Belajar Saham, Tips Aman Berinvestasi Saham Untuk Pemula

Sebagai seorang pemula kita wajib belajar dan mengetahui tentang seluk-beluk saham dan pasar modal, sebagai upaya kita untuk lebih aman dan bijak dalam berinvestasi.  

Setelah mengetahui tentang seluk-beluk saham pada pembahasan sebelumnya Belajar Saham, Mengenal Lebih Dalam Tentang Saham

Sekarang kita tinggal melakukan tips berinvestasi saham dengan aman khususnya bagi pemula dan tentunya disuaikan dengan kebutuhan dan keadaan kita masing-masing.

Karena setiap individu memiliki tujuan berinvestasi yang mungkin berbeda dari yang lain, ada yang fokus pada investasi jangka pendek, menengah atau bahkan jangka panjang.

Dimana dari ketiga tujuan tersebut memiliki karakteristik dan risiko masing-masing dalam berinvestasi di pasar modal.

Investasi saham sendiri merupakan jenis investasi yang mulai banyak digunakan oleh sebagian orang khususnya di Indonesia.

Meski investor di pasar modal masih didominasi oleh investor dari luar negeri namun sekarang angka pertumbuhan investor domestik terus mengalami peningkatan.

Nah pada pembahasan kali ini kita akan mengulas secara lebih dalam tips aman bagaimana seharusnya kita berinvestasi saham.

Baca: Belajar Saham, Pengetahuan Dasar Investasi Saham, Yuk Pahami!

Untuk itu agar lebih memudahkan bagi kita dalam memahami, kami akan membagi dalam beberapa sub pembahasan. Diantaranya:

  1. Bagaimana mengenali kapasitas diri kita?
  2. Apa bedanya Investasi dan Trading saham?
  3. Bagaimana mengenali saham yang dibeli?
  4. Jadilah Investor, bukan Spekulator atau Penjudi!

Langsung saja yuk kepembahasan yang pertama;

Kenali Kapasitas Diri Kita

Kenali Kapasitas Diri Kita

Sebelum terjun ke dunia investasi saham alangkah baikya kita mengenali kapasitas diri kita sebagai investor saham.

Karena hal ini akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam berinvestasi.

Ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan pada diri kita, diantaranya:

  • Kita perlu mengenali tujuan kita membeli saham.
  • Kita perlu mengetahui kekuatan keuangan kita.
  • Kita perlu mengenali temperamen kepribadian kita.
  • Kita juga perlu mengenali jenis-jenis investor, termasuk yang manakah kita?

# Kenali Tujuan Kita Membeli Saham

Tujuan orang berinvestasi saham rupa-rupa, namun kesemuanya itu memiliki tujuan yang sama yaitu supaya dapat menghasilkan pundi-pundi uang secara berkala.

Pada dasarnya, ada beberapa alasan seseorang mau merisikokan uangnya pada investasi saham diantaranya ingin cepat kaya, memiliki uang tambahan, ingin terlihat intelek dan masih banyak alasan lainnya.

Kesemuanya itu tidaklah salah, bukankan berinvestasi saham juga menawarkan keuntungan yang menjanjikan.

Selama kita dalam koridor yang benar maka hal-hal tersebut mungkin saja bisa diwujudkan dalam berinvestasi saham.

Untuk itu sebelum benar-benar kita terjun berinvestasi saham, coba renungkanlah kembali kira-kira mana yang menjadi tujuan kita berinvestasi saham.

Hindarilah investasi dengan kecenderungan spekulasi tanpa memahami apa itu saham dan bagaimana cara berinvestasi yang aman.

# Ketahui Kekuatan Keuangan kita

Memang benar yang namanya berinvestasi jelas memerlukan uang, yang masih sering keliru adalah modal yang kita butuhkan dalam investasi saham harus dalam jumlah yang besar.

Cobalah hitung kembai kekuatan uang kita dalam memulai berinvestasi saham, baik ketika kita adalah sebuah karyawan atau pun berwiraswasta.

Usahakan uang yang akan kita gunakan dalam berinvestasi saham adalah uang yang aman. Artinya uang yang bebas. Tidak lagi mengambil uang yang kita gunakan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Karena ketika kita menggunakan uang yang kita gunakan dalam kebutuhan sehari-hari malah menjadi beban dan justru bisa mendorong kita kejurang keselitan finansial.

Karena investasi saham bukan hanya menjanjikan keuntungan namun didalamya juga terdapar risiko yang besar, bila mana kita tidak berhati-hati maka tidak menutup kemungkinan uang kita akan hilang dengan percuma.

# Kenali Kepribadian Kita

Langkah selanjutnya adalah mengetahui kepribadian diri. Kita perlu mengetahui keperibadian diri karena:

  1. Apakah kita mudah tersulut emosi?
  2. Atau kita tipe orang yang keras kepala?
  3. Atau kita tidak bisa menahan diri dalam mempertaruhkan uang?
  4. Atau kita mudah panik?
  5. Atau apakah kita cukup objektif dalam menilai sesuatu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kita renungkan. Lebih baik bila kita mempunyai pandangan yang objektif, terbuka, dan tidak mudah panik atau stres.

Mengapa kita perlu mengetahui kepribadian diri? Ada dua masalah psikologis mendasar yang biasa ditemui oleh investor saham yaitu keserakahan (greed) dan ketakutan (fear).

Dua masalah ini, bila tidak dapat kita kendalikan, maka uang kita dapat habis seketika.

Berinvestasi saham dalam jangka panjang diperlukan pengendalian diri untuk dapat menghadapi gejolak pasar saham yang tidak menentu.

Jika kita bukan orang yang pandai menahan diri, sebaiknya kita perlu pikir kembali niat kita berinvestasi di pasar modal.

# Jenis Investor Apakah Kita?

Terakhir, kita perlu mengenali kekuatan diri kita, Termasuk jenis investor apakah kita? Ada berbagai tipe investor berdasarkan cara pandang yang dipegangnya dalam membeli saham, antara lain:

  1. Friend Investor, yaitu investor yang bergantung pada nasihat teman dalam keputusan investasinya.
  2. Scuttlebutt Investor, yaitu investor yang membeli atau menjual saham berdasarkan rumor yang beredar.
  3. Economist Investor, yaitu investor yang membeli atau menjual saham berdasarkan peramalan kondisi ekonomi.
  4. Technical Investor, yaitu investor yang membeli atau menjual saham berdasarkan analisis pergerakan harga saham. Analisis ini juga disebut analisis teknikal.
  5. Growth Investor, yaitu investor yang membeli saham-saham yang memiliki prospek pertumbuhan laba yang bagus. Investor ini hanya membeli saham yang perusahaannya konsisten mencatat pertumbuhan laba.
  6. Value Investor, yaitu investor yang membeli saham berdasarkan perhitungan nilai wajar sebuah saham. Bila harga saham jauh lebih rendah dibandingkan nilai wajarnya, maka seorang Value Investor akan membeli saham tersebut.

Sebaiknya kita konsisten dalam mendalami sebuah strategi investasi. Kebanyakan orang khususnya pemula terkadang haus mencoba berbagai strategi, pilih saja dulu satu yang menurut kita sesuai dengan diri kita.

Karena suatu strategi investasi bisa saja cocok diterapkan oleh orang lain namun tidak cocok bagi kita.

Selain jenis-jenis investor di atas, ada juga pembagian jenis investor berdasarkan jangka waktu investasinya, yaitu:

  • Investor Jangka Panjang
  • Investasi Jangka Menengah
  • Investor Jangka Pendek

Untuk lebih jelasnya mengetahui jenis investor berdasarkan jangka kalian bisa membacanya disini; Pengertian Investasi Jangka Pendek, Menengah, Panjang dan Jenisnya

Dan satu lagi yaitu:

  • Daily Trader, yaitu tipe investor yang bertransaksi dalam hitungan menit dan jam dalam sehari.

Perbedaan Investasi vs Trading

Perbedaan Investasi vs Trading

Setelah mengenali diri kita sendiri, barulah kita bisa memilih untuk menjadi Investor saham atau Trader saham.

Tidak semua orang cocok untuk menjadi investor saham, dan juga tidak semuanya cocok menjadi trader saham. Lalu apa bedanya? mari simak penjelasan berikut;

Pada dasarnya pokok perbedaannya adalah soal jangka waktu. Berinvestasi saham, memiliki jangka waktu yang panjang, sedangkan Trading saham adalah transaksi jangka pendek.

Hal ini membentuk perbedaan pada strategi, prinsip serta tindakannya, untuk itu kita harus lebih cermat disesuaikan dengan tujuan dan pilihan jenis investasi yang kita akan pilih.

Silahkan simak lebih detail tentang perbedaan investasi dan trading pada pembahasan di bawah ini;

# Berinvestasi Saham

Berinvestasi artinya mengumpulkan suatu bentuk aset dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan.

Pada pasar saham, investasi dapat diartikan sebagai kegiatan membeli saham dan menyimpannya untuk dijual kembali nantinya.

Biasanya seorang Investor saham tidak terlalu peduli dengan gejolak harga yang terjadi dalam pasar modal, jika tujuan investasi dari awal sudah jelas.

Lebih baik kita fokus pada keadaan fundamental perusahaan. Dengan catatan saham yang dibeli yaitu saham perusahaan yang sehat dengan fundamental yang kokoh.

Prinsip yang dianut oleh investor saham adalah Buy and hold. Mereka akan menyimpan saham dengan jangka waktu 1 tahun atau lebih.

Investor hanya akan melepas sahamnya ketika tujuan investasinya telah terpenuhi, atau kualitas emiten mulai memburuk.

Baca: Bagaimana Strategi Investasi Saham Bagi Pemula? Berikut Langkahnya!

# Trading Saham

Trading saham adalah sebuah aktivitas transaksi saham jangka pendek. Orang yang melakukan aktivitas trading saham disebut sebagai trader.

Ada perbedaan mendasar antara investasi dan trading yang perlu kita ketahui, jika investasi saham memerlukan waktu yang lama berbeda halnya dengan trading hanya memerlukan waktu singkat bisa hitungan hari bahkan jam.

Seorang Trader akan fokus pada sentimen dan kondisi pasar dibanding performa emiten sahamnya.

Prinsip dasarnya adalah buy and sell. Mereka akan selalu memanfaatkan fluktuasi harga untuk mendapatkan keuntungan dari selisih beli jual tersebut.

Kenali Saham yang Dibeli

Kenali Saham yang Dibeli

Setelah memutuskan menjadi investor atau trader, langkah berikutnya adalah mengenali saham itu sendiri.

Investasi saham memang memiliki risiko yang tinggi, jika kita tidak mengenali saham dengan baik. Maka dari itu kita perlu mengetahui faktor penentu naik turun harga saham tersebut.

Naik turunnya harga saham mencerminkan nilai sebuah perusahaan di mata masyarakat. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor mulai dari makro hingga mikro. Faktor-faktor tersebut antara lain:

# Kondisi Makro Dunia Usaha

Harga saham dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi pemerintah, kondisi politik keamanan dan lain sebagainya.

Pertumbuhan ekonomi juga menentukan harga saham, jika ekonomi lesu, maka kinerja perusahaan ikut memburuk dan membuat harga saham turun.

Jika ekonomi menguat, prospek perusahaan akan bertambah cerah, demikian pula harga sahamnya.

Sama halnya dengan kondisi politik dan keamanan suatu negara juga akan berpengaruh pada konsisi saham di pasar modal.

# Kondisi Sektor dan Industri

Selain faktor di atas hal yang juga perlu kita tahu adalah dalam sektor industri sebuah perusahaan yang kita pilih dalam berinvestasi.  

Karena kondisi industri suatu perusahaan juga mempengaruhi harga sahamnya. Industri yang bertumbuh pesat akan melambungkan harga saham perusahaan industri tersebut.

# Kondisi Fundamental Perusahaan

Kondisi fundamental perusahaan pasti mempengaruhi pergerakan harga saham.

Apakah perusahaan memiliki manajemen yang solid dan profesional? Seperti apa kondisi keuangan perusahaan? Apakah manajemen dikelola oleh orang yang jujur?

Hal-hal tersebut sangatlah vital untuk menentukan bagus tidaknya fundamental sebuah perusahaan. Perusahaan berfundamental kokoh biasanya memiliki harga saham yang bagus.

# Rumor Yang Beredar

Rumor yang beredar juga mempengaruhi pergerakan harga saham, walaupun hanya sekedar isu.

Biasanya rumor perusahaan kecil yang akan diakuisisi dapat menaikkan harga saham perusahaan kecil yang bersangkutan, atau rumor yang mengatakan suatu perusahaan memperoleh keuntungan dalam suatu kuartal juga akan memperngaruhi harga sahamnya juga.

#Aksi Korporasi Perusahaan

Kebijakan suatu perusahaan atau Aksi Korporasi juga dapat berdampak langsung pada kinerja perusahaan baik sekarang maupun di masa mendatang. Aksi korporasi yang dapat dilakukan oleh perusahaan antara lain:

  • RUPS / Rapat Umum Pemegang Saham, membahas tentang kinerja perusahaan ke depannya. Investor dapat menghadiri RUPS dengan mengajukan KTUR kepada broker dan membawa KTUR ke RUPS.
  • Right Issue, yaitu aksi menambah lembar saham baru untuk dijual kepada investor. Bila investor tidak ingin kepemilikannya berkurang, maka investor bisa membeli saham baru di harga yang ditetapkan.
  • Waran, yaitu hak yang diberikan pada investor untuk membeli saham pada harga yang ditentukan oleh penerbit warran.
  • Stock Split, yaitu aksi pemecahan harga saham dengan menambah jumlah lembar saham yang beredar.
  • Reverse Stock Split, yaitu kebalikan dari stock split, adalah aksi mengurangi lembar saham yang beredar untuk memperbesar harga saham yang beredar.
  • Dividen, yaitu aksi pembagian hasil keuntungan kepada investor. Dividen dapat berupa Rupiah, juga dapat berupa saham sesuai ketentuan yang ditetapkan.
  • Buy Back, yaitu aksi pembelian kembali saham yang beredar oleh perusahaan untuk mengurangi kepemilikan publik atas saham tersebut.

Berinvestasilah, Bukan Berspekulasi

Berinvestasilah, Bukan Berspekulasi

Yang pelu menjadi catatan bagi kita adalah bahwa berinvestasi saham sangat berbeda dengan berspekulasi atau berjudi.

Ada stategi dan kemapuan yang perlu kita dalami dalam berinvestasi saham, perbedaan mendasar terletak pada kedalaman analisis yang dilakukan ketika melakukan transaksi.

Jika seorang spekulan melakukan transaksi secara untung-untungan tanpa dasar analisis yang kuat, berbeda dengan investasi saham.  

Dalam berinvestasi saham kita perlu pengetahuan yang cukup dalam menganalisis keadaan pasar modal dan kondisi perusahaan.

Kita bisa memilih untuk menjadi investor saham, atau menjadi trader saham. Namun, janganlah menjadi penjudi saham. 

Baca juga; Inilah Alasan Pentingnya Money Management dalam Investasi Saham

Itulah tips aman berinvestasi saham bagi pemula, siapa pun bisa sukses di Investasi saham tak peduli dari latar belakang sosial atau pendidikan.

Semuanya memiliki peluang yang sama dalam mendulang keuntungan di pasar modal. Semoga bemanfaat!

  • Leverage 1:500
  • Min Deposit : $25
  • 50% Bonus setiap deposit
  • Perlindungan Saldo Negatif
  • Spread mulai 0,7 Pips
  • Platform: Metatrader MT4, MT5
  • Regulasi: IFSA (St. Vincent Grenadines)
  • Copy Trading
  • Akun Islami
  • Kontes !
  • Broker Forex & CFD Teregulasi Internasional
  • Min Deposit $100 ( Akun Standar )
  • Leverage hingga 1:3000
  • Platform Trading MT4,MT5, dan Terminal Trading
  • Bebas Biaya Komisi
  • Bonus $5 untuk pengguna akun baru
  • Tersedia akun Cen, Mikro dan Standar

Disclaimer On.

Pandangan diatas merupakan pandangan dari Sahamtop.com, Kami tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian kamu sebagai investor dalam transaksi. Keputusan tetap ada pada Investor.