Penting! Ini Cara Membedakan Saham Likuid dan Tidak Likuid

Bagi Anda para investor pemula yang ingin memulai investasi saham, pasti sudah pernah mendapatkan saran dari para investor senior/ untuk memilih saham yang likuid. Entah itu Anda secara langsung ataupun lewat media lain seperti youtube dan artikel yang diperuntukan bagi pemula. Semuanya hampir menyarankan untuk memperhatikan likuiditas saham. Kalau ada saham likuid, berarti ada juga saham yang tidak likuid ya?

Betul, selain ada saham likuid ada juga yang sebaliknya (saham tidak likuid). Tapi pertanyaannya, apa sih sebenarnya saham likuid itu? Sepenting apakah itu dalam bertransaksi saham? Dan bagaimana cara menemukan saham yang likuid?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut sangatlah wajar ditanyakan oleh investor pemula. Karena di BEI kita di hadapkan dengan ratusan emiten saham yang siap kita pilih. Sebagai investor pastinya ingin memilih saham-saham dari perusahaan terbaik. Oleh karena itu investasi tanpa ilmu bagaikan berjalan di lautan luas tanpa arah.

Apalagi sebagai pemula, wajib juga bagi kita mempertimbangkan saran dan ilmu tentang investasi saham sebelum terjun melakukan transaksi saham di pasar modal. Baiklah, langsung saja kita bahas satu persatu, kita mulai dengan mendefinisikan tentang likuiditas saham.

Apa itu Likuiditas Saham

Apa itu saham likuid

Singkatnya, likuiditas bisa kita artikan seberapa seringnya suatu saham di perdagangkan di dalam suatu waktu/ periode tertentu. Semakin tinggi volume saham yang sering di perdagangkan maka akan semakin baik likuiditas suatu saham. Kita bisa membayangkan bahwa akan terjadi perubahan transaksi jual beli saham secara masif dalam periode tertentu.

Konsekwensinya, semakin banyak dan seringnya para investor melakukan transaksi saham maka saham akan lebih mudah untuk di perjual belikan di pasar modal. Disinilah letak mengapa likuiditas itu penting bagi para investor.

Karena biasanya perusahaan yang likuiditasnya baik memiliki track record finansial yang baik pula. Hal ini akan sangat berefek pada ketahanan saham di masa depan, karena mudah di perjual belikan. Hanya sekedar mengingatkan, investasi saham merupakan jenis investasi jangka panjang dengan tujuan keuangan minimal selama 5 tahun kedepan.

Baca juga, Mau Investasi Saham? Pahami Dulu Apa itu Bid dan Ask Serta Istilah Lain

Pengaruh Saham yang Likuid

Sepenting apa sih saham yang likuid itu dalam investasi saham? Spesifiknya, apa dampaknya jika kita memilih saham yang memiliki likuiditas yang baik dan sebaliknya?

  • Saham likuid lebih banyak peminatnya, artinya pergerakan harga sahamnya akan lebih pasti
  • Akan lebih mudah membeli dan menjual saham sewaktu-waktu (tidak khawatir saham mengendap)
  • Tingkat return/ pengembalian lebih pasti

Tapi apakah saham yang tidak likuid sama dengan saham yang berkinerja buruk?

Tidak juga. Ternyata pada tahun 2013 sekelompok peneliti sebut saja Roger G Ibbotson, Zhiwu Chen, Daniel Y.J, dan Wendy Y. Wu membuat sebuah penelitian yang berjudul “Likuiditas sebagai Gaya Investasi”.

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh/ dampak likuiditas pada return jangka panjang. Objek yang di teliti adalah 3500 saham di bursa efek US dari segi volume dan kapitalisasi pasar dalam rentang tahun 1972 hingga 2011.

Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa saham-saham yang memiliki kapitalisasi saham kecil memiliki tingkat pengembalian rata-rata sebesar 16,4% per tahunnya.

Dimana hal ini 5,4% kinerjanya lebih baik daripada saham berkapitaliasasi besar (paling sering di perdagangangkan). Namun demikian, tetap saja Anda perlu mengetahui mengapa saham tersebut tidak likuid jika Anda tertarik membeli saham-saham yang kurang likuid di BEI.

Penyebab Likuiditas Saham

Saham yang likuid artinya saham tersebut banyak diminati para investor. Mengapa sebuah saham bisa begitu diminati pada periode tertentu?Biasanya hal ini di pengaruhi oleh banyak faktor dan biasanya tentun karena kinerja perusahaan yang telah teruji. Selain itu bisa juga karena :

  • Sentimen industri terkait
  • Aksi korporasi yang dilakukan
  • Kondisi ekonomi

Selain itu, ada hal menarik yang ,umghkin behubungan dengan faktor-faktor diaatas yakni : kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan keuangannya (likuiditas perusahaan).

Berdasarkan hasil dari penelitian yang di lakukan oleh Lisa Puspitasari Sugiono dan Y. Jogi Christiawan yang berjudul “Analisa Faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Pada Industri Ritel yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012” likuiditas perusahaan bisa di pengaruhi oleh :

  • Ukuran besar kecilnya perusahaan
  • Kesempatan bertumbuh
  • Perputaran modal kerja

Berikut adalah gambaran dari salah satu faktor yang telah di sebutkan diatas, untuk penjelasan selengkapnya Anda bisa mengunjungi link berikut.

Ukuran Besar Kecilnya Perusahaan

Faktor pertama yang kemungkinan mempengaruhi likuiditas sebuah saham adalah ukuran besar kecilnya perusahaan (emiten) berdasarkan lapangan usahanya. Hal ini bisa di lihat dari total penjualan, total asset, rata-rata tingkat penjualan.

Biasanya perusahaan yang skalanya sudah besar maka secara akses dalam mendapat sumber pendanaan dari luar juga akan besar.

Hal ini dikarenakan perusahaan besar dianggap memiliki kesempatan yang lebih besar dalam memenangkan persaingan di industrinya. Dengan kata lain perusahaan besar akan lebih mudah menjdapatkan pinjaman untuk pendanaan bisnis.

Setidaknya, ukuran perusahaan dengan skala besar bukan hanya lebih mudah mendapatkan pendanaan dari pasar modal tapi juga memiliki bargaining power (kekuatan tawar-menawar).

Selain itu perusahaan yang lebih besar juga memiliki pengaruh dari segi biaya dan return yang membuatnya bisa mendapatkan lebih banyak laba.

Cara Membedakan Saham Likuid dan Tidak Likuid

Ini Cara Membedakan Saham Likuid dan Tidak Likuid

Inilah cara untuk membedakan apakah suatu saham memiliki likuiditas yang baik ataukah tidak

1. Coba Perhatikan Kapitalisasi Pasarnya

Hal pertama yang perlu di lakukan untuk mengetahui apakah saham tersebut likuid ataukah tidak adalah dengan memperhatikan kapitalisasi pasarnya. Kapitalisasi pasar (market cap) adalah harga keseluruhan dari sebuahperusahaanatau mudahnya adalah harga yang harus Anda siapkan jika ingin membeli suatu perusahaan tertentu.

Kapitalisasi pasar ini bisa berubah-ubah setiap waktu dipengaruhi oleh saham yang beredar dan nilai/ harga sahamnya. Tapi perlu Anda tahu, bahwa banyak nya saham yang beredar tidak mesti berbanding lurus dengan harga sahamnya. Bisa jadi sahamnya banyak beredar namun harga sahamnya tidak kompetitif. Inilah yang bisa menjadi penyebab sebuah saham tidak likuid.

Semakin besar nilai kapitalisasi pasarnya, maka biasanya saham tersebut semakin likuid. Berikut adalah kategori besar atau kecilnya kapitalisasi pasar sebuah saham!

  • Besar : lebih dari Rp 4 triliun
  • Sedang : Rp 2 triliun – Rp 4 triliun
  • Kecil : Kurang dari Rp 1 triliun

2. Perhatikan Bid Offernya

Jika Anda menggunakan sebuah aplikasi dari sekuritas tertentu, coba perhatikan kolom bid offer saham yang Anda minati.

Singkatnya, bid offer adalah proses tawar menawar antara pembeli dan penjual, dalam hal ini yang di perjual belikan adalaBiasanya saham yang likuid, bid offernya terlihat ramai atau banyak. Beda dengan saham yang tidak likuid yang catatan bid offernya sedikit.

3. Cari Tahu Apakah Emiten Sering Terkena Kasus

Cari tahu juga tentang kasus-kasus yang pernah di alami oleh emiten terkait. Coba cek apakah emiten sering terkena kasus seperti terlilit utang, penunggakan gaji karyawan, pelanggaran aturan BEI, mengalami tingkat kerugian yang terus-menerus dan lain-lain. Hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja emiten di bursa efek.

4. Mengukur Tingkat Likuiditasnya

Saat ini ada website atau aplikasi yang bisa membantu Anda mengukur tingkat likuiditas sebuah saham. Untuk mempermudah prosesnya, Anda bisa memeriksa saham berdasarkan sektor/ industrinya. Atau Anda juga bisa mengukur sendiri tingkat likuiditas menggunakan rumus berikut :

Kapitalisasi pasar (Market cap)= harga saham x jumlah saham yang beredar

Dimana Mencari Informasi Tentang Likuiditas Saham

Dimana Mencari Informasi Tentang Likuiditas Saham

Sebenarnya bursa efek membuat sebuah indeks yang di dalamnya terdapat saham-saham yang di kategorikan sebagi saham yang memiliki likuiditas yang baik yakni IDX LQ45 dan juga IDX30. Namun tetap saja, tidak ada salahnya jika Anda melakukan double check dengan mempertimbangkan beberapa hal terkait likuiditas saham yang sudah di bahas sebelumnya.

  • Lewat Data-data di Situs Resmi BEI atau Emiten Bersangkutan
  • Lewat Indeks Saham

Seperti yang telah di sebutkan, BEI sendiri sudah menyediakan index saham IDX LQ45 dan IDX30 yang isisnya merupakan saham paling likuid di Bursa. Mungkin sebagian dari Anda yang bertanya, apa perbedaan dari kedua indeks tersebut?

Yuk baca ulasan, Daftar Saham Small Cap Cemerlang Calon Multibagger

Sebenarnya IDX30 adalah 30 saham terlikuid dari 45 saham yang ada di LQ45. Sebagai wawasan berikut adalah contoh saham-saham yang termasuk dalam IDX LQ45 dan IDX30 tahun ini!

IDX LQ45

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya, IDX LQ45 merupakan indeks saham yang buat BEI untuk mengkategorikan saham-saham likuid.

Seperti namanya, saham yang ada di dalam indeks ini ada 45 saja dari ratusan saham yang ada. Berikut adalah beberapa saham yang termasuk dalam indeks LQ45 berdasarkan data evaluasi minor bulan Mei-Juli 2021. Untuk daftar selengkapnya Anda bisa membaca di artikel khusus yang lain ya.

NoKode SahamNama Perusahaan
1ACESAce Hardware Indonesia Tbk.
2ADROAdaro Energy Tbk.
3AKRAAKR Corporindo Tbk.
4ANTMAneka Tambang Tbk.
5ASIIAstra International Tbk.
6BBCABank Central Asia Tbk.
7BBNIBank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
8BBRIBank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
9BBTNBank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
10BMRIBank Mandiri (Persero) Tbk.
11BSDEBumi Serpong Damai Tbk.
12BTPSBank BTPN Syariah Tbk.
13CPINCharoen Pokphand Indonesia Tbk
14CTRACiputra Development Tbk.
15ERAAErajaya Swasembada Tbk.
16EXCLXL Axiata Tbk.
17GGRMGudang Garam Tbk.
18HMSPH.M. Sampoerna Tbk.
19ICBPIndofood CBP Sukses Makmur Tbk.
20INCOVale Indonesia Tbk.
21INDFIndofood Sukses Makmur Tbk.
22INKPIndah Kiat Pulp & Paper Tbk.
23INTPIndocement Tunggal Prakarsa Tbk.
24ITMGIndo Tambangraya Megah Tbk.
25JPFAJapfa Comfeed Indonesia Tbk.
dst…

IDX30

Karena di indeks LQ45 sudah di sebut daftar saham paling likuid di BEI yang 30 diantaranya masuk dalam IDX30, sehingga kali ini yang akan di sebutkan adalah saham-saham yang tidak masuk dalam IDX30 saja. Berikut adalah daftarnya!

NoKode SahamNama Perusahaan
1ACESAce Hardware Indonesia Tbk.
2AKRAAKR Corporindo Tbk.
3BSDEBumi Serpong Damai Tbk.
4CTRACiputra Development Tbk.
5ERAAErajaya Swasembada Tbk.
6INTPIndocement Tunggal Prakarsa Tbk.
7ITMGIndo Tambangraya Megah Tbk.
8JPFAJapfa Comfeed Indonesia Tbk.
9JSMRJasa Marga (Persero) Tbk.
10MEDCMedco Energi Internasional Tbk.
11MIKAMitra Keluarga Karyasehat Tbk.
12PTPPPP (Persero) Tbk.
13SMRASummarecon Agung Tbk.
14TPIAChandra Asri Petrochemical Tbk.
15WIKAWijaya Karya (Persero) Tbk.

Kesimpulan

Likuiditas saham cukup penting di perhatikan bagi para pemula. Hal ini bukan berarti saham yang tidak likuiq itu berkinerja buruk, namun setidaknya saham likuid memberikan petunjuk bahwa saham-saham tersebut memiliki track record kinerja yang teruji.

Anda bisa memperhatikan beberapa hal yang telah di bahas di atas untuk mencari tahu apakah saham yang Anda minati itu likuid ataukah tidak. Demikian ulasan mengenai cara membedakan saham yang likuid dan tidak likuid di pasar modal. Semoga bermanfaat!

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.

Tinggalkan komentar