Indofood Borong Saham Fritolay, Cheetos Hengkang dari Indonesia

Apakah Anda termasuk penggemar snack alias makanan ringan dengan merk Lays, Doritos hingga Cheetos? Maka sepertinya harus siap-siap untuk berpisah sejenak. Kenapa begitu? Karena baru-baru ini disebutkan kalau Lays, Doritos dan Cheetos hengkang dari Indonesia selama tiga tahun lamanya mulai Agustus 2021 hingga 2024.

Perpisahan ini sendiri bukan karena ketiga produk snack itu sudah tidak laku. Namun karena langkah bisnis yang dilakukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Perusahaan dengan kode emiten ICBP di BEI (Bursa Efek Indonesia) dilaporkan baru saja membeli seluruh saham PT Indofood Fritolay Makmur (IFL) pada 17 Februari 2021.

Sekadar informasi, sebelum dibeli ICBP, saham-saham IFL ini dimiliki Fritolay Netherlands Holding B.V, perusahaan yang berafiliasi dengan PepsiCo, Inc. Sebelumnya ICBP sudah memiliki sekitar 51% saham tapi kini langsung menjadi 99,99% saham, seperti dilansir Liputan6. Transaksi pembelian saham ini dibenarkan Gideon A.Putro, Sekretaris Perusahaan ICBP.

Baca juga: Negara-Negara yang Alami Resesi Ekonomi Akibat Covid-19

Penyebab Lays-Doritos-Cheetos Hengkang dari Indonesia

Doritos-Lays-Cheetos di minimarket

Dalam keterbukaan informasi BEI, disebutkan kalau transaksi pembelian saham IFL sebesar 49% itu senilai 494 miliar yang didanai dari kas internal perseroan. Dengan sudah resminya Indofood sebagai pemilik IFL, maka akhirnya perjanjian lisensi IFL dengan PepsiCo pun berakhir yang akhirnya berimbas pada cabutnya ketiga produk snack itu dari Indonesia.

Dari aturan bisnis diungkapkan kalau Fritolay, PepsiCo dan pihak afiliasi lain tak boleh memproduksi, mengemas, menjual, memasarkan dan mendistribusikan produk snack apapun di Indonesia yang bersaing dengan produk IFL selama tiga tahun. Aturan ini aktif sejak masa transisi enam bulan berakhir yakni pada Agustus 2021.

Tak butuh waktu lama, kabar Lays-Doritos-Cheetos hengkang dari Indonesia ini pun langsung memenuhi media sosial di Tanah Air. Karena memang bagaimanapun ketiga produk snack itu sudah dikenal oleh mayoritas warga negeri ini dan dijual bebas mulai dari pusat perbelanjaan modern hingga tradisional. Agar makin paham, berikut sejarah ketiga produk tersebut.

1. Doritos

Konon cikal bakal Doritos muncul dari Arch West, mantan karyawan Fritolay yang menjabat sebagai Eksekutif Periklanan dan Wakil Presiden Pemasaran. Saat itu West sedang berlibur dengan keluarganya di California selatan dan menyantap kripik tortilla di sebuah kios. Pengalamannya itu rupanya memunculkan ide tortilla sebagai produk baru Fritolay lewat nama Doritos.

Doritos pertama kali dijual pada tahun 1964 dan mengalami perkembangan varian rasa seperti rasa tacho di Mexico dan keju nacho yang muncul pada 1968. Barulah pada 1986, Doritos memiliki rasa saus salad. Dilaporkan bahwa pada tahun 2010, Doritos mampu mencatat penjualan hingga US$5 miliar dalam setahun.

2. Lays

Berbeda dengan Doritos, Lays justru hadir karena persaingan. Semua dimulai saat Herman W. Lay menjual snack kripik kentang ini sekitar tahun 1930 di wilayah Nashville, negara bagian Tennessee, Amerika Serikat. 14 tahun berlalu, Lays yang awalnya dijual keliling dengan mobil oleh Lay akhirnya menjadi snack yang pertama kali beriklan di TV.

Lays pun bertemu dengan snack kompetitornya yakni Fritos. Hampir 30 tahun bersaing, Lays dan Fritos justru bergabung dan membentuk perusahaan Fritolay pada tahun 1961. Tepat pada 1965, Fritolay bergabung dengan Pepsi-Cola untuk membentuk PepsiCo yang membuat Lays makin populer dan dijual di negara lain.

Menyesuaikan dengan pangsa pasar, Lays pun merilis aneka produk dengan rasa-rasa khas. Contohnya seperti rasa Magic Masala di India hingga rasa ayam kemangi dan kari kepiting untuk Lays di Thailand.

Baca juga: Perjalanan Harga Emas Tahun 2020, Bakal Rp4,5 Juta Per Gram?

3. Cheetos

Dan produk terakhir yang juga bakal berhenti diproduksi beberapa bulan lagi adalah Cheetos. Cheetos ditemukan Charles Elmer Doolin pada tahun 1948 di Dallas, negara bagian Texas. Doolin yang adalah pendiri Fritos ini akhirnya mengajak Lay untuk bermitra bisnis dan merilis Cheetos secara nasional, serta menjadi tulang punggung Fritolay.

Ketika pertama kali dirilis, Cheetos dikenalkan dengan varian Crunchy Sheetos yang kemudian dilanjutkan dengan Cheetos Puffs pada 1971. Karena menjadi produk terlaris Fritolay, Cheetos sampai memiliki restoran pop-up tersendiri di New York City pada tahun 2017 dengan tampilan dekorasi ala Cheetos.

Produk ini pun bahkan bekerjasama dengan jaringan restoran dunia. Sebut saja dengan Burger King lewat produk Mac n’Cheetos atau sandwich ayam goreng Cheetos dengan KFC.

Tanggapan Indofood soal Snack Fritolay Berhenti Produksi

persediaan Lays di minimarket
© media Indonesia

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, popularitas Doritos-Lays-Cheetos di Indonesia memang tidak bisa diremehkan. Kini dengan tinggal menyisakan masa transaksi selama enam bulan mulai Februari-Agustus 2021, sudah pasti ada banyak konsumen Tanah Air kehilangan. Menanggapi keluhan ini, Axton Salim selaku Direktur ICBP pun angkat bicara.

Melalui akun Instagram pribadinya, Axton pun mengunggah pantun pada hari Minggu (21/2) kemarin. Pantun itu berisi ’Makan snack bikin hidup berasa ringan. Snack yang lama memang enak, wajar kalau sedih karena ditinggalkan. Tapi tenang saja kisanak, rasa yang akan ada di masa depan’. Banyak yang menduga pantun Axton ini sebagai rencana baru bisnis ICBP.

Anda pun tak perlu cemas bakal kehilangan snack, karena produk-produk asli ICBP akan tetap dipasarkan. Menurut Stefanus Indrayana selaku General Manager Corporate Communication PT Indofood Sukses Makmur Tbk menjelaskan kalau produk Chitato, Qtela, Chiki dan Jetz akan tetap bisa ditemui di pasar, mall, toko hingga minimarket Tanah Air.

Sementara itu di lain pihak, PepsiCo tampaknya tunduk dengan kesepakatan penghentian produksi Doritos-Lays-Cheetos selama tiga tahun di Indonesia. Dalam keterangan resmi Shabilla Ghizani selaku Corporate and Public Affairs PepsiCo, PepsiCo juga menyetujui penjualan saham minoritas di IFL yang adalah perusahaan joint venture snack dengan ICBP.

Baca juga: Mengenal Komunitas Investor Saham Pemula (ISP)

Tak banyak yang tahu kalau hubungan kemitraan PepsiCo dengan Indofood sendiri sudah berjalan sukses selama 30 tahun. Kendati sudah berakhir, PepsiCo tetap menganggap Indonesia sebagai pasar penting. Selama masa penantian tiga tahun ini, PepsiCo tetap akan menawarkan Quaker Oat hingga nanti Doritos-Lays-Cheetos kembali.

Mengintip Kinerja ICBP Usai Cheetos Hengkang dari Indonesia

tampilan chip Doritos - Lays - Cheetos

Dengan resmi Cheetos hengkang dari Indonesia beserta Doritos dan Lays, sedikit banyak saham ICBP pun bergejolak di pasar modal. Lantas apakah ini akan membuat perusahaan yang memproduksi mie instant favorit jutaan penduduk Indonesia yakni Indomie ini bakal merugi? Atas hal itu, Reza Priyambada selaku Analis Senior CSA Research Institute pun angkat bicara.

Menurut Reza, langkah Indofood membeli seluruh saham IFL itu hanya berimbas ke porsi kepemilikan saham perusahaan induk saja. Lantaran melibatkan induk perusahaan dan anak usaha, pengaruh terhadap perseroan hanya bisa dilihat dari strategi bisnis ICBP ke depannya. Lantaran sejumlah produk dihentikan, ICBP tentu harus mampu mencari peluang untung lain.

Sementara itu setelah transaksi pembelian saham itu terjadi, dari data RTI dilaporkan bahwa saham ICBP tetap diam tak bergerak di posisi Rp8.825 per lembar saham. Meskipun pada pembukaan perdagangan, ICBP sempat naik 75 poin ke level Rp8.900 per saham.

Dengan total frekuensi perdagangan 4.433 kali dan nilai transaksi Rp49,5 miliar, investor asing dilaporkan menjual saham ICBP sebanyak Rp13,3 miliar. Melihat kondisi ini, ICBP sepertinya masih tidak kehilangan pesonanya di mata investor dan termasuk salah satu blue chip yang menjanjikan di BEI. Jadi untuk Anda para investor, jangan terlalu sedih meski Cheetos hengkang dari Indonesia, ya!

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar