7. Rebalancing Manajer Investasi

Pernah mendengar tentang manajer investasi? Manajer investasi adalah suatu pihak yang melakukan analisa dan pemilihan saham-saham untuk portofolio para investor reksa dana. Para manajer investasi ini juga sering melakukan keputusan penjualan dan pembelian saham dalam jumlah besar.

Biasanya tindakan jual beli saham di lakukan para MI (Manajer Investasi) ketika ada saham yang dinilai kurang performanya. MI menganggap jika kondisi industri kurang kondusif untuk mengambil keuntungan ataupun untuk menyesuaikan portofolionya sesuai dengan acuan indeks tertentu.

Aksi ini di sebut dengan “rebalancing” atau menyembangkan kembali portofolio. Dengan keputusan rebalancing yang dilakukan para MI, harga saham juga bisa naik ataupun turun.

8. Jual Beli Saham dari Pihak Asing

Jual Beli saham dari  Pihak Asing

Faktor terakhir yang mempengaruhi pergerakan harga saham adalah aksi jual beli saham dari pihak asing. Andaperlu tahu, bahwa bukan hanya masyarakat Indonesia yang bertransaksi saham namun pihak asing juga cukup aktif melakukan jual beli saham di pasar modal Indonesia. Ini seperti halnya kita yang membeli saham-saham luar negeri.

Nah keputusan jual beli saham dari pihak asing ini juga bisa dipengaruhi oleh banyak hal. Mulai dari kondisi ekonomi, geopolitik global dan nasional. Bahkan, terkadang pihak asing membeli saham tertentu dalam jumlah besar untuk mendorong agar harga sahamnya naik. Dari data IHSG, indikator pergerakan pihak asing yang bertransaksi saham di bursa saham Indonesia cukup banyak.

Baca yuk, Metode Investasi DCA : Cara Menabung Saham Gaji UMR Untuk Pemula

Jadi mulai saat ini, coba perhatikan jika ada kabar bahwa pihak asing akan memborong suatu saham. Bisa jadi hal tersebut bisa membuat harga sahamnya naik.

Penutup

Secara umum, naik turunnya harga saham di sebabkan oleh buying power dan selling power. Namun ternyata ada banyak hal yang bisa mempengaruhi pergerakan harga saham setiap harinya bahkan setiap detik!

Nah itulah 8 faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Dengan mengetahui mengapa harga saham bisa naik dan turun dapat meningkatkan kepekaan kita dalam bertransaksi saham. Menurut Anda, apakaha ada faktor lainnya yang belum di sebutkan? Mungkin bisa kita bahas di lain waktu.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar