Merger Gojek – Tokopedia, 8 Emiten Saham Teknologi Langsung Cuan?

Setelah begitu ramai berhembus sejak April kemarin, akhirnya dua raksasa startup asal Indonesia takni Gojek dan Tokopedia resmi melakukan merger. Diumumkan pada 17 Mei 2021, kedua perusahaan rintisan ini akhirnya bersatu dalam nama GoTo Group. Bisa ditebak, bursa saham pun cukup bergejolak dengan kehadiran GoTo termasuk emiten saham teknologi.

Apalagi setelah melakukan merger, kedua raksasa teknologi ini berencana melakukan dual listing (pencatatan saham di dua bursa). Manajemen GoTo dalam wawancara eksklusifnya dengan CNBC Indonesia, menyebutkan kalau sudah menargetkan IPO (Initial Public Offering) pada tahun 2021 ini di BEI (Bursa Efek Indonesia) dan salah satu bursa utama dunia.

Kendati belum ada kepastian jadwal IPO dari GoTo, tampaknya indeks emiten saham teknologi sudah memberikan respon positif selama sepekan terakhir. Namun menurut Kiswoyo Adi Joe selaku Head of Investment PT Reswara Gian Investa, kenaikan yang terjadi pada indeks saham teknologi dirasa terlalu cepat. Kiswoyo pun cemas kalau peristiwa ini cuma euforia sesaat.

Baca juga: 8 Saham Papan Pengembangan yang Melejit di Bursa dan Bisa Dilirik

“Bisa saja nanti ketika euforia sudah terlalu tinggi, maka bakal berakhir karena harus sesuai ekspektasi. Sejauh ini merger perusahaan digital identik dengan bakar uang. Bakal ada satu titik dimana investor minta uangnya mereka lagi. Bagaimana caranya? Ya melakukan IPO. Tapi kalau model bisnisnya cuma IPO, berat buat mereka. Jadi karena ada masanya, kita ikuti saja sambil waspada,” ungkap Kiswoyo panjang lebar.

8 Emiten Saham Teknologi yang Melesat Saat GoTo Lahir

Karena kecemasan adanya euforia sesaat, Kiswoyo berharap kalau emiten saham teknologi harus bisa memberikan potensi dividen dan laba bersih yang menguntungkan investor. Hal ini yang membuat Kiswoyo menganjurkan pada calon investor terutama yang bertujuan jangka panjang, tak menempatkan dana terlalu besar pada indeks sektor teknologi.

Meskipun begitu tak ada salahnya untuk melihat kinerja saham-saham sektor teknologi yang melesat dan cuan besar selama beberapa hari ini. Bahkan dari data yang dihimpun Bisnis hingga Senin (17/5), indeks IDX Technology melesat 191% (yoy) ketika IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ada di kinerja yang minus. Berikut beberapa emiten saham teknologi yang cuan:

1. DMMX – PT Digital Mediatama Maxima Tbk

PT Digital Mediatama Maxima Tbk

Berdiri pada tahun 2015, emiten asal Papan Pengembangan ini memiliki bidang usaha utama pada layanan jasa penyedia platform media digital. Punya kapitalisasi pasar mencapai Rp8,65 triliun, kinerja DMMX dalam sepekan melonjak 43,84% dan melesat 81,03% dalam sebulan terakhir. DMMX bertahan di zona hijau hingga ditutup menguat 2,27% (25 poin) ke level 1.125 pada Selasa (25/5) sore.

Bahkan pada Jumat (21/5) pekan lalu, DMMX berhasil ada di posisi ketiga top gainers setelah melesar 11,11% ke level 1.050 dengan nilai transaksi mencapai Rp83 miliar. Hal ini membuat BEI mengumumkan terjadinya UMA (Unusual Market Activity) pada DMMX.

Diketahui DMMX bekerjasama dengan perusahaan Raffi Ahmad, RANS Entertainment untuk membentuk perusahaan patungan dalam membangun platform pemasaran media sosial digital dan joint venture PT DMMX RANS Digital (DIGIRANS). Dimana DMMX punya 33,33% saham dari DIGIRANS sebesar Rp300 juta.

2. MCAS – PT M Cash Integrasi Tbk

PT M Cash Integrasi Tbk
© neraca.co.id

Berada di Papan Pengembangan, emiten saham teknologi MCAS ini mempunyai bidang usaha utama pada distribusi produk digital dan e-commerce. Berdiri pada tahun 2010, MCAS tercatat punya kapitalisasi pasar mencapai Rp5,62 triliun. MCAS sempat mencapai level tertinggi 6.600 (21 Mei). Padahal sehari sebelumnya, MCAS masih dibuka di level 5.025 (20 Mei).

Dari pencapaian pekan lalu, MCAS masih stabil di posisi atas meskipun ditutup melemah 0,38% (25 poin) ke level 6.475 hari Selasa (25/5) sore kemarin. Sama seperti DMMX, MCAS juga terafiliasi dan dimiliki Kresna Grup yang induk usahanya tengah terjerat berbagai masalah seperti pembekuan.

Baca juga: 7 Emiten Saham Gocap yang Semakin Mahal, Layak Untuk Dibeli?

3. NFCX – PT NFC Indonesia Tbk

PT NFC Indonesia Tbk
© dailysocial.id

Emiten saham teknologi berikutnya yang tercatat di zona hijau selama sepekan terakhir adalah NFCX. Kendati ditutup melemah 1,90% (100 poin) pada hari Selasa (25/5) sore ke level 5.150, NFCX sempat tercatat sebagai salah satu top gainers sektor teknologi. Dengan kapitalisasi pasar Rp3,43 triliun, pencapaian tertinggi NFCX di level 5.475 (24 Mei).

Apa yang dicapai NFCX pada awal pekan ini adalah posisi tertinggi saham mereka semenjak melakukan IPO di lantai bursa. Sebagai emiten Papan Pengembangan yang punya bidang usaha utama di layanan jasa teknologi informasi, digital dan telekomunikasi, pencapaian NFCX ini cukup positif.

4. KIOS – PT Kioson Komersial Indonesia Tbk

PT Kioson Komersial Indonesia Tbk
© emitennews

Berdiri pada tahu 2015, emiten KIOS ada di Papan Pengembangan ini merupakan perusahaan teknologi yang menyediakan platform software dan hardware untuk pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) lewat sistem kemitraan bernama KCP (Kioson Cash Point). Ditutup melemah 3,23% (30 poin) ke level 900, kapitalisasi pasar KIOS sebesar Rp645,52 miliar.

Dibandingkan dengan sebelumnya, kinerja KIOS dalam lima hari terakhir memang di zona merah. Namun kalau melihat pergerakannya sebulan ke belakang, emiten KIOS berhasil sampai di level tertinggi 1.005 (20 Mei). Bahkan pada pekan pertama bulan Mei, BEI memantau pergerakan KIOS karena berstatus UMA saat harga sahamnya meningkat.

5. DCII – PT DCI Indonesia Tbk

PT DCI Indonesia Tbk
© mancode.id

Didirikan pada 18 Juli 2011, emiten DCII adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri penyedia hosting dan aktivitas terkait lainnya. Emiten asal Papan Pengembangan ini tercatat punya kapitalisasi pasar mencapai Rp27,89 triliun. Sehari setelah pengumuman merger Gojek – Tokopedia, DCII bisa dibilang yang naik paling signifikan.

Baca juga: Harga Batu Bara Panas Lagi, Tertarik Beli 7 Saham Emiten Tambang Ini?

Dimana saat itu, DCII melesat sebesar 2.679% ke level 11.675 (17 Mei) hingga lanjut ke level 11.975 (19 Mei). Meskipun sempat sangat melambung, kinerja emiten DCII sebetulnya tak terlalu menggembirakan dalam sebulan ke belakang. DCII berhenti di level 11.700 saat ditutup hari Selasa (25/5) siang.

6. TECH – PT Indosterling Technomedia Tbk

PT Indosterling Technomedia Tbk
© marketing.co.id

Salah satu emiten saham teknologi yang sempat melambung setelah pengumuman GoTo adalah TECH. Sepanjang tahun berjalan, TECH dilaporkan mencapai kenaikan 197,5%. Berdiri pada 19 Januari 2011, TECH yang punya kapitalisasi pasar Rp2,42 triliun ini bergerak di bidang teknologi informasi dengan beberapa produk seperti pingpoint.co.id, StockMap dan mancode.id.

Ditutup melemah 6,76% (140 poin) ke level 1.930 pada Selasa (25/5) sore, tentu saja emiten TECH ini termasuk salah satu yang dipantau. Karena meskipun sempat melambung, tetap saja banyak yang menduga jika TECH termasuk salah satu emiten yang terkena euforia sesaat berkat GoTo.

7. DIVA – PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk

PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk
© kresnasecurities

Jadi salah satu top gainers sektor teknologi pada perdagangan hari Senin (24/5) kemarin, DIVA adalah perusahaan yang masih terafiliasi dan dimiliki Kresna Grup. Berdiri pada tahun 2003, emiten saham teknologi dari Papan Pengembangan ini punya kapitalisasi pasar sebesar Rp2,36 triliun. Sekadar informasi, DIVA bergerak dalam bidang penjualan pulsa elektrik.

Ditutup stabil di level 3.300 pada hari Selasa (25/5) sore, DIVA bertahan di zona hijau pada sebulan terakhir. Yang unik, setelah merger Gojek dan Tokopedia diumumkan, DIVA justru ambles ke level 2.970 dari sebelumnya di level 3.190 (11 Mei). Kendati begitu sejak Kamis (20/5) pekan lalu, DIVA tak beranjak dari level 3.300.

8. MLPT – PT Multipolar Technology Tbk

PT Multipolar Technology Tbk
© vibiznews

Emiten saham teknologi terakhir yang disebut terkena imbas GoTo adalah MLPT. Sepanjang tahun berjalan, MLPT tercatat meningkat 157,19% saat IHSG cenderung melemah. Dengan kapitalisasi pasar Rp2,64 triliun, MLPT adalah salah satu emiten milik Lippo yang ikut menguat berkat GoTo, karena memang Gojek sendiri disebut membeli sejumlah saham Hypermart.

Baca juga: Harga Emas Rontok, Intip Nasib 6 Saham Emiten Emas Berikut Ini

Pada Senin (24/5) kemarin, MLPT sempat menguat 1,23% ke level 1.645 dengan total transaksi Rp81 juta. Kendati begitu saat penutupan hari Selasa (25/5) sore, MLPT justru melemah 6,93% (105 poin) ke level 1.410.

Kesimpulan

Jika melihat pergerakan sejumlah saham di atas, bisa dibilang kalau melesatnya harga-harga saham sektor teknologi karena memang investor memanfaatkan momentum seperti kelahiran GoTo. Kondisi ini jelas berbeda dengan kinerja saham blue chip yang meskipun naiknya lambat, sudah sangat dipercaya oleh investor berkat kekuatan fundamentalnya.

Hal ini senada dengan penjelasan Anugerah Zamzami selaku analis Philips Sekuritas. Dimana meskipun kinerja emiten saham teknologi tercatat paling tinggi di antara indeks sektoral saat IHGS ambruk, anggota IDX Tech justru merupakan emiten dengan kapitalisasi pasar kecil. Namun kendati begitu, dirinya menyambut positif IPO startup unicorn atau decacorn seperti GoTo.

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar